Lexi berjalan melewati lorong rumah mewah David dengan pandangan kosong, sungguh terlalu banyak hal yang membuatnya bingung hari ini.
Kenyataan bahwa dia bertemu dengan Thomas, sudah cukup membuatnya terkejut. Ditambah dengan kenyataan bahwa Mike masih hidup dengan memorinya yang telah menghilang, jujur saja membuat Lexi ingin menangis.
Dan mulai sekarang, dia juga harus bekerja sama dengan Orius Group yang mengharuskan dia berada di dalam satu gedung bersama pria yang begitu dicintainya. Dari awal, seharusnya Lexi tidak boleh bertindak ceroboh dengan tidak memeriksa berkas yang sudah berkali-kali ditawarkan oleh Shizu padanya sejak berada di Jepang.
Jika saja dia tahu bahwa kliennya kali ini adalah Orius Group, tentu saja Lexi lebih memilih untuk menolak kerja sama ini. Tapi jika dia menolaknya, tidak mungkin dia tahu bahwa selama ini Mike masih hidup.
" Apa yang harus kulakukan sekarang...? " Gumam Lexi yang merasa lututnya benar-benar terasa begitu lemas dan hampir saja terjatuh, jika sebelah tangan David tidak menahan tubuhnya dengan cekatan.
" What's wrong, honey?! Are you sick?! " Tanya David dengan nada cemasnya.
Jujur saja, David begitu khawatir dengan kondisi Lexi yang menurutnya jauh dari kata baik-baik saja. Dan kini firasatnya terbukti, Lexi hampir saja jatuh pingsan dan terjatuh, jika dia tidak menahan tubuh mungil itu dengan cepat. Untung saja David memutuskan untuk mengikuti langkah Lexi sejak tadi.
" Lexi...hei! Kamu bisa mendengar suaraku?! " Tanya David yang semakin khawatir.
" Dav..id... . " Lirih Lexi dengan suara paraunya, meski samar dia tahu bahwa David tengah mengkhawatirkan dirinya.
" Lexi!! Lexi!! " Seru David dengan panik, begitu sadar bahwa Lexi pingsan dengan sekujur tubuhnya yang berkeringat.
David melangkah cepat dengan tubuh mungil Lexi yang kini berada di dalam pelukannya. Dengan hati-hati David membaringkan tubuh mungil Lexi dan segera menutupinya dengan selimut tebal, sesampainya dia di dalam kamar gadis itu. Sebelah tangan David, kini terulur dan menyentuh dahi Lexi yang masih berkeringat dengan perlahan.
" Dia demam. " Ucap David yang sempat terkejut dengan suhu tubuh Lexi yang begitu panas bagi suhu orang normal pada umumnya.
Tidak memerlukan waktu yang lama bagi seorang David yang sejatinya adalah seorang dokter, meski dia bukan dokter umum, tapi setidaknya dia mengerti cara merawat orang yang terkena demam. David meletakkan kompres air dingin di atas dahi Lexi dengan perlahan. Berharap ketika pagi menjelang, demam gadis itu sudah turun.
" YOU JERK! What are you doing with my wife?!! " Bentak Mike dengan emosinya yang meluap-luap dan dengan langkah cepatnya, dia menarik tubuh mungil Lexi ke belakang dan memukul wajah David dengan keras.
" Akhh! " David meringis, begitu merasakan nyeri di sekitar pelipisnya yang dia yakin telah terluka, karena pukulan yang tiba-tiba itu.
" Mike?!! " Seru Lexi dengan ekspresi takut bercampur kaget, ketika melihat kehadiran suaminya yang tiba-tiba, juga khawatir begitu melihat David yang meringis kesakitan.
Mike segera menoleh dan menatap wajah cantik Lexi yang kini telah sepenuhnya berubah ketakutan, begitu melihat wajah tampan Mike yang telah sepenuhnya tertutup oleh emosi.
" Kita pulang dan jelaskan padaku, apa yang baru saja kamu lakukan dengan si brengsek sialan itu!! " Seru Mike yang menunjuk David yang masih memegang pelipisnya dengan pandangan murka, sebelum menyeret Lexi untuk mengikuti langkahnya.
" Tunggu, Mike....ini bukan seperti yang kamu lihat....aku dan Dav.... "
" Sudah kubilang untuk menjelaskannya nanti!! " Potong Mike dengan nada tingginya yang membuat Lexi terbungkam saat itu juga dan kembali menyeret Lexi keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Chance
RomanceKesempatan kedua? Akankah kalian berpikir bahwa kesempatan kedua akan datang kembali, ketika hubungan kalian telah lama berakhir? Dan bisakah kesempatan kedua akan menjadi akhir dari segalanya, akhir dari segala penderitaan yang pernah kalian alami...