Bab 46

5K 220 5
                                    

" Apa yang terjadi padamu, Mike? " Tanya Thomas yang dengan segera mengguncangkan bahu Mike.

Namun sedetik kemudian, Thomas kembali tercekat ketika melihat wajah Mike yang terlihat begitu rapuh di matanya.

" Aku ingin bertemu dengan Lexi...aku...aku ingin meminta maaf padanya, Thom...aku benar-benar bodoh, kenapa aku tidak mau mendengar penjelasannya terlebih dulu...kenapa aku selalu saja menyimpulkan semuanya dengan sesuka hatiku...kenapa aku tidak pernah memikirkan bagaimana perasaannya?!! Kenapa aku selalu bersikap egois padanya?!! " Ucap Mike dengan penuh rasa bersalah yang kian mendera hatinya.

Membuat Thomas menepuk bahu sahabatnya itu dengan sabar. " Temui David terlebih dulu, dia bilang dia ingin menjelaskan sesuatu padamu. Lalu setelahnya...temui Lexi, beri dia semangat agar mampu melewati semua cobaan yang diberikan Tuhan padanya, Mike. " Ucap Thomas dengan ambigu, membuat Mike menatap wajah sahabatnya itu dengan ekspresi tidak mengerti.

_____

David kembali berjalan menuju ruang inap Lexi dengan sebelah tangan membawa sebuket bunga mawar putih yang baru saja dibelinya. Namun langkahnya terhenti ketika dia akhirnya bertemu dengan sosok pria yang ingin dijumpainya, Mike.

Pria yang kini tengah menatap David dengan pandangan dingin yang selalu diberikan oleh pria itu padanya sejak 2 tahun yang lalu.

David tersenyum miring dan berjalan menghampiri Mike yang terus menatapnya dengan dingin didampingi oleh Thomas yang balas menatapnya dengan tajam, seolah memberi isyarat bahwa Mike telah mengingat semua ingatannya.

" Dilihat dari caramu menatapku, kurasa kau telah mengingat semua ingatanmu, Mr. Orius. "

" Ya. " Balas Mike dengan nada singkatnya.

David kembali tersenyum miring dan mulai berjalan mendahului Mike juga Thomas. " Ikuti aku, ada hal yang harus kujelaskan padamu. "

" Tidak bisakah kau menjelaskannya disini? Aku harus segera menemui Lexi. " Ucap Mike yang spontan membuat David berbalik.

David akhirnya menghela nafas dan memberikan buket bunga yang dibawanya pada Thomas yang dengan sukarela menerimanya meski dengan eskpresi bingung.

" Menemuinya?! Jangan bercanda, bahkan kau pun tidak tahu dimana Lexi berada saat ini. "

Dahi Mike berkerut ketika mendengar ucapan David, membuatnya berjalan maju menghampiri David dan mencengkram kerah kemeja pria itu dengan erat.

" Apa maksudmu?! "

David balas mencengkram kerah kemeja Mike dengan erat, sebelum menatap mata hazel milik Mike dengan tajam.

" Lebih baik kau diam dan ikuti aku, jika kau ingin tahu dimana Lexi berada. "

_____

David membiarkan Mike dan Thomas pergi menuju ruang inap Lexi, usai menahan kedua pria itu untuk mendengar penjelasannya yang hampir saja berujung dengan emosi Mike yang meluap karena mengetahui semua perlakuan Miranda terhadap Lexi selama dia koma 2 tahun yang lalu.

Semilir angin kini berhembus menerpa rambut pirang gelap miliknya, membuat David mengusapnya dengan kasar dan bersandar pada pagar pembatas rooftop gedung rumah sakit yang menjadi tempatnya melepaskan semua kegundahan hatinya saat ini. David kembali membuang nafasnya dengan perlahan, berharap semua penjelasannya pada Mike tadi akan membawa dampak baik pada kesehatan Lexi.

" Kau sudah melakukan yang terbaik untuk menyemangatinya, Dav. Karena itu, lebih baik sekarang kau percayakan semuanya pada Alexia. " Ucap Oliver yang spontan membuat David menoleh dan mendapati sahabatnya yang kini tengah duduk santai dikursi rooftop.

" Bisakah kau muncul dengan wajar?! Kau membuat kesehatan jantungku menurun. " Ucap David dengan nada sinisnya.

Oliver terkekeh mendengar ucapan sinis sahabatnya itu sebelum mengeluarkan sepuntung rokok dari dalam jas dokternya.

" Kau mau? " Tawar Oliver pada David.

" Tidak, aku benci merokok. Lagipula, bukankah kau seorang dokter kenapa kau malah merokok?! Apa kau tidak sayang nyawamu, hah?! " Oceh David yang dengan segera mengambil puntung rokok milik Oliver sebelum melemparnya jauh, membuat Oliver mendengus kesal.

" Dokter pun juga seorang manusia yang terkadang memilih merokok untuk melepas stres, Dav. "

David mendengus mendengar ucapan Oliver. " Jangan bilang, Tesya kembali menolakmu? Karena itu kau kemari untuk melepas rasa stresmu itu dengan merokok? " Tebak David yang seakan tepat sasaran, karena membuat Oliver tersedak saat itu juga.

" Kau... " Oliver menggeram sebelum bangkit dan berjalan pergi meninggalkan sosok David yang masih bersandar santai pada pagar pembatas.

" Mike dan Lexi...apakah mereka berdua memang telah diciptakan untuk saling melengkapi satu sama lain? " Lirih David dengan tatapan menerawangnya, mengingat betapa syoknya Mike ketika mendengar penjelasannya mengenai kondisi Lexi. Bahkan pria itu hampir saja kehilangan kesadarannya jika saja dirinya dan Thomas tidak berusaha meyakinkan bahwa Lexi pasti akan baik-baik saja.

_____

Greekk...

Lexi spontan menoleh begitu mendengar suara pintu ruang inapnya terbuka, namun pemandangan yang kini dilihatnya justru membuat kedua mata coklatnya melebar bersamaan dengan tubuhnya yang menegang.

" Mi..ke.. " Lirih Lexi dengan suara tercekat miliknya, melihat sosok Mike yang kini berada di hadapannya membuat Lexi berharap bahwa semua ini hanyalah mimpi. Sungguh, dia tidak ingin Mike tahu akan kondisinya saat ini.

Mendengar suara lirih Lexi, Mike segera berjalan dan memeluk tubuh mungil itu ke dalam dekapannya dengan erat. Membenamkan wajah tampannya ke dalam leher Lexi yang terasa begitu hangat dan begitu dia rindukan.

" Maaf....maaf karena tidak mendengar penjelasanmu terlebih dahulu, Lex...maaf karena telah memakimu, menuduhmu pergi meninggalkanku demi pria lain, maaf....karena telah salah paham padamu...aku benar-benar minta maaf, sayang... " Lirih Mike yang semakin memeluk erat tubuh Lexi.

Air mata jatuh membasahi wajah cantik Lexi begitu mendengar panggilan sayang Mike yang telah lama tidak didengarnya, kedua tangan Lexi semakin memeluk erat tubuh kekar Mike.

" Aku juga minta maaf karena telah berbohong padamu selama ini, Mike...aku benar-benar minta maaf, tidak seharusnya aku berusaha menghalangi keinginanmu yang ingin kembali mengingat memorimu..... " Balas Lexi yang semakin menangis di dalam pelukan Mike.

Thomas yang melihat itu, akhirnya memilih pergi untuk memberikan waktu berdua pada Mike juga Lexi. Dia sadar, sudah terlalu lama mereka berdua terpisah selama ini.

Mike melepas pelukannya dan menatap wajah cantik istrinya dengan senyum yang selama ini telah hilang darinya, senyum manis yang begitu dirindukan oleh Lexi. Sebelah tangan Mike kini menangkup kedua wajah cantik Lexi yang terasa pas di dalam tangannya, seakan Lexi memang tercipta hanya untuknya.

" Maaf...aku tidak berada disisimu selama ini, maaf karena telah membuatmu berjuang seorang diri melawan penyakitmu ini, Lex. " Ucap Mike lagi yang membuat Lexi menggeleng pelan dan tersenyum manis.

" Kehadiranmu disini saja sudah cukup memberiku semangat, Mike. "

Mike mencoba tersenyum mendengar ucapan Lexi, meski air matanya kembali jatuh membasahi wajah tampannya. Rasanya begitu sakit, melihat wanita yang dicintainya kini terlihat begitu tersiksa.

" Berjanjilah....berjanjilah kalau kamu akan bertahan selama operasi berlangsung, Lex. "

" I'am promise, Mike. " Jawab Lexi yang membuat Mike kembali memeluk dirinya dengan erat, sebelum mencium puncak kepalanya penuh sayang.

" I miss you, my wife. " Lirih Mike di sudut hatinya paling dalam.

_____

#author adain edisi khusus menjelang hri raya idul fitri, setiap krya author bakalan update 2 bab sekaligus... 😄😊😉✌

My Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang