17. Mungkinkah...

1.4K 85 29
                                    


"Dia emang cewek brengsek!" grutu Siska sambil melempar buku ke bangku.

"Ada apa-an sih Sis?" teman sebangkunya bertanya.

"Iya kenapa sih? Dateng-dateng marah-marah nggak jelas!" cewek dengan rambut ikal di belakangnya ikut nimbrung.

"Kalian tau nggak, si Thalia cewek ganjen itu?"

"Tau lah, siapa yang nggak tau dia, yang numpang tenar dengan pacaran sama Nichol," jawab cewek di sebelahnya. Namun suaranya agak pelan karena Nichol ada di kelas. Ia nggak mau Nichol tiba-tiba berdiri dan menyeretnya ke neraka gara-gara ngomongin Thalia. Kan nggak lucu.

"Dia! Cewek itu!" Siska sengaja mengeraskan suaranya, matanya melirik ke Nichol yang terlihat acuh. "Sekarang pacaran sama Dira! Kalian tau kan Dira itu siapa?"

"Apa??!! Thalia pacaran sama Dira? Dira sahabatnya Nichol?"

"Yang bene raja?"

"Bener-bener nggak tau malu ya tuh cewek."

"Bener, dia nggak tau terima kasih. Kalo bukan karena Nichol mngkin waktu itu udah gue gundulin tuh kepalanya." Siska ambil peran, matanya tidak beralih sedikitpun dari Nichol. Suaranya semakin lantang, membuat semua cewek-cewek di kelas itu otomatis ikut nimbrung.

"Ada apa-an sih? Heboh bener?"

"Ada berita apa sih Sis?"

"Sini-sini gue kasih tau. Kalian tau Thalia?"

"Iya lah tau. Siapa yang nggak tau dia."

"Kalian tau dia sekarang pacaran sama siapa?"

"Bukannya dia udah balikan sama Nichol? Gue denger-denger waktu itu Nichol_"

"Itu gimmick. Thalia sekarang pacaran sama Dira," sela Siska cepat.

"Apa? Dira? Diranya gue?!!" pekik cewek dengan lipstick menyala di bibirnya. Padahal ia tau di sekolah tidak boleh menggunakan lipstick mencolok, namanya Naura, jangan heran kalau dia marah. Dari dulu meskipun semua kebanyakan cewek mengagumi sosok Nichol, mungkin hanya dia yang berbeda jalur menyukai Dira.

"Iya. Dira yang lo suka itu."

"Bangsat! Gue cakar wajahnya biar tau rasa." Naura mengumpat sambil berdiri angkuh. Berjalan ke arah pintu kelas. Tujuannya hanya satu, saat ini ia ingin sekali mencabik-cabik wajah Thalia karena ia menganggap telah merebut Dira darinya.

"Mau kemana?" tiba-tiba seseorang mencengkram pergelangan tangannya. Naura menoleh, dan menatap tajam ke arah Nichol.

"Lepasin!"

"Gue tanya, lo mau kemana?"

"Nggak ada hubungannya sama lo, jadi lepasin."

Nichol menggeratkan rahangnya keras dan berkata tajam. "Urusan sama Thalia, berarti juga berurusan sama gue."

"Lebih baik lo duduk, atau gue terpaksa nyeret lo ke bangku lo."

Naura tersentak mendengar ancaman Nichol. Wajahnya pias, matanya menyipit, amarahnya membuncah. Dari dulu ia memang tidak menyukai Nichol semenjak cowok itu dekat dengan Thalia.

"Lo cowok apa banci sih?!" katanya keras. "Udah jelas-jelas tuh cewek ngehianatin lo, masih aja lo bela."

Nichol menoleh tajam, matanya merah karena marah. "Kalau lo nggak tau kejadian yang sebenarnya, lebih baik lo diam, atau gue jahit mulut lo dan teman-teman lo itu!"

Suara Nichol mungkin terlalu keras, atau semua telinga yang memang tertuju kepadanya dan Naura. Mendengar bentakan itu, kontak semua mata tertuju ke arahnya, tak terkecuali cowok-cowok yang ada di kelas.

Love Rain [Hiatus U/ Beberapa Hari Ke Depan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang