Gemerlap cahaya kini menghias dan menerangi setiap inchi rumah mewah kediaman keluarga Orius. Barisan mobil mewah kini berjajar rapi, memperlihatkan betapa banyaknya tamu penting yang hadir pada pesta malam itu.
Bahkan para wartawan pun telah siap dengan kamera milik mereka, mencoba mengabadikan setiap momen langka yang hanya satu tahun sekali dapat mereka saksikan.
Sedangkan suara musik jazz mengalun dengan merdunya, membuat para tamu tersenyum kagum melihat betapa sempurnanya pesta keluarga milik keluarga Orius.
Namun, tidak dengan Miranda yang kini benar-benar pusing tujuh keliling begitu tahu bahwa putra semata wayangnya itu masih belum hadir, meski pesta telah dimulai sejak 1 jam yang lalu.
" Astaga! Apa dia tidak tahu betapa susahnya mencari alasan pada para tamu yang terus mencarinya sedari tadi?!! " Miranda mengoceh tanpa henti, membuat para pengawal pribadinya hanya bisa menggeleng dan berharap bahwa tuan muda mereka akan segera datang.
" Apa dia masih belum datang? " Tanya seorang pria paruh baya dengan suara beratnya.
Mendengar itu, Miranda sontak menoleh dan mendapati sosok Denny Rolensia bersama sang istri, Helfya Rolensia juga putri tunggal mereka, Jenny Rolensia tampak berdiri dengan raut wajah yang jelas-jelas menunjukkan kekesalan mereka.
" Ah...maafkan atas keterlamatan Mike. Tapi, saya yakin sebentar lagi dia pasti akan datang. "
" Dan berapa lamakah waktu yang harus kami butuhkan sampai dia datang kemari? 2 jam lagi? 3 jam lagi atau sampai pesta ini berakhir? " Tanya Denny yang merasa bahwa kesabarannya telah diambang batas.
Miranda yang menyadari hal itu, akhirnya hanya bisa membuang nafas dengan perlahan dan berusaha meyakinkan keluarga Rolensia, sebelum aksi para wartawan yang tiba-tiba menggila mengharuskan Miranda melihat apa yang sedang terjadi di depan pintu utama.
Dan detik ketika dia mengetahui apa yang membuat para wartawan menggila, amarah Miranda seolah menumpuk menjadi satu. Bagaimana bisa Mike datang dengan seorang gadis yang sangat dibencinya, Alexia Larendee?! Gadis yang seharusnya telah terikat perjanjian dengannya siang tadi.
" Siapa dia? "
" Siapa gadis yang menjadi pasangan anda malam ini, tuan Mike? "
" Bisa anda jelaskan siapa gadis itu? "
" Apa dia kekasih anda? "
" Tuan Mike....."
Berbagai pertanyaan yang terlontar dari para wartawan terasa bagaikan angin lalu yang dirasa tidak penting untuk Mike jawab, karena satu hal yang penting baginya sekarang adalah menggagalkan rencana perjodohan yang telah diatur oleh ibunya yang kini tengah menatap tajam ke arahnya juga Lexi, bersama dengan keluarga yang diyakini oleh Mike adalah keluarga Rolensia.
Lexi yang menyadari tatapan tajam yang diberikan oleh Miranda padanya, mau tidak mau hanya bisa tertunduk dengan mengigit bibir mungilnya yang telah dilapisi oleh lipstik pink pucatnya. Rasa gelisah tentu saja mendominasi Lexi, hingga tanpa terasa jemarinya kini malah menggenggam jemari Mike dengan lebih erat lagi.
Mike tahu, dia bahkan sangat mengetahui rasa gelisah yang Lexi rasakan sejak pertama kali mereka berdua menginjakkan kaki di aula pesta. Bagaimana dia tidak tahu, jika jemari mungil milik Lexi yang digenggamnya saja terasa begitu dingin dan....tegang.
Ditambah dengan blitz kamera para wartawan yang masih terus memotret kebersamaannya dengan Lexi yang justru membuat Mike semakin tahu bahwa gadis yang kini berada di sampingnya juga tidak menyukai sorotan yang menjadikannya sebagai pusat perhatian.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Chance
RomanceKesempatan kedua? Akankah kalian berpikir bahwa kesempatan kedua akan datang kembali, ketika hubungan kalian telah lama berakhir? Dan bisakah kesempatan kedua akan menjadi akhir dari segalanya, akhir dari segala penderitaan yang pernah kalian alami...