"Itu tadi mantan kamu ya?" Wendy yang sedari tadi berjalan terburu-buru malah berhenti tiba-tiba dan berbalik.
"Ngga usah kepo deh Mas." Ucap Wendy dengan raut sebal. Sebal dia. Orang-orang disekitarnya kok jadi pada kepo gini.
"Bukan kepo. Yakin mau pulang dengan muka kusut kek gitu?" Wendy diam.
"Kamu habis jalan ama Mas loh. Ntar kalo Herin liat kamu kek gini ntar malah Mas yang disemprot."
Entah sejak kapan mereka jadi ngedrama ala korea yang sering Wendy nonton bareng Herin.
🙏🙏🙏🙏🙏
"Heeeee." Suara Wendy lagi mewek buat Chiyo agak prihatin sekaligus gemes. Bisa juga cewe yang Chiyo taunya jutek kek Wendy nangis manja begini.
Wendy kembali memakan es krimnya. Sebenarnya es krim Chiyo soalnya ice cream cone dia udah hancur duluan gara-gara diremas jengkel abis ngebayangin gimana dulu dia ditikung ama temen pertama dikantornya itu.
"Udah pelan-pelan makannya." Chiyo ngelapin dagu Wendy yang kena coklat.
"Mas tuh nggatau sakit hati Wendy kek gimana." Sekali lagi Wendy gigit dan telan ice creamnya. Katanya mamah dia kalo pas kesal makan aja es krim supaya panas dihati jadi dingin.
"Bayangin aja Mas. Deketnya ama aku tapi jadiannya ama temen sendiri. Sakit tau Mas."
Sudah dari tadi Chiyo disemprot bentakan dari Wendy. Cuman karena mau bikin Wendy tenang dia rela nungguin cewe mungil ini lagi nangis di taman.
Udah mau jam setengah 10 tapi tangisan Wendy belum juga reda. Kelihatan dari tangisannya kek bener-bener tersakiti. Bikin Chiyo tambah prihatin. Mana udah malam.
"Istifar Wen. Sabar. Bulan puasa loh ini. Jangan diturutin sakit hatinya." Chiyo mulai mengingatkan jikalau sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.
"Padahal udah hampir setahunan. Tapi kenapa susah banget move on-nya Ya Allah." Wendy kembali menggigit ice cream terakhirnya sebelum kembali mewek.
"Yaudah. Mumpung puasa, belajar gih kamu ngerelain dia." Wendy menghapus air matanya. Mengambil tissue dari tangan Chiyo dan membuang ingusnya yang sedari tadi ia tarik ulur sembari menangis tersedu.
"Toh tulang rusuk itu ngga bakal ketuker Wen." Omongan Chiyo ada benarnya.
Ini bahkan sudah setahun tapi Wendy masih belum juga bisa move on. Tidak. Bukan belum move on. Tapi lebih tepatnya dia belum bisa menghilangkan kesal dihatinya terhadap Agus dan juga Jihan.
Rasa kesal yang selama ini bermetamarfosa menjadi sakit hati berkepanjangan sampai ia minta dipindahkan dari divisi akuntan ke divisi keuangan agar tidak harus bekerja di kubikal yang sama dengan Jihan. Ataupun bolak balik meminta tanda tangan Agus diruangannya.
"Padahal dulunya aku berharap mama bakal dapat mantu manager." Perkataan Wendy membuat Chiyo mengerutkan kening.
Ah benar mereka memang sudah harus memikirkan hal-hal seperti ini. Apalagi setau Chiyo, Wendy udah nginjak usia dua puluh lima tahun ini.
"Manajer bukan berarti makmur kali." Tiba-tiba sifat menyebalkan Chiyo muncul lagi.
"Its not about money. Aku udah kerja dan bisa cari duit sendiri kok." Wendy merebat Chiyo dan ber-argumen jika ia bukan cewe matre.
"Then?" Chiyo berkata dengan alis yang ia naikkan sebelah.
"Namanya aja manager. Pengatur. Pasti ntar bisa mengatur rumah tangga juga dong." Dari kata-kata Wendy sepertinya dia memang sudah berfikir begitu jauh tentang masa depan.
"Tapi ngga terlepas juga dari jabatan dia kan?" Kini malah Chiyo yang mulai sakratis. Suka tidak suka Chiyo benar-benar mengetahui celah agar Wendy menyetujui omongannya.
"Iya lah. Selain itu kan enak mas ngga perlu worry ama gaji. Tiap tanggal muda bakal dapat." Wendy menimpali dengan alasan lainnya.
Pada akhirnya semua akan kembali ke financial. Wendy itu sangat realistis. Mungkin karena pengalamannya yang dulu terlalu banyak mendapat penolakan publik membuatnya menjadi tahan banting terhadap dunia namun juga sensitif secara bersamaan.
Namun percayalah. Wendy itu gadis pintar yang mampu mengendalikan emosi dalam situasi yang bahkan sangat tidak memungkinkan baginya.
Bisa dilihat bagaimana ia dapat tersenyum ceria didepan Jihan dan Agus. Tapi kemudian menangis manja didepan Chiyo.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Complete] Ramadan: Bulan Cinta | Wenyeol 2016
Short StoryBulan puasa. Bulan Ramadhan. Cuman sekali setahun. Dan sekali setahun itu lah yang paling wendy tunggu. Soalnya . . .