25

1.2K 94 1
                                    

Di kelas, bukan Mrs. Anne yang datang. Melainkan Mr. Tom yang datang, sembari membawa setumpuk kertas.

Oh, semoga saja setumpuk kertas itu bukan ujian mendadak. Matilah aku jika hal itu terjadi!

"Well, saya tahu ini bukan jam pelajaran saya. Tapi, saya akan memberitahu sebuah pengumuman, tentang .... kalian pasti sudah tahu kan?" Tanya Mr. Tom.

Krik krik krik .... suasana kelas sunyi.

"Oh, jadi kalian belum tahu ya? Tiga hari lagi sekolah kita akan mengadakan Summer Camp untuk kelas 8A dan 8B, di Kenneth L. Wilson Campground, salah satu spot kemah di kota kita, New York. Kemahnya hanya tiga hari saja, cuma sebentar ya? Eits, tapi tenang .... akan ada lomba-lomba di sana. Dan oh ya, yang akan menjadi pembimbing kalian di sana bukan saya ataupun Mrs. Anne, melainkan seorang guru keturuan Asia yang akan membimbing kalian selama berkemah. Cukup jelas saya menerangkan?" Tanya Mr. Tom.

Beberapa murid mengangguk mengerti. Lalu seisi kelas ricuh membicarakan tentang Summer Camp tahun ini.

Whoa, Kenneth L. Wilson Campground? Kudengar tempat berkemah itu sangat menyenangkan. Well, semoga saja Mom mengizinkanku ikut.

(Btw, yang mau liat spot kemah Kenneth L. Wilson Campground, bisa langsung cari di mbak google yoo 💕)

●●●

Di rumah, aku berlari mencari Mom untuk memberi tahu soal Summer Camp.

Dan ... oh, iya. Mom dan Dad sudah pergi subuh tadi.

Pun aku memilih untuk meng-SMS Mom dan Dad saja. Setelah itu duduk mematung di dekat jendela.

"Hazelyn!" Pekik Max yang mendobrak pintu.

"Aku pulang!" Lanjutnya.

Masa bodoh, pikirku.

"Hei Haz, kau harus siap-siap malam ini ya," kata Max menghampiriku di kamar.

"Memangnya kita ma kemana? Menyusul Mom dan Dad?" Tanyaku.

"Bukan bodoh. Besok ulangtahunku yang ke 17! Dan aku akan merayakannya bersama teman-teman di rumah ini. Well, kami akan berpesta sampai tengah malam jika kami tidak mengantuk," jawab Max.

"Apa? Pesta tengah malam? Apa kau mencoba melucu Max? Mom pasti akan marah apalagi Dad! Bisa saja Dad mencoret namamu dari kartu keluarga!" Seruku.

"Aahh, tenanglah. Mom dan Dad tidak tahu ini. Dan kau juga tenang saja, karena aku tidak akan mabuk begitu juga teman-temanku," kata Max santai.

Ya, santai-santai saja sampai kau kena batunya.

"Terserah kau saja. Yang penting aku tidak mau terlibat hukuman yang akan kau terima nanti jika Mom dan Dad tahu," ujarku mengibaskan rambutku ke punggung.

"Okelah kau adik yang terbaik!" Ucap Max lalu berdiri dari duduknya dan pergi menuju pintu.

"Dan ingat, pesta ini hanya kau, aku, dan orang-orang yang ku undang saja yang tahu. Jangan sampai kau memberitahu ini ke Mom dan Dad! Atau ...."

"Atau apa?" Tanyaku.

"Atau aku akan memberitahu Mom dan Dad  bahwa kau pergi malam-malam ke bioskop bersama teman-temanmu itu. Kau tahu sendirikan jika Mom apalagi Dad tahu hal ini? Mereka tidak akan mengizinkanmu keluar rumah lagi," jawab Max.

Pppfffftt. Punya kakak kampret memang menyesatkan.

"Oke baiklah! Deal!" Seruku setuju.

"Okay, deal," timpal Max lalu pergi ke bawah.

Sial! Aku tidak mau dihukum seperti itu! Bisa-bisa aku lumutan di kamar ini.

TROUBLEMAKER ✖ Johnny Orlando Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang