14. Nichol Vs. Dira

1.6K 82 28
                                    

Happy reading 😊
------------

Untuk yang kesekian kalinya SMA Bina Bangsa dibuat gaduh oleh Nichol. Dan kalau dia yang sudah berulah, mana ada guru yang mau menegor. Kepala Sekolah pun dia abaikan begitu saja.

Hari ini, ia kembali membuat gempar seisi sekolah, terutama cewek-ceweknya. Bagaimana tidak? Yang biasanya ia berangkat sekolah dengan menegndarai mobil dan di sampingnya selalu ditemani Thalia. Kali ini berbeda, ia tidak mengendarai mobil sport yang biasa ia pakai, tapi ia mengendarai motor Kawasaki Ninja miliknya. Bukan karena itu saja yang membuat gempar, bukan karena ketampanannya bertambah ketika menunggangi motor gede itu. Tapi cewek yang duduk dijok belakangnya yang membuat seisi sekolah berdecak heran.

Dia bukan lagi Thalia. Tapi dia Siska, anak baru super sexy yang fansnya sudah bejibun. Anak baru yang sudah dari awal mendekati Nichol dengan berbagai caranya, anak baru yang selalu menjadi bahan pertengkaran antara Nichol dan Thalia. Dan kali ini, ia ke sekolah bersama Nichol, cowok itu terlihat biasa saja. Sudah dari sananya yang tampak cuek tapi cool.

Ada sebagian dari mereka yang mendecak kesal melihat aksi Siska, anak baru yang cantik yang bisa dengan sekali gebet. Ada yang sebagian tidak peduli dengan mereka, toh menurut mereka dua-daunya cocok, cantik an cakep. Ada juga yang tak habis pikir, bukannya si Nichol sama Thalia? Kenapa sekarang sama Siska? Putuskan mereka? Karena Siska? Kira-kira pertanyaan itulah yang ada di benak mereka.

Nggak hanya cewek-cewek itu yang kaget lihat Nichol dan Siska, tapi juga Mita. Bahkan ia sempet keselek minuman kalau Thalia disebelahnya nggak menepuk pundaknya.

“Hati-hati kalo minum.” Thalia menngelus punggung Mita pelan.

“Gue kaget Thal. Lihat tu si Nichol sama Sis_.”

“Udah, biari aja.”

“Kok lo biasa aja? Kalian masih belum baikan?”

“Kita putus.” Thalia menimpali cepat, memang terdengar biasa keluar dari mulutnya. Namun tarikan nafas beratnya membuat kontan Mita menoleh.

“Putus? Yang bener aja, Thal. Masak jadian belum dua bulan udah putus.”

Thalia tersenyum masam, ia balik menoleh. “Emang kalau mau putus harus nunggu dua bulan?”

“Ya, nggak juga sih.” Mita menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Gue kaget aja, kok bisa putus? Padahal gue udah nyuruh Nichol buat jelasin ke lo, masalah yang katanya Siska dia renang gitu.”

“Gue yang mutusin kok Mit.”

“Apa?!!” kali ini Mita menutup mulutnya yang melebar. “Lo serius mutusin dia?”

“Serius, Mita.”

“Udah nggak cinta sama Nichol? Apa masih keinget Kak Sammy?”

“Gue cinta sama Nichol, Mita. Gue sayang sama dia. Dan gue baru ngerasain, jatuh cinta itu indah waktu gue pacarana sama Nichol. Beda dengan dulu waktu gue suka sama Kak Sammy.” Thalia kembali menarik nafas berat, kemudian menghembuskannya pelan.

“Tapi, gue mikir, haruskah mencintai seseorang itu pada akhirnya harus sesakit ini?”

“Thalia.” Mita memegang kedua pundak Thalia. “Yang lo lakuin itu nggak salah. Hanya saja, gue rasa itu bukan keputusan yang tepat. Waktu itu gue yakin, lo hanya dikuasai emosi karena Nichol nggak berani bertindak.”

“Justru itu yang buat gue sakit, Mit. Dia sedikitpun nggak berani bertindak, bahkan dia, seakan menikmati drama yang dibuat oleh Siska. Gue nggak tau Nichol dulu seperti apa. Apakah dia tipe cowok setia, atau gimana, gue nggak tau.”

Love Rain [Hiatus U/ Beberapa Hari Ke Depan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang