Jika tidak padaku cintamu bermuara,
mengapa kau mendayung sampan yang ombaknya mengenaiku?
-Dedo-.
.
.Mita sontak kaget mendengar penuturan Thalia. Ketika sampai di rumah, gadis itu menceritakan semuanya sambil menangis. Wajah Mita pias bercampur dengan rasa tak percayanya. Mendengar bahwa ternyarta Key yang dimaksud Thalia adalah Sammy Kakak kandung Nichol membuat kepalanya otomatis berputar dengan sendirinya. Kenapa dari awal dirinya tidak curiga mengenai Key yang dimaksud Thalia? Setidaknya dirinya pura-pura bertanya gambar atau apalah yang membuatnya tau siapa Key. Tapi, ah, semuanya sudah terjadi.
"Jadi yang kemaren datang ke sini waktu lo sakit itu Kak Sammy?"
"Iya Mit, terus gue harus gimana?" Thalia menyeka air matanya yang sudah keluar bersamaan dengan cerita yang baru saja keluar dari mulutnya.
"Lo bilang itu Kak Key."
"Mita, gue nggak tau kalau namanya Kak Key itu ada Sammynya, Gue taunya Key Pradipto."
"Selama ini lo tau nama panjang Nichol?"
"Nggak tau. Makanya gue nggak curiga apa-apa, karena gue emang nggak tau kalau nama panjang Nichol, Nichol Orlando Pradipto." Thalia diam sejenak, menyapu air matanya dengan punggung tangan.
"Selama ini, gue emang kayak ada yang aneh waktu lihat Nichol. Rasanya dia nggak asing di mata gue Mit. Tapi, gue nggak nyangka kalau ternyata Nichol dan Kak Key__"
"Jangan nyalahin diri sendiri Thal, udah jalannya kayak gini." Mita menggamit kedua bahu Thalia kemudian memeluknya memberi semangat.
"Dan tadi__" gumam Thalia dari balik punggung Mita, ia ragu-ragu apakah menceritakan ke Mita tentang Nichol adalah pilihan yang tepat atau tidak. Air mata di pipinya semakin deras, ia melepas pelukan dan melihat mata Mita yang sudah menatapnya dengan alis terangkat seakan menunggu apa yang ingin disampaikannya.
"Dan tadi." Thalia menarik napas. "Tadi, Nichol_ bilang ci_ cinta sama gue."
"Hah?!" giliran Mita yang terkejut untuk yang kedua kalinya. Matanya membelalak tak percaya. Selama ini ia memang meledek kalau mereka jadian, tapi tidak disangka kalau Nichol benar-benar akan menyukai Thalia. Dan Aline? Bagaimana dengan Aline? Apakah cowok itu sudah merelakan kepergian Aline?.
"Serius, Thal?"
"Serius, Mita. Masak gue boong."
"Terus-terus, lo jawab apa?" tabiat keponya Mita sudah keluar rupanya.
"Gue nggak jawab apa-apa. Gue tinggal dia."
"Hah?!"
"Hah terus lo dari tadi," sungut Thalia dan akhrinya tertawa pelan. Bagaiamana tidak tertawa? Melihat ekspresi Mita yang tidak kalah dengan detektif di drama-drama koreas.
"Kenapa lo nggak bilang apa-apa?"
"Gue harus bilang apa Mit? Gue masih syok dengar pengakuan dia tentang Kak Key."
"Lo, masih suka sama Kak Sammy?" tanya Mita penuh hati-hati.
Thalia hanya diam, dan menggeleng pelang. "Gue.. Nggak tahu," jawabnya ragu.
***
UAS atau yang biasa disebut dengan ujian akhir sekolah, akhirnya berjalan dengan baik dan lancar. Semua siswa SMA N Bina Bangsa menampakkan wajah cerah dan cerianya, dibandingkan dengan hari-hari kemarin waktu UAS rasanya semua wajah ditekuk.
Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, dan mungkin sudah menjadi kegiatan rutin. Setiap selesai Ujian Akhir Sekolah, sebelum liburan panjang, selalu diadakan acara Class Meeting. Dalam kegiatan tersebut biasanya diadakan lomba-lomba antar kelas yang mana seluruh siswa diharuskan berpartisipasi untuk meramaikan acara tersebut. Acara yang dipimpin oleh OSIS itu rupanya sudah dirancang jauh-jauh hari oleh pengurus OSIS, dan terbukti, setelah ujian selesai, mereka beraksi dengan menempelkan beberapa poster ditiap-tiap madding kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Rain [Hiatus U/ Beberapa Hari Ke Depan]
Novela JuvenilHanya karena melihatmu tertawa di bawah hujan. Aku bisa mencintaimu sedalam ini. --Nichol--