Gadis itu berlari kecil memasuki gerbang sekolah dengan terburu-buru. Sesekali matanya melihat ke arah pergelangan tangannya memastikan kalau ia tidak telat untuk masuk kelas, karena hari ini ia piket, otomatis ia harus datang lebih awal dari biasanya.
"Thalia! Kemana aja sih lo? Jam segini baru datang," seseorang berteriak dari pintu kelas sambil memegang sapu.
"Sorry, sorry Mit, gue kesiangan. Mama papa lagi ke puncak, jadi nggak ada yang bangunin," jawab Thalia seraya buru-buru ke bangkunya untuk menaruh tas dan buku paket.
"Pembantu lo kemana?"
"Belum ada pembantu di rumah gue, kemaren Bi Inem pulang kampung katanya anaknya sakit atau apa gitu, mama juga belum nyari," Thalia melepas karet rambut di pergelangan tangan kanannya, kemudian mengikatkan ke rambut.
"Mana yang mau di sapu? atau ada yang mau dibersihakan?"
"Telat. Udah selesai semua."
Mita berjalan melewati Thalia menuju pojok kelas untuk meletakkan sapu dan tempat sampah di tempatnya.
"Sorry Mit, beneran tadi gue kesiangan," ujar Thalia seraya mengatupkan kedua tangannya di depan Mita.
"Udah nggak apa-apa, ntar aja pulangnya lo yang bersihin kelas, jangan lupa taruh absensi di ruang guru."
"Yaelah Mit, bareng lo lah, gue enggak berani sendirian ke ruang guru," Thalia merengek.
"Sorry bos. Gue nanti langsung pulang, mau ada acara keluarga pulang sekolah," jawab Mita sambil mencibir.
"Temenin bentar ya Mit, please."
"Ha ha ha enggak ah. Yuk cepetan."
"Kemana?"
"Ke aula, anak-anak kelas udah nunggu di sana."
"Ngapain? Bentar lagi Pak Aslan datang."
"Lo lupa ini hari apa?" tanya Mita sambil mengeluarkan ponselnya untuk melihat jam.
"Emang hari apa?"
"Udah mau mulai Thal, ayo!"
"Iya lupa ini hari sabtu ya," Thalia menggumam kemudian membuntut di belakang Mita menuju aula sekolah.Hari sabtu merupakan hari kebebasan pada jam pertama di SMA Bina Bangsa. Di mana kelas dikosongkan untuk tidak diadakan kegiatan belajar, semua siswa dan guru-guru diwajibkan untuk berkumpul di aula sekolah untuk mengikuti kegiatan rutin seminar sekolah yang biasanya dipimpin oleh kepala sekolah. Tujuan seminar itu untuk menumbuhkan minat dan motivasi siswa SMA Bina Bangsa untuk lebih peduli terhadap kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Diakhir seminar kepala sekolah biasanya mengumumkan siapa saja siswa yang telah mendapat penghargaan atau telah membawa nama baik sekolah di berbagai ajang kompetisi, selain itu kepala sekolah seringkali memanggil siswa yang melanggar aturan dan sering membuat ulah di sekolah.
"Terima kasih kepada semua guru-guru dan siswa yang saya cintai telah mengikuti kegiatan ini dengan penuh semangat," ujar Kepala Sekolah melihat ke seluruh ruangan.
"Diakhir kegiatan ini saya akan memanggil beberapa siswa yang sudah melanggar peraturan sekolah," lanjutnya kemudian memanggil satu persatu siswa yang dimaksud, rata-rata semuanya terdiri dari siswa laki-laki, pelanggaran kali ini memanjat pagar sekolah waktu jam pelajaran berlangsung.
"Dia lagi, dia lagi," Mita berdecak kesal.
"Siapa?" tanya Thalia sambil melihat ke arah podium.
"Itu si Nichol, selalu dah dia, kalau masalah melanggar-melanggar. Enggak ada kapok-kapoknya tu anak."
"Anak baru?" tanya Thalia. "Kok gue kayaknya nggak pernah lihat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Rain [Hiatus U/ Beberapa Hari Ke Depan]
Fiksi RemajaHanya karena melihatmu tertawa di bawah hujan. Aku bisa mencintaimu sedalam ini. --Nichol--