10. A Calm Day

53 9 0
                                    

Terdengar suara kicauan burung di luar jendela. Sinar-sinar matahari merangsek masuk melalui sela-sela gorden.
Elena masih terlelap di alam mimpi hingga suara gaduh dari lantai bawah, mengganggu mimpi indahnya.
Dia berdecak kesal, kemudian menyingkirkan selimutnya dan langsung turun dari ranjang. Sejenak menatap penampilan nya di cermin, cukup rapih untuk ukuran orang yang baru bangun tidur.
Setelahnya ia turun ke bawah mencari sumber suara berisik itu. Dan di temuilah tujuh manusia gila yang sedang bermain perang bantal di ruang tengah.

Sambil berkacak pinggang Elena berkata, "Kalian ini, sudah besar masih saja kekanak-kanakan!"

"Oh, ayolah, E. Ini mengasyikan," jawab Georgia.

"Ayo, bergabung!" Geovani melempar bantal ke wajah Elena.

"Sialan!" Elena membalas lempar bantal sambil tertawa.

Pagi itu, suasana di rumah sangatlah baik. Seperti rumah-rumah pada umumnya.

"Aku lelah," Aretta langsung terduduk di lantai dengan karpet bulu.

"Aku juga. Dan lapar," tambah Nicholas.

"Oke, tunggu di sini. Aku akan menbuatkan sarapan untuk kita semua," ujar Fanya sambil berjalan ke arah dapur.

"Hei, tunggu! Aku ikut!" Arlene berlari mengejar Fanya ke dapur.

Sepeninggal Fanya dan Arlene, mereka berenam duduk di sofa dan menonton tayangan televisi.

"Ganti tom and jerry!" ucap Neera pada Geovani yang memegang remot.

"Jangan! Berita saja," balas Nicholas.

"Tadi ada film barbie! Itu saja!" teriak Aretta.

"Kalian berisik!" Ujar Elena sambil merebut remot dari Geovani dan mematikan televisi.

"Ah, kau tidak asyik!" ujar Georgia.

"Salahkan Aretta, Neera, dan Nick," jawab Elena.

"Haah! Aku bosan. Fanya dan Arlene lama sekali," Aretta berkata sambil menyandarkan punggungnya di sofa.

"Kalau mereka lama, mengapa tidak kau saja yang memasak?" tanya Nicholas dengan nada menyindir.

Aretta memutar bola matanya seolah mengatakan : kau berisik sekali! Aku tidak butuh kata-katamu.

"Bagaimana jika kita bermain?" tawar Elena.

"Apa?" jawab mereka berbarengan.

"Sambung kata," ujar Elena.

"Setuju! Ayo kita mulai!" seru Georgia.

"Mulai dari ku ya. Kue.... "Ujar Aretta.

"Cokelat," jawab Georgia.

"Dibawa," tambah Elena.

"Ibu," lanjut Nicholas.

"Hijau," Ujar Neera.

Mereka serentak tertawa. Kata yang di sebutkan oleh Neera amat tidak sesuai dengan kata sebelumnya.

"Kau ini, mana ada ibu hijau!" seru Geovani sambil terus tertawa.

"Reflek. Biar cepat," balas Neera.

"Fokus, Neera. Mau mulai lagi?" tanya Aretta, ia pun masih tertawa seperti yang lain.

"Sarapan sudah siap!" teriak Fanya sambil beekacak pinggang. "Kalian masih ingin bermain, atau makan?"

"Tentu saja makan!" jawab mereka serentak.

Georgia melirik jam di dinding, "Ini bukan sarapan, melainkan makan siang. Sudah jam setengah dua belas!"

Elena menghela nafas pelan, "Sudahlah, Gia. Ayo makan."

Unlimited ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang