"Bahkan sekalipun melawan angin. Aku berkata pada diriku untuk mengikuti naluriku dan terus kuat."Taehyung langsung mengerutkan dahi. "Eunha, kau yakin bisa selamanya melakukan perpisahan menyakitkan ini? Ku rasa, nalurimu sendiri bahkan mengatakan bahwa kau hanya ingin bersamanya."
"Agar Jungkook tetap bisa hidup bebas dan menyesali perbuatannya dengan berbuat hal yang lebih baik, aku tidak menyesal melepasnya." Eunha menarik sejenak nafas dalam-dalam. Lalu menyelesaikan kalimatnya sendiri. "Aku harap perempuan lain yang akan menjadi pendampingnya nanti, bisa lebih bahagia dariku." Bekas luka di sekujur tubuh memang tidak sebanding dengan luka di hati Eunha. Dirinya sudah memaafkan Jungkook dan tidak memiliki dendam apapun untuk pembalasan.
"Kau mengorbankan perasaanmu sampai sejauh ini." Taehyung mengangkat gelas berisi kopi, menyeruputnya sambil menikmati aroma wangi semerbak di ruang tengah tempat tinggal Eunha.
Sudah pertemuan kesekian sejak Taehyung kembali ke ibu kota. Sepertinya niat untuk mengatur bisnis di luar negara akan lelaki itu pertimbangkan lagi. Ada yang menarik perhatiannya di kota ini. Hati Taehyung sepertinya telah dicuri oleh perempuan cantik yang menawan.
"Tidak semua akhir kisah selesai dengan bahagia. Mungkin---kisah sedih yang sekarang aku alami bisa memberi pelajaran untukku di masa depan. Mencintai tidak harus memiliki. Sudah jelas sampai disini, aku dan mantan suamiku tidak berjodoh." Eunha mengeluarkan surat tanda bukti bahwa perceraiannya dengan Jungkook sudah diselesaikan. Kini, dia tidak ada lagi hubungannya dengan sosok bermarga Jeon itu.
Pandangan mata Taehyung jatuh ke map coklat tersebut saat mendengarnya. Rasa tidak percaya atas berakhir pernikahan Eunha benar-benar suatu kegagalan paling menyesakkan dada. Taehyung yang tidak ikut berumah tangga bisa merasakan betapa hancur hati Eunha. Taehyung tidak yakin jika Jungkook akan sesedih sahabat baiknya ini. Taehyung hanya tahu bahwa Jungkook menganggap Eunha sebagai kebencian terhadap kematian Ahra sang Kakak.
"Cheer up, baby. Kau pasti bisa bangkit lagi dengan semangat baru. Jalani kehidupan sesukamu setelah ini. Aku akan pastikan lelaki baik bisa membahagiakanmu nantinya."
Eunha menatap tangannya sendiri. Kemarin ia masih memakai cincin pernikahan di jari manis. Namun sekarang sudah tidak lagi. "Entahlah. Kau terlalu mempedulikanku sampai dirimu sendiri tidak tahu kapan akan menikah."
Taehyung mengangkat bahunya sebelum menjawab. "Menikah bukan ajang perlombaan. Jika suatu saat sudah waktunya aku menikah, dunia pasti akan tahu siapa pendampingku."
Eunha menganggukkan kepala namun sedikit tidak serasi dengan persepsi milik Taehyung. Menikah bukan ajang perlombaan? Namun sepertinya pernikahan adalah hal penting untuk segera dilaksanakan hingga memberi keresahan hati ketika terlalu lama hidup sendiri.
Bagi Eunha, sekarang perceraiannya adalah kegagalan yang memalukan.
"Hhh. Aku pasti akan terlihat seperti janda nakal jika pergi keluar denganmu, Tae."
"Kenapa begitu?"
"Karena kau tampan dan sempurna."
"Kau masih memiliki rasa padaku?"
Taehyung hanya menggoda. Namun reaksi yang Eunha hadirkan nampak lucu sehingga tidak menutupi tawa terbahak Taehyung saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is My Husband
FanfictionKedatangan Jeon masuk dalam kehidupan keluarga Lee yang bahagia tentu memiliki tujuan. Lelaki itu bersih keras merayu dan berusaha mendapatkan hati putri semata wayang pasangan suami istri Lee agar berhasil menggapai keinginannya. Setelah berhasil m...