Bab 43

3.9K 210 19
                                    

Tiinn...tinn....

Bunyi klakson yang Lexi tahu berasal dari mobil sport Mike, membuatnya menarik nafas kuat-kuat dan berusaha menetralkan detak jantungnya. Sebelum berjalan keluar meninggalkan kamarnya.

" Terima kasih. " Ucap Lexi pada pelayannya yang kini menunduk hormat lalu pergi meninggalkannya bersama dengan Mike yang entah hari ini terlihat sedikit berbeda. " Hai, Mike. " Sapa Lexi dengan senyum manisnya.

Melihat senyum itu, Mike malah membalas senyum manis Lexi dengan senyum sinis yang sontak membuat Lexi mengernyit bingung.

" Apa yang terjadi padamu, Mike? Kamu terlihat berbeda hari ini. "

" Berbeda?! Tentu saja aku terlihat berbeda setelah mengetahui sebuah kenyataan yang benar-benar membuatku merasa begitu bodoh karena percaya dengan semua perkataanmu, Xia...atau yang biasa kupanggil Lexi. " Ucap Mike dengan nada sarkastis.

Lexi tercekat ketika Mike memanggilnya dengan panggilan lamanya. " Kamu...ingat siapa diriku? "

Mike tertawa sinis dan kembali menatap Lexi dengan pandangan tidak terbaca lalu melempar sebuah map ke arah Lexi dengan kasar, hingga membuat isi map itu berterbangan. " Ya, aku telah mengingatmu....bahkan aku juga telah mengingat hari dimana kita menikah dan mengucap janji satu sama lain untuk selalu bersama dalam suka maupun duka. Tapi apa yang kau lakukan, hah?!! Dimana kau saat aku terbangun dari koma?! Dimana kau saat aku begitu tersiksa setiap malam karena selalu memimpikan hal yang sama selama bertahun-tahun?!! Dimana kau disaat aku begitu terpuruk karena kehilangan ingatanku?!! Dimana kau saat aku membutuhkanmu, hah?!! " Mike berseru dengan semua luapan emosinya yang bercampur menjadi satu dengan kesedihannya. " Kenapa dengan mudahnya kau mau menandatangi surat perjanjian yang mengharuskanmu melupakan semua hal tentang keluarga Orius?!! Yang artinya kau bersedia untuk melupakanku?!! Melupakan suamimu sendiri?!! Bahkan ketika aku kehilangan ingatanku dan berusaha keras mengingatmu, kau malah berusaha menutupinya!!! "

Kedua mata coklat Lexi semakin memerah menahan tangisnya yang ingin pecah, tapi tidak...dia tidak akan menangis. Untuk kali ini saja, dia tidak akan menangis dan berusaha bersikap kuat untuk menjelaskan semuanya pada Mike. Dengan menahan gemetar, dia berlutut dan mengambil satu persatu isi map yang berserakan itu, namun air mata yang sedari tadi ditahannya terpaksa jatuh ketika pandangannya bertemu dengan kotak merah bludru yang dia tahu pasti apa isinya.

Lexi mengambil kotak itu dan membukanya dengan perlahan, membuatnya semakin menangis ketika teringat akan cincin yang seharusnya masih melingkar di jari manisnya sampai saat ini.

" Aku...aku akan menjelaskan semuanya padamu, Mike...." Ucap Lexi disela-sela tangisnya.

" Cih...seakan aku mau mendengar semua penjelasan busukmu itu! " Seru Mike yang berniat pergi meninggalkan Lexi yang dengan cepat menahan lengannya.

" Kumohon Mike!! Dengarkan penjelasanku dulu!! " Seru Lexi dengan nada memohonnya.

" Apa lagi yang perlu kau jelaskan, hah?!! Bukankah semuanya sudah jelas, kau memilih pergi meninggalkanku demi pria itu bukan?!! Demi pria brengsek yang bernama David Lee itu?!! Sekarang kau sudah bersamanya bukan?! Jadi berbahagialah karena cepat atau lambat aku akan menceraikanmu!! " Detik itu Mike melepas genggaman Lexi dengan kasar dan melangkah pergi meninggalkan Lexi yang tersungkur dengan air mata yang terus mengalir deras membasahi kedua pipinya.

" Mike....kumohon dengarkan penjelasanku..." Lirih Lexi yang masih terisak dengan sebelah tangannya yang menggenggam erat cincin berlian pemberian Mike, sebelum nyeri di kepalanya mulai kambuh dan menelan kesadaran Lexi sepenuhnya.

_____

Dengan nafas memburu David berlari dengan tergesa-gesa, menghiraukan semua orang-orang yang berusaha memperingatkan dirinya agar tidak berlari di dalam lorong rumah sakit ataupun mengacuhkan teriakan beberapa orang yang tidak sengaja ditabraknya.

My Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang