Masih Rindu.

429 56 9
                                    

Semburat warna oranye, kuning, dan merah kini menghiasi langit kota sebagai pertanda akan memasuki waktu malam hari.

Tetapi, seorang gadis masih melanjutkan langkahnya. Dengan ditemani alunan musik yang terdengar di telinganya—karena ia sekarang memakai earphone. Berharap dapat segera melewati taman kecil ini.

Wush—

Angin bertiup kencang, membuat surai hitam kecoklatan sebahu miliknya bergerak mengikuti angin. Diikuti dengan daun pohon di taman yang berguguran, membuat sensasi dingin merasuk ke dalam permukaan kulitnya.

Tepat saat ia ingin melanjutkan langkahnya, sesosok yang sangat ia kenali betul berdiri tak jauh di hadapannya.

Mata itu. Senyuman itu. Milik seseorang yang sangat ia rindukan. Ya dia adalah Park Jimin. Pria jahat yang rela meninggalkan kekasihnya sendiri.

Yoojung tak bisa menahan air matanya, ia tak peduli dengan ejekan kekasihnya nanti. Yang jelas ia ingin menenggelamkan dirinya ke dalam pelukan pria itu. Mencium aroma khas dari kekasih yang membuatnya candu.

“Yoojung-ah!” Yoojung tersenyum karena kekasihnya kini berlari kearahnya.

Sret—

Jimin melewatinya.

















Tidak, tidak mungkin.




























Yoojung menoleh ke belakang, dan betapa terkejutnya dia.





























Sesosok dirinya berdiri di sana. Membalas pelukan dari kekasihnya—Jimin.

“Maaf, aku terlambat. Ayo pulang. Disini dingin. Kau bisa sakit nanti.”

Jimin sekarang melepas mantel yang ia kenakan dan memakaikannya kepada sosok yang mirip Yoojung itu.

“Oppa! Jimin oppa! Aku ada disini!”
















Tetapi kekasihnya tidak mendengarnya, dan mulai berjalan menjauh.
























“Oppa! Jangan tinggalkan aku!”


















“Jimin oppa! Oppa—hiks,”

Sekeras apapun Yoojung berteriak, sekeras apapun ia berlari, ia tak bisa meraih kekasihnya. Dan lama-kelamaan sosok kekasihnya dan sosok dirinya yang lain memudar. Menampakkan keadaan sebuah taman yang sepi.




















Ah, Yoojung ingat. Ternyata tadi hanyalah sekelebat bayangan kegiatan di masa lalu. Disaat Jimin merelakan tidak mengikuti latihan demi menjemput dirinya—pulang dari latihan menari.

Betapa bodohnya dia, meskipun ia merengek, menangis, atau melakukan mogok makan sekalipun, kekasihnya tidak akan datang sekarang.

Ia memilih melanjutkan langkahnya. Tidak akan bagus jika dia berada di tempat ini terus. Karena apa? Dia pasti akan teringat dengan kekasihnya. Yang membuat hatinya bergemuruh seketika.

Bagaimana tidak? Sudah beberapa hari ini, Jimin sibuk melakukan latihan dan konser di negara lain. Yang otomatis, membuat Yoojung tak bisa menghubunginya.

Tapi, yasudahlah. Toh Jimin berjanji pasti akan kembali.

...

Kini Yoojung tengah membaringkan badannya diatas ranjang. Mencoba untuk tidur. Berusaha melupakan sejenak rasa rindu dan sakitnya kepada sang kekasih.

Ddrt.. Ddrt.. Ddrtt..

chimchim is calling...

Dengan segera Yoojung mengambil ponselnya diatas nakas dan menerima panggilan dari kekasihnya itu.

“Kau sudah melihatnya?”

“M-melihat apa?”

“Aku mengirimkan sebuah foto padamu, sayang~”

“A-ah maaf, kukira kau tidak akan menghubungiku, jadi aku tidak melihat ponselku.”

“...” Hening. Jimin tak bisa berkata apa-apa lagi.

“Aku merindukanmu, oppa.”

“Aku juga sayang. Melebihi rindumu.”

“Tidak mungkin. Kalau kau merindukanku kenapa tak menghubungiku sama sekali? Kenapa baru sekarang? Kau tidak tahu betapa tersiksanya aku, oppa?!”

“Yoojung-ah..”

“Hiks.. Kau jahat. Aku membencimu.”

Ya, Yoojung menangis lagi.

“Tapi aku mencintaimu, sayang. Aku tak bisa membencimu. Sama sekali tak bisa. Benar aku tak menghubungimu beberapa hari ini, kau boleh marah padaku karna itu. Tapi, meskipun aku tak menghubungimu, meskipun jarak dan waktu ini memisahkan kita. Aku tetap tak bisa melupakanmu.”

“Sudah jangan menangis lagi, kumohon. Karena aku tak berada di sisimu sekarang. Oh oke, aku akan menjelaskan semua ini. Aku— aku ekhm melakukan ini sebagai bekal untuk kita nanti.”

“Bekal? Bekal apa?”

“Tentu saja menjalani hidup bersama. Kita pasti akan menikah kan kelak? Kau memang mau aku pengangguran dan anak-anak kita nanti tidak makan apapun, huh?”

“Uhk! Ah, oppa! Kenapa berkata seperti itu?!”

“Kk~ hei hei. Ah, wajahmu sekarang pasti seperti kepiting rebus kan? Berfotolah! Kirimkan fotomu padaku setelah ini. Akan kupasang menjadi wallpaper ponselku nanti.”

“Uh! Tidak akan! Kututup ya—”

“Yak! Akhiri atau kau akan tamat jika aku nanti kembali, sayang? Kau mau berapa kali mendapat ciuman dariku hm?”

“UH! DASAR MESUM! KUTUTUP!”

“YAK! CHOI—”

TUT!

Dan Yoojung mengakhiri panggilan itu sepihak, jika tidak, jantungnya akan meledak saat itu juga karena ulah kekasihnya yang terus menggodanya. Benar-benar menyebalkan.

Ting!

From : chimchim

Sent a picture to you.

Lihatlah aku sekarang, tampan bukan? Ah, tunggu saja sayang. Aku tidak akan lupa jika aku kembali nanti. Beberapa kali ciuman pun aku tak masalah♡

Aku mencintaimu♡

Dapat dipastikan, setelah ini Yoojung tidak akan bisa tidur sampai esok hari. Kk~

Tbc.

Spring Day [Jimin X Yoojung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang