" Jawab mom, Mike!! " Miranda masih terus mendesak Mike yang lama kelamaan terlihat semakin jengah dan menahan emosi.
" Seperti yang mom lihat, bukan?! Aku sudah memiliki kekasih, karena itu berhenti menjodohkanku dengan para gadis yang sama sekali tidak kusuka. " Balas Mike dengan nada dinginnya.
" Kekasih?! Hahaha...kamu pikir mom bodoh, hingga bisa kamu bohongi dengan permainan kecil milikmu ini, hah?! Kamu pikir mom tidak tahu kalau kamu melakukan semua ini hanya untuk menggagalkan perjodohan kamu dengan Jenny, bukan?! "
" Ya! Aku melakukannya untuk menggagalkan perjodohanku dengan gadis sial sepertinya! " Seru Mike yang tidak lagi bisa menahan emosinya pada Miranda.
" Kamu benar-benar telah mengecewakan mom, bagaimana bisa kamu mempermalukan mom sampai seperti ini, hah?! Tidak tahukah kamu betapa marahnya mereka pada kita sekarang?!! "
" Just mom, not me. " Balas Mike yang kemudian melangkah lebar meninggalkan Miranda yang masih berwajah merah padam.
" Ini semua karena gadis miskin itu!! " Batin Miranda dengan segala kebencian miliknya, sebelum berjalan dengan angkuh menuju lorong yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri.
_____
Sudah cukup lama waktu yang telah dihabiskan Lexi hanya untuk menetralkan detak jantungnya yang berdetak kencang, sejak pernyataan Mike yang membuatnya begitu terkejut hingga terdiam tanpa kata.
Hingga dengan satu tarikan nafas, Lexi bertekad keluar dari tempat persembunyiannya dan mendapati sosok Miranda yang telah menunggunya dengan angkuh.
" Apa kau puas?! " Tanya Miranda dengan menahan emosinya yang hampir meluap.
Mendengar pertanyaan Miranda yang bagaikan sebuah tuduhan padanya, mau tidak mau Lexi hanya bisa berusaha tetap tenang.
" Apa yang anda maksud, nyonya? "
" Cihh.." Miranda sontak berdecih, begitu mendengar ucapan Lexi yang balik bertanya padanya. " Jangan bilang kau telah melupakan perjanjian yang telah kita sepakati siang tadi, Alexia. Dan jika kau pikir dengan batalnya perjodohan Mike dengan Jenny itu bisa membuat aku menyerah dan mengikhlaskan kau bersama Mike, maka kau salah! Kau salah besar!! "
" Saya tidak pernah sekalipun melupakan perjanjian yang telah saya sepakati bersama anda sebelumnya dan saya pun tidak pernah berniat untuk menggagalkan perjodohan itu. "
" Dasar munafik!! Jika kau benar-benar tidak melupakan perjanjian itu, lalu kenapa kau datang bersama Mike dengan menjadi kekasih palsunya dan menghancurkan semua rencanaku selama ini, hah?!! "
" Itu semua permintaan Mike dan saya pun tidak bisa menolaknya. "
" Tidak bisa menolak katamu?!! Kau pikir aku bodoh?!! Dan jangan kau pikir aku akan tinggal diam, kau akan merasakan akibatnya karena telah melanggar perjanjianmu itu!! "
" Saya harap anda jangan salah paham terlebih dulu. Saya tidak pernah melanggar perjanjian itu, lagipula bukankah dalam perjanjian itu saya bisa bersama dengan Mike meski hanya sebatas rekan kerja sampai batas waktu kontrak saya dengan Orius Group telah berakhir. Dan kedatangan saya kemari pun, semata-mata karena permintaan dari Mike yang notebenenya adalah atasan saya sendiri. "
" Kau!! " Miranda semakin emosi begitu mendengar semua penjelasan Lexi yang menurutnya hanya sebuah alibi untuk menutupi kesalahannya, sontak melayangkan tangannya untuk menampar pipi mulus Lexi.
Namun belum sempat tangan Miranda mendarat di pipi mulus milik Lexi, sebuah tangan kekar telah menahan tangan Miranda dengan kuat.
" Don't touch her. " Ucap pria penolong itu dengan rahang terkatup menahan emosinya.
Sedangkan Lexi yang tadinya telah pasrah mendapat tamparan keras dari Miranda dengan kedua mata terpejam, akhirnya membuka kedua mata coklat miliknya begitu mendengar suara yang begitu familiar dalam benaknya.
Hingga sorot lampu kecil yang berada disekitar lorong, menampilkan wajah tampan miliknya ketika pria itu semakin berjalan mendekat.
Lexi yang mengetahui siapa pria itu, sontak tercekat dan menatap tidak percaya. " David?!! "
" Saya harap dengan segala hormat pada anda, jangan pernah anda menyentuh Lexi barang sedikit pun. " Ucap David yang kali ini bernada serius penuh ancaman.
Lexi tahu, dia sangat tahu betapa marahnya seorang David malam ini. Dan itu sungguh membuat Lexi semakin merasa bersalah karena lagi-lagi karena dirinya, dia telah menghilangkan sosok ceria David.
" Siapa kau beraninya memberi perintah padaku?! "
Senyum sinis kini telah sempurna terukir di wajah tampan milik David yang semakin memandang remeh sosok Miranda yang berada di hadapannya.
" Saya yakin, siapa saya tidaklah penting untuk anda. Tapi jika anda berniat untuk bermain-main dengan saya, maka dengan senang hati saya bersedia melayani anda dengan sepenuh hati. " Ucap David masih dengan senyum sinisnya yang semakin membuat Miranda geram.
" Hentikan, Dav! Jangan membuat masalah dengan keluarga Orius. " Ucap Lexi dengan panik, dia tidak mungkin membiarkan David terseret ke dalam masalahnya.
Namun bukan David, jika dia hanya diam ketika melihat gadis yang begitu dicintainya berada dalam masalah. Meski kali ini dia memang terlalu nekat karena telah menantang keluarga Orius yang terkenal kejam tanpa ampun.
" Ada apa ini? " Suara Thomas yang baru saja tiba, akhirnya membuat Miranda mengurungkan niatnya untuk membalas perkataan berani David.
" Nothing. " Jawab David dengan nada singkatnya yang justru membuat Thomas berkerut tidak percaya. " Kamu baik-baik saja, honey? Apa kamu terluka? " Tanya David yang dengan cepat menoleh dan memeriksa setiap jengkal tubuh mungil Lexi dengan rasa cemasnya yang kentara.
" I'am okay, Dav. Justru kamu yang sekarang tidak baik-baik saja. Kenapa kamu harus mengatakan hal yang begitu menantang pada nyonya Miranda? Bagaimana kalau akhirnya kamu terluka karenaku? " Ucap Lexi dengan nada bersalahnya.
" Sebenarnya, apa yang baru saja terjadi, Lex? Kenapa kamu begitu mengkhawatirkan David? " Thomas kembali bertanya, kali ini dia bahkan telah mendekat dan menatap lekat ke arah wajah cantik Lexi yang menyiratkan raut kekhawatiran.
Melihat wajah bingung Thomas, akhirnya Lexi lebih memilih menceritakan apa yang sebenarnya terjadi diantara dirinya, David, dan Miranda beberapa menit yang lalu. Dan detik itu juga, Thomas bahkan mengusap wajah tampannya dengan kasar.
" Astaga! Kenapa kau mengatakan hal seberani itu pada aunty, Dav?! Kau bahkan tidak tahu seberapa bahayanya dia jika sedang marah. "
Berbanding dengan wajah frustasi Thomas, David hanya bisa menghela nafas dengan jengah. " Berhenti mencemaskan hal yang tidak penting. Aku tidak selemah yang kau pikirkan. "
Usai menyelesaikan ucapannya itu, David bahkan menggenggam jemari Lexi dan berjalan meninggalkan Thomas yang akhirnya memilih untuk ikut berjalan disisi Lexi dengan menggenggam jemari mungil milik Lexi.
_____
Ditempat yang berbeda, kini Mike tampak bosan dengan berbagai macam obrolan bisnis yang sejak tadi menjadi topik pembicaraannya dengan beberapa rekan bisnisnya.
Bahkan tidak jarang Mike memutar bola matanya dengan jengah begitu mendengar obrolan yang menurutnya sama sekali tidak penting untuk dibahas.
" Bagaimana dengan anda, tuan Mike? " Tanya salah seorang rekan bisnis Mike dengan wajah ramahnya yang justru membuat Mike semakin ingin mencekik pria yang kini berada di hadapannya.
Bagaimana bisa pria itu meminta pendapat Mike hanya demi topik pembicaraannya yang tidak bermutu?
" Aku bersumpah akan menyumpal mulutnya, jika dia kembali membicarakan topik aneh!! " Batin Mike dengan segala sumpah serapahnya. Namun dibalik semua kekesalannya itu, kini Mike semakin bertanya-tanya kemana perginya Lexi sejak tadi. " Apa ke kamar kecil saja membutuhkan waktu yang begitu lama? "
Bersamaan dengan pertanyaannya yang masih terngiang di dalam benak Mike sampai sekarang, tanpa sengaja mata hazelnya kini menangkap sosok Lexi yang sedang berjalan beriringan dengan dua orang pria di setiap sisinya.
_____
#jgn lpa vomment yah!!! 😊😉
KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Chance
RomanceKesempatan kedua? Akankah kalian berpikir bahwa kesempatan kedua akan datang kembali, ketika hubungan kalian telah lama berakhir? Dan bisakah kesempatan kedua akan menjadi akhir dari segalanya, akhir dari segala penderitaan yang pernah kalian alami...