Waktu yang paling jeongguk dan taehyung benci adalah saat squad mereka sedang berkumpul bersama, seperti sekarang.
Teman mereka yang satu-satunya perempuan berinisial seulgi terlalu hiperaktif saat kedua pasutri itu mendudukkan tubuhnya di sofa restoran.
Iya. Taehyung dan jeongguk selesai membeli keperluan bulanan mereka, apalagi keadaan keduanya sangat mendukung. Dimana jeongguk selaku tokoh ber-title cowok berotot membawakan barang belanjaan mereka sendirian dan taehyung hanya bergelayut manja di lengan jeongguk sembari memainkan hapenya.
Siapa yang menduga jika mereka hanya sahabat? Orang awam saja mengatakan —bahkan memekik gemas saat kedua insan itu berinteraksi sangat manis.
"Lo bisa ae kalo nyari sahabat sih guk? Nyari yang kaya taehyung ada dimana ya, kalo ada gue minta satu aja." Ucap hoseok yang sekarang menaruh ice frappuccino nya ke meja, menggunakan waktu sebaik mungkin setelah taehyung pergi dari sana untuk memesan minuman.
Jeongguk tergelak, ia tidak suka jika teman-temannya membahas tentang kehidupannya atau kehidupan sahabatnya. Baginya itu sebuah privasi yang tidak untuk dipublikasikan.
"Ya ada dimana-mana. Lo bisa cari dikampus kek, dimall kek, dikafe kek, atau parahnya ditoilet." Jeongguk menjawab dengan ogah-ogahan, memilih mengeluarkan ponsel pintarnya dan membuka aplikasi yang sedang digandrungi oleh berbagai kalangan masyarakat, yaitu Instagram.
Ia merasakan bahunya ditepuk. Masih dengan kejengahan dibenaknya, ia menoleh. Melihat raut wajah hoseok yang seakan menunjukkan sesuatu dari dagunya, jeongguk pun mengikuti arahan dari hoseok.
Matanya menangkap sosok taehyung yang bercakap-cakap dengan seseorang yang sebelumnya tidak pernah ia kenal. Pikirannya sibuk mengingat siapa lelaki yang sekarang sedang mengusak rambut taehyungnya seolah mereka telah lama berpisah.
Namun nihil, ia tidak bisa berpikir untuk sekarang. Pikirannya hanya terfokus oleh pemandangan di hadapannya, tanpa sadar ia menggertakkan giginya sampai membuat rahangnya keras.
"Calm down, guk. Bisa aja dia cuma nyapa doang, atau temu kangen mungkin? Hahaha."
Teman-temannya —terlebih chanyeol, daniel, dan hoseok menertawakan kelakuannya yang terbilang cukup kekanakkan. Namun baginya, lelaki tersebut mengibarkan bendera perang yang cukup membuatnya tertantang.
Berbeda dengan seulgi dan para kurcacinya. Mereka bisa merasakan jika jeongguk sudah mengeluarkan tanduknya. Felix melihat seulgi dengan tatapan yang menuntut.
"Mami, liat deh tangannya bang gukguk. Putih gitu kaya mayat, beneran marah keknya." Ucapnya yang sedikit mendekat kepada seulgi agar jeongguk tidak mendengarnya.
Seulgi membenarkan perkataan kurcacinya. Jika terus dibiarkan seperti ini, pasti akan ada perang ketiga yang melibatkan pertumpahan darah di restoran ini.
Berlebihan, batin seulgi.
"Gimana kalo kak tae aja kita beritahu? Sumpah galucu banget kalo gukguknya ngamuk ke si pawang." Ungkap jaemin. Sejak kapan jaemin yang sopan santun menjadi lebih beringas seperti ini? Kebanyakan berteman dengan squad seulgi pasti.
Semua kembali ke seulgi, ia memikirkan cara yang pas agar salah satu sisi dapat memahami sisi lainnya.
Layaknya permainan bongkar pasang yang setiap sisinya berbeda, namun mereka bisa mengubah arah tempatnya sesuai dengan sisi lainnya. Menjadikan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Seulgi sedang berpikir, namun teriakan felix menghilangkan konsentrasinya.
"WOI BANG JEONGGUK! JANGAN BAKU HANTAM, BANG!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Instagram ; Kookv
Fiksi Penggemar[END] ❝ᴊᴀᴅɪ, ᴊᴇᴏɴɢɢᴜᴋ sᴀᴍᴀ ᴛᴀᴇʜʏᴜɴɢ ɪᴛᴜ ᴄᴜᴍᴀɴ sᴀʜᴀʙᴀᴛᴀɴ? ʏᴀᴋɪɴ ᴍᴇʀᴇᴋᴀ ɴɢɢᴀᴋ ᴘᴀᴄᴀʀᴀɴ?❞ ©️ 2017 Fufflytata