09. Pernyataan Cinta

2K 116 44
                                    

Happy Reading 😊😊
.
.
.

Sammy melipat lengan kemejanya sampai sikut, menyisir rambutnya singkat, menyemprotkan sedikit parfum, dan keluar dari kamar menuju garasi. Malam ini ia akan ke rumah orang tuanya, ia sengaja meminta tolong Mamanya untuk mengadakan dinner keluarga, dan juga mengundang Nichol. Waktu liburnya di Indonesia hanya tinggal satu minggu lagi, harus bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk memperbaiki hubungan dengan adiknya.

Mobil yang dikendarai Sammy berjalan mulus memasuki pekarangan rumah keluarga Pradipto. Tampak sebuah mobil sudah bertengger di depannya, Sammy berpikir itu milik kakeknya.

“Assalamaualaikum,” ucapnya menyapa pada yang di dalam rumah.

“Waalaikum salam.” Nita, Mamanya menyambut dengan penuh suka cita. Sudah lama ia tidak melihat anak tertuanya ini.

“Kabarnya baik Nak?” Nita memeluk Sammy setelah kemudian melepasnya dan menyuruhnya duduk.

“Baik Ma, maaf baru sekarang aku sempat ke sini, kemaren datang lansung ke tempat Nichol.”

“Iya nggak apa-apa. Gimana? Ada perubahan dari Nichol?”

“Masih sama Ma, makanya aku ngerencanain acara ini biar dia bisa ada di tengah-tengah kita,” ujar Sammy. “Kakek mana Ma?”

“Itu di dalam, sama Papamu.”

“Heii, cucu Kakek sudah datang rupanya,” seru pria tua berumur lanjut tapi masih terlihat segar dari tangga rumah di susul oleh laki-laki paruh baya di belakangnya.

Sammy buru-buru berdiri dan menyalami sang Kakek. “Bagaimana kabar Kakek?” tanyanya, setelah itu beralih pada laki-laki di belakangnya. “Papa.”

“Kakek baik-baik saja. Lebih baik kalau lihat kamu sukses nanti.”

“Ha ha ha, iya Kek. Semoga.”

“Nichol mana?” Kakek Pradipto bertanya karena tak melihat wajah Nichol di sana.

“Masih di jalan sepertinya Kek.” Sammy menjawab seraya membantu Kakeknya duduk.

Tak lama setelah itu, raungan Kawasaki Ninja terdengar memasuki pekarangan rumah. Nichol dengan jaket jeansnya muncul dari pintu, dan disambut hangat oleh Mamanya.

“Akhirnya anak Mama muncul juga,” Nita memeluk Nichol yang disambul hangat oleh cowok itu.

“Halo Kek,” ucapnya dan menyalami tangan Kakek, kemudian beralih ke Papanya. Dan yang terakhir Sammy, hanya sedikit menyentuhkan tangannya ke tangan Sammy dan cepat-cepat menariknya tanpa ekspresi.

Makan malam berjalan dengan lancar. Mama Nichol lebih banyak bercerita yang disambut tawa oleh suami dan mertuanya, sesekali Sammy juga ikut tertawa kecuali Nichol yang lebih memilih asik dengan ponselnya. Kakek Pradipto mengatakan kebanggaannya pada Nichol yang sudah tidak lagi berbuat ulah di sekolah, bahkan sudah mulai rajin sekolah. Cowok itu hanya menanggapi dengan anggukan dan senyuman, tanpa sepatah katapun yang keluar dari mulutnya.

“Karena acara dinnernya sudah selesai, gimana kalau kita pindah ke ruang santai saja? Biar lebih enak,” ucap Adi setelah merasa acara makan-makan sudah beres.

“Oh. Itu ide yang bagus, aku juga ingin bersantai dengan cucu-cucuku,” balas Kakek Pradipto antusias.

“Baiklah ayo kita ke sana.” Adi membantu Kakek Pradipto berdiri dan menuntunnya berjalan menuju ruang santai yang diikuti oleh Nita. Sammy bermaksud menyusul tapi tiba-tiba pundaknya ditahan Nichol.

“Tunggu. Ada sesuatu yang perlu gue omongin ke lo,” ucapnya dingin.

Sammy menurut, ia kembali duduk dan mengurungkan niatnya menyusul kedua orang tua dan Kakeknya. Dia memutar tubuhnya sehingga posisinya menghadap Nichol. Tapi Adiknya itu tetap pada posisi semula, menghadap ke depan dengan kepala tertunduk.

Love Rain [Hiatus U/ Beberapa Hari Ke Depan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang