1.

148 19 8
                                    

Seorang wanita tengah duduk dibalik kemudi. Simphoni kesembilan milik Ludwig van Beethoven mengalun bersama dengan jari-jari manisnya ikut

"Bayaranmu sudah ku transfer ke rekeningmu," kata orang di seberang sana. Wanita cantik itu menyalakan mobilnya lalu pergi.

Elena POV

Aku baru saja sampai di rumah tepat pukul 2 dini hari. Setelah melakukan pekerjaan yang melelahkan seharian ini akhirnya aku bisa beristirahat di rumah.

"Kau selalu pulang larut, apakah pekerjaanmu dikantor amat banyak dan rumit sehingga kau sendirilah yang harus mengerjakan hingga larut malam seperti ini? " ibuku bertanya sambil duduk di sofa ruang keluarga dan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Maaf Ibu, aku tidak bisa memberi pekerjaanku kepada sembarang orang," balasku sambil tersenyum dan naik ke atas. Ke kamarku. Berganti pakaian, menyikat gigi dan mencuci wajah. Setelah selesai aku pergi tidur.

-

Aku sudah bangun tepat pukul 5 pagi. Disaat keluargaku belum ada yang terbangun. Aku memainkan laptopku,  berinteraksi dengan orang-orangku dan beberapa orang asing.
"Lagi, E?" Nicholas Zharijc kakakku mengagetkanku.

Aku balas tersenyum padanya. Hanya dia yang mengetahui segala seluk belukku.

"Aku tidak akan berhenti, Nick. Kau tahu aku siapa," jawabku sambil tetap tersenyum.

"Sudah lima tahun Elena, dan kau masih dalam dunia hitam itu. Bahkan Ibu dan Ayah tidak tahu sama sekali. Kau sungguh pintar menyembunyikannya," balas Nick , aku tahu dalam kalimat itu ada nada menyinggung.

Tapi, apa peduliku? Setidaknya aku tetap puteri baik di dalam rumah.

"Aku tahu, Nick. Dan aku juga tahu kau akan selalu menjaga dan menyelamatkanku," ujarku sambil menatap kearah kakakku itu dan tersenyum

"Selalu, E. Aku menyayangimu," ucap Nick sambil memelukku erat.

Setelah memelukku beberapa menit, Nick keluar untuk mandi dan bersiap sarapan begitupun denganku.

Aku sudah siap sekarang, dress maroon selutut dan make up yang ku buat se-natural mungkin. Aku akan menghadiri pertemuan dengan beberapa petinggi yang rata-rata sudah tua bangka itu. Aku turun ke bawah dan langsung menuju ruang makan. Disana sudah ada ayah, ibu, dan juga Nick. Aku menyapa mereka dengan senyuman.

"Ada pertemuan lagi, nak?" Ayahku bertanya saat kami telah selesai menyantap sarapan.

"Iya Ayah," jawabku singkat.

"Kau akan pergi dengan siapa? Jangan pergi seorang diri. Apa perlu Nick yang mengantarmu?" Tanya ayah lagi. Dia memang amat protektif terhadap anak-anaknya, terlebih aku seorang wanita.

"Tidak perlu Ayah, Nick juga memiliki pekerjaan. Aku pergi bersama Geovani," jawabku sambil tersenyum

Aku beranjak dari kursi, lalu mengambil tas tanganku "Aku berangkat," ujarku.

"Hati-hati sayang," ayah ibuku menjawab bersamaan. Nick hanya tersenyum menanggapiku.

Geovani sudah menungguku diluar, sehingga aku langsung masuk ke mobilnya saja. Dia hanya tersenyum. Dia tahu aku tidak suka banyak omong, karena kami akan menempuh perjalanan sekitar dua jam aku memutuskan untuk tidur .

Aku merasakan mobil ini tidak berjalan lagi, kubuka mataku perlahan dan ya sepertinya sudab sampai.

"Kita sudah sampai, E" Geovani memberitahuku saat aku melirik ke arahnya.

"Iya terimakasih Geo, kau ikut saja kedalam. Tak apa, " Balasku sambil tersenyum.

"Oke. Ayo," ujarnya.

Aku dan Geovani masuk ke gedung yang menjulang tinggi itu. Mereka pasti sudah menunggu didalam sana.
Kami berjalan menaiki lift dan sampai di lantai 15, lantai teratas gedung ini. Ketika aku masuk ruangan seperti yang kuduga, mereka telah hadir disini. Semuanya.

"Selamat datang nona, mari bergabung." aku mengenalnya. Dia Pablo, salah satu rekanku dan bagian dari mereka pula.
Aku hanya menjawab dengan senyuman. Saat aku dan Geo sudah duduk,  seorang pria yang kukisarkan umurnya sudah 50 tahun berdiri.

"Perkenalkan saya Roberto, kita disini akan memulai penyelundupan barang ke Indonesia. Siapa yang kira-kira pantas memantau jalannya penyelundupan ini?" Pria buncit bernama Roberto itu memandangi kita semua.

"Aku rasa dia pantas dan dia juga sudah amat profesional..... " Pablo tiba-tiba berkata dan menunjuk


- Hai ini cerita pertama yang aku publish, awalnya rada takut gitu takut kalian ngerasa ini apaan sih gajelas. Makanya tiap nulis cerita cuma di jadiin draft aja hehe. Enjoy the sory 😘

Unlimited ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang