Part 18

14 5 0
                                    

* Sebelum terjadinya kecelakaan *

*Deff POV*

  Gw mendengar percakapan Rinka dan Ira di telfon karena sedari tadi aku ada di belakang Rinka.

"Huaaaa" teriak Rinka setelah membalikkan badan ingin kembali ke kelas.

"Eeh, lo kenapa Rin? Kayak ngeliat setan aja" kataku heran.

"Lagian lo tiba tiba di belakang gw. Nguping ya lo?" katanya sambil menyipitkan matanya.

"Yeeh, ya gapapa kali gw kepo hahhaa"

"Eh Deff, kita ke Bandung yuk"

"Ngapain?"

"Nyusul Ira, dia lagi liburan di sana"

"Lah, gimana ceritanya dia sampe nyasar ke Bandung?" tanyaku kepo.

"Mana gw tau. Makanya nanti abis pulang sekolah kita langsung cuss aja ke sana. Mau gak?"

"Hmm. Boleh deh. Yaudah, pulang sekolah ngumpul aja di rumah Fino, dia kan punya mobil tuh" tawarku.

"Boleh, tapi lo izin dulu lah sama yang punya"

"Selow, bisa di atur kok kalo masalah itu mah"

"Oke deh"

----

Setelah pulang sekolah, gw dan yang lain berkumpul di rumah Fino, Fino sudah setuju kalau kita akan ke sana menggunakan mobilnya.

"Yuk berangkat sekarang" kata Fino.

Kami pun masuk ke mobilnya Fino. Ini adalah mobil yang di belikan ortunya Fino. Gw mengecek kembali barang barang gw dan gw memastikan bahwa bunga yang akan gw berikan pada Ira nanti ada dan aman.

Di pertengahan jalan, Ira menelfon Rinka. Kenapa dia nelfon ya? Khawatir banget kayaknya. Apa kangen gw? Hahaha.

Kami sudah dekat villa Ira. Tetapi di jalan, Fino terlihat sangat ngantuk.

"Fin, mening minggir dulu deh, lo kayaknya ngantuk gitu" kataku yang duduk di depan, di samping Fino yang menyetir.

"Nggak usah Deff, bentar lagi nyampe kan?" katanya sambil mengusap ngusap matanya.

"Udah di gantiin aja sama Deff, dia juga bisa nyetir kok Fin, gak perlu takut" kata Kiky.

"Udah selow, nanti gw istirahatnya di villa aja. Sekarang kita jalan dulu aja" katanya dengan yakin.

Kami sudah masuk Lembang, dan ada perempatan di sana. Tapi kenapa mobil ini tetap kencang? Bukankah harusnya agak pelan. Aku menengok ke arah Fino. Mukanya tampak khawatir.

"Guyyss. Danger, remnya blong...." teriaknya.

Kami sudah di dekat perempatan. Ternyata ada truk yang ingin belok ke arah kami. Kami semua panik, tidak ada yang bisa kami lakukan selain pasrah.

Semakin dekat...

Lebih dekat...

Fino membanting stir dan......

'Jegeeerrrrrrr' kami menabrak pohon yang ada di sana. Aku setengah sadar dan lama kelamaan pandanganku......Gelap.

*Ira POV*

Something DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang