Bab 29

3.5K 175 0
                                    

" Aku merindukanmu... " Ucapan Mike beberapa detik yang lalu seakan kembali terngiang di dalam benak Lexi. Membuat wajah cantiknya terdiam selama beberapa saat.

Mike merindukannya?! Apa itu artinya Mike telah mengingat dirinya?!

" Arghh!! "

Lamunan Lexi seketika buyar, begitu mendengar ringisan Mike yang tiba-tiba. Dan di detik itu juga, hati Lexi seakan tersayat begitu melihat sosok Mike yang mengerang hebat dengan kedua tangannya yang kini memegang kepalanya sendiri seolah menahan sakit yang begitu menyakitkan.

" Ada apa?! Apa yang terjadi padamu, Mike?!! " Seru Lexi dengan nada khawatirnya.

" Are you okay, Mister?! " Tanya gadis itu dengan nada khawatirnya.

Untuk sejenak Mike seolah terhipnotis oleh kedua mata coklat milik gadis yang kini tengah memandangnya dengan penuh kekhawatiran itu. Namun, begitu tersadar dengan apa yang dilakukannya, Mike segera berdeham dan segera bangkit dari trotoar tempatnya terjatuh tadi.

" Ehmm...yes, I'am okay. " Ucap Mike yang masih sibuk menghilangkan nada gugupnya itu dan menetralkan detak jantungnya.

Berbanding terbalik dengan sikap gugup Mike, gadis itu justru merogoh saku blazernya dan mengeluarkan sebuah sapu tangan putih yang langsung digunakannya untuk menyeka dahi Mike yang terluka.

Mata....Mike sontak melebar, ...... tanpa sengaja dia......menyentuh...................

" Arghh!! Kumohon berhenti!!! " Mike kembali mengerang kesakitan, hingga memukul-mukul kepalanya, ketika sebuah ingatan kembali terlintas di dalam benaknya dan tiba-tiba terputus layaknya sebuah kaset rusak.

" Mike!! Mike, kumohon jangan seperti ini!! " Seru Lexi dengan panik, sebelum menarik tubuh kekar milik Mike ke dalam pelukan hangatnya. Menghiraukan Mike yang masih meronta kesakitan di dalam pelukannya. " Sttss.....tenanglah, Mike....ada aku disini...ada aku..." Ucap Lexi yang berusaha menenangkan Mike dan mengelus punggung pria itu dengan penuh sayang.

Seolah mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Lexi, sedikit demi sedikit nafas Mike perlahan kembali teratur. Dia tidak lagi mengerang dan meronta kesakitan, kini yang dirasakan oleh Mike hanyalah rasa nyaman.

Perlahan Mike membalas pelukan Lexi dengan erat, seolah dia telah bertemu dengan sosok yang begitu dirindukannya selama ini.

" Maaf...sepertinya aku malah merepotkanmu, Xia. " Ucap Mike setelah melepas pelukannya dan kembali bersandar di kursi kemudinya, begitu mendapatkan ketenangannya kembali.

" Emmm...tidak apa... " Balas Lexi dengan nada kecewanya, ketika Mike memutuskan untuk melepas pelukannya. Namun secepat mungkin, Lexi seakan tersadar dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Mike. " Xia? " Tanyanya dengan bingung.

Mendengar pertanyaan itu, Mike sontak mengangguk dan menoleh untuk sekedar menatap wajah cantik Lexi. " Xia. Mulai sekarang boleh aku memanggilmu seperti itu? " Mike balas bertanya dengan senyum manisnya.

Hati Lexi terasa begitu nyeri, ketika mendengar pertanyaan yang terlontar keluar dari bibir merah milik Mike. Xia?! Tidak pernah terpikirkan bahwa Mike akan memanggil dirinya seperti itu, karena sejak dulu Mike akan selalu memanggilnya Lexi atau sayang ketika mereka telah resmi menikah.

Tapi, mau tidak mau, kini Lexi hanya bisa tersenyum dan mengangguk menyetujui permintaan Mike.

Melihat jawaban gadis itu, seulas senyum cerah kini sukses terlukis di wajah tampan milik Mike.

_____

" Ehmm.. " Lexi sengaja berdeham agar Mike kembali terfokus pada dirinya.

Mike yang mendengar dehaman Lexi, akhirnya menoleh dan menghampiri Lexi dengan kedua tangannya yang penuh dengan berbagai macam gaun.

" Ada apa?! Apa kau sedang tidak enak badan?! " Tanya Mike dengan nada khawatirnya.

" Tidak, tapi boleh saya....eh...maksudnya aku tahu kenapa kita kemari? " Tanya Lexi dengan sedikit canggung, karena hampir saja dia kembali bersikap formal yang justru membuat kedua mata hazel Mike menyipit tanda tidak suka.

Mendengar itu, Mike sontak tersenyum dan menjawab pertanyaan Lexi dengan nada santainya. " Seperti yang kau lihat, kita sedang shopping. "

" Aku tahu, tapi kenapa sejak tadi kamu hanya memilih-milih gaun, Mike? Bukannya kalau kamu shopping, seharusnya kamu berada di butik khusus pria? "

" Bukan aku tapi kita, Xia. Lagipula, aku sengaja membelikan gaun-gaun ini untukmu. "

" Apa?! Untuk apa kamu membelikanku gaun, Mike?! " Seru Lexi dengan nada tidak percayanya. " Dan...tidak seharusnya aku berada di mall sekarang, aku harus pergi bekerja. "

" Tenanglah, apa kau lupa bahwa perusahaan itu milikku dan kamu bekerja padaku? Jadi tenang saja, Xia. "

" Tapi... "

" Oh, astaga!! Aku hampir lupa memberitahumu! " Seru Mike dengan tiba-tiba yang spontan menghentikan aksi protes Lexi. " Apa kau tahu, kenapa aku membelikanmu gaun? "

" Tentu saja tidak. "

" Baiklah akan kukatakan alasan kenapa aku tiba-tiba mengajakmu kemari dan membelikanmu gaun seperti sekarang. " Balas Mike dengan ekspresinya yang berubah serius. " Sebenarnya, malam ini akan ada pesta tahunan yang diadakan oleh keluarga Orius. Tapi sejujurnya, aku sungguh tidak ingin menghadiri pesta bodoh itu, terlebih untuk memenuhi permintaan mom yang ingin menjodohkanku dengan pewaris keluarga Rolensia. Karena itu... "

Deg...

Nafas Lexi seakan tercekat, begitu mendengar ucapan Mike tentang perjodohannya dengan gadis dari keluarga Rolensia itu, hingga tanpa sadar Lexi seakan tenggelam dalam pikirannya sendiri dan mengacuhkan Mike yang masih berusaha menjelaskan.

" Hei!! Kau dengar aku, Xia?!! " Seru Mike yang berusaha memanggil-manggil gadis yang kini berada di hadapannya itu dengan kesal.

Seolah tersadar dari lamunannya, Lexi sontak kembali menatap wajah tampan Mike yang terlihat kesal itu dengan terpaksa. " Maaf...bisa kamu ulangi lagi perkataanmu tadi, Mike? "

" Tidak, aku lelah bicara panjang lebar padamu, sedangkan aku malah diacuhkan begitu saja. " Dengus Mike yang masih terlihat begitu kesal dan berjalan menuju kasir untuk membayar semua gaun pilihannya itu.

Jujur saja, melihat Mike yang kesal seperti itu, mengingatkan Lexi ketika dulu dia dan Mike masih bersama. Hingga tanpa sadar, Lexi malah tertawa kecil dari balik tubuh Mike.

Mike yang mendengar tawa kecil Lexi, akhirnya segera berbalik dan bersedekap dengan kedua mata hazelnya yang menyipit.

" Jujur saja, kau gadis pertama yang membuatku begitu tertarik dan kesal disaat yang bersamaan, Xia. Padahal, baru hari ini kita mengobrol dengan leluasa, sejak pertemuan pertama kita di restoran saat itu. " Sindir Mike yang seketika membuat tawa Lexi menghilang dalam sekejap.

" Maaf... " Ucap Lexi dengan nada penyelasannya.

Mendengar kata maaf yang lagi-lagi terucap dari bibir mungil Lexi, akhirnya membuat Mike mau tidak mau hanya menghela nafas dengan malas.

" Sudahlah. Yang penting nanti malam, kau harus menjadi pasanganku selama di pesta. "

" Apa?!! " Seru Lexi yang tentu saja terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Mike. " Ikut?! Maksudmu, aku harus ikut ke pesta itu dan menjadi pasanganmu?! " Ulang Lexi seolah dia salah mendengar.

" Yes. " Jawab Mike singkat, jelas, dan padat.

" No, Mike! Aku tidak mau ikut ke pesta itu! " Tolak Lexi yang sontak berjalan cepat meninggalkan Mike begitu saja.

Sedangkan di dalam hatinya, Lexi berseru bagaimana bisa dia ikut ke dalam pesta yang artinya dia harus kembali bertemu dengan Miranda?! Of course big no!!

_____



#selamat sore dn slmt mmbca readers!! 😊
#jgn lpa vomment jg loh.... 😉

My Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang