[8] Your Hobby

12 2 0
                                    

Sudah terjerat asa.

Telah terperangkap pesona.

Juga terkukung kata.

Lalu terjebak rasa.

Dan tersekap cinta.

°°°×°°°

"Pidh, oper sini," Panji berteriak sambil melambaikan tangannya kepada Hapidh.

Hapidh menengok kebelakang dan mengoper bola kearah Panji.

Indah dapat melihat dengan jelas, kadar kemanisan Panji meningkat berpuluh-puluh persen saat bermain bola.

Sudah cukup lama Indah mengenal Panji. Indah pun cukup paham dengan hobi laki-laki itu. Dia hobi bermain dengan bola. Kasarnya dia pemain futsal sejati.

Goallll

Teriakan menggema itu membuyarkan lamunan Indah. Karena jadwal olahraga IPS 1 dan 11 MIPA 3 sama, makanya selesai olahraga, anak cowok kedua kelas itu menyempatkan diri untuk bermain futsal.

Teriakan tadi berasal dari kawanan kelas Indah. Tampaknya baru saja mencetak angka.

"Ndah," panggilan itu membuat Indah menengok, terlihat Sasqia tengah berjalan menghampirinya.

"Lo gak lupa kan sama tugas Bahasa Indonesia?" tanya Sasqia saat sudah sampai didepan Indah. Kebetulan sekali, pembagian kelompok kali ini dia sekelompok dengan Sasqia.

"Inget kok,"

Sasqia mendengus, "Inget apa?"

"Tugas Bahasa," Indah menjawab dengan polosnya, dia menatap Sasqia sambil mengerucutkan bibirnya, sebegitu tak percayanya dengan dia hingga ditanya seperti itu.

"Tugasnya apa emangnya?" Indah menggelengkan kepala tanda tak tau. Nah yang ini Indah tidak tau, tak tau karena tadi dia tak mendengarkan saat bu Wasimah menerangkan. Soalnya tangan dan otaknya sedang sibuk mencari disksi baru dan tentunya indah yang nantinya bisa ia rangkai menjadi sajak tentangnya.

"Dsar bocah semprul, tadi nyatet gak siapa aja yang kelompokan sama kita?" tanya Sasqia lagi, dan lagi-lagi Indah menggeleng.

Dengan santainya Sasqia mencubit pipi Indah sebal, "Ishh, kan tadi gue suruh catet, gue gak nyatet soalnya."

Indah memberontak, pipinya memerah, "Lagian sapa suruh enggak nyatet?" Indah membalikkan pertanyaan.

Yang ditanya memberenggut sebal, "Lu mah ada aja jawabannya."

Lalu gadis yang berstatus menjadi sahabatnya itu melenggang masuk ke kelas dengan wajah masam.

Indah yang melihat Sasqia ngambek mulai mengambil langkah, kaki mungilnya berlari kecil menghampiri Sasqia lalu melingkarkan tangannya dilengan gadis itu, "Jangan marah sama Indah ya? Nanti Indah cari tau siapa yang sekelompok sama kita, oke?"

Sasqia menghela nafas lelah, siapa yang bisa marah lama dengan bocah satu ini?

"Hm," Sasqia pura-pura acuh dan duduk dibangkunya. Merasa diabaikan, dia memilih berjalan keluar kelas.

Hih, tak ada yang datang kepadanya dan membicarakan soal kerja kelompok apa? Kan itu tugas dikumpulin senin depan. Sekarang sudah hari jum'at. H-3 ini.

Karena terlalu sibuk dengan pikirannya, hampir saja dia menabrak sesorang.

De javu

Bedanya saat ini-

"Ngelamun aja,"

-tidak seperti waktu itu, dimana dia yang langsung melengos pergi.

SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang