[19] sembilan belas

14.6K 1.4K 178
                                    


Rasanya sudah tidak ada kesempatan untuk memulai kembali hubungan yang telah hancur sebelumnya. Sepanjang jalan, pikiran Eunha terpecah menjadi dua hal---fokus pada jalanan dan fokus merencanakan kehidupan setelah hari ini.

Mengingat kejadian dimana sebuah pernikahan hanya meninggalkan bekas luka. Sebagai gadis yang tak ingin dianggap bodoh lagi, Eunha sulit untuk bisa menerima cinta seseorang.

Sempat mengharapkan keajaiban seperti ini terjadi. Bagaimana perasaannya terbalaskan untuk mencintai Jungkook. Sekarang setelah mendengar dari mulut Yoongi bahwa Jungkook juga mencintainya. Eunha justru merasa tidak yakin bisa bersama kembali dengan lelaki Jeon itu.

Arah tujuan Eunha saat ini sudah pasti rumah kediaman ibunya. Meminta penjelasan atas apa yang wanita itu lakukan pada keluarga Jungkook. Kabar jika kedai kaki lima milik Nyonya Jeon Jihye telah ditutup. Eunha yakin ini perbuatan sang ibu. Juga informasi mengenai penyerangan Jungkook di sebuah tempat hingga harus dilarikan ke rumah sakit.

Sudah terluka kini makin terluka. Entah bagaimana perasaan Jungkook sekarang setelah kepergian Jihye---sang ibu---untuk selamanya. Perpisahan yang paling mengerikan. Yaitu kematian.

Gerbang itu terbuka dengan sendirinya. Cara kerja yang otomatis. Setiba di ruang tengah, Eunha bisa menghirup aroma teh melati dari secangkir gelas kaca di atas meja. Rupanya di sana ibunya sedang duduk. Memakai kacamata yang melorot ke bagian bawah hidung sesekali membolak-balik catatan agenda perusahaan.

Aura yang luar biasa mencekam. Eunha semakin terlihat kesulitan mengendalikan diri sendiri. Masalah yang ia hadapi jika sang ibu sudah turun tangan, maka akan sulit untuk diberi kesempatan ulang.

"Bukankah sudah disepakati. Aku akan menjauh dari Jungkook dan ibu tidak boleh melukainya. Tapi---jelas sekali ibu menghancurkan keluarga itu." Seru Eunha. Mereka berdua kini saling berhadapan. Sikap tenang yang diperlihatkan Eunji sudah begitu profesional. Sosok handal dalam menghadapi kesulitan apapun.

Jungkook sudah kehilangan ayah dan kakak. Sekarang juga harus kehilangan sang ibu. Betapa kesepian hidup lelaki itu setelah semua ini. Jika tahu semua akan berakhir pahit begini, Eunha akan menolak lamaran dari pria itu dan tak terikat apapun dengan Jungkook sebelumnya.

"Kau masih ingat, sayang? Saat duduk di bangku sekolah dasar. Ibu mengerahkan semua tenaga untuk melindungimu dari anak-anak yang terus melukaimu."

"Sangat ingat. Semua teman di kelas yang menyakitiku, mereka gila dan harus di rawat di rumah sakit kejiwaan karena ibu."

Eunji tersenyum penuh kharisma. Betapa bangga dirinya bisa menjadi seseorang yang sangat hebat untuk melindungi putri satu-satunya. "Jika kau tidak ingin hal itu kembali terjadi dengan lelaki itu. Kau tahu apa yang harus kau lakukan setelah ini?" Sorot mata yang lembut kini berubah tajam. Eunji tidak pernah main-main dalam ucapannya. Jikalau bisa membunuh tanpa harus terikat hukum negara, Eunji bisa melakukannya untuk orang-orang yang telah menyakiti putrinya.

Eunha menggenggam jemarinya lebih kuat. Membuat kepalan yang tak akan mampu bisa dia layangkan menjadi tinjuan kebencian. Bagaimanapun ibunya tetap orang paling penting baginya karena sudah berusaha memberikan perlindungan untuk menyelamatkannya.

"Tolong jangan pernah sakiti Jungkook lagi."

"Ibu tidak melakukan apa-apa. Dia yang ingin dihancurkan dengan sendirinya. Menyuruh pengawal ibumu ini untuk memberinya pelajaran atas luka yang pernah kau dapatkan. Bukankah sekarang sudah impas?"

He Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang