13. Kidnapping

58 9 0
                                    

Rumah bercat putih tempat kediaman Elena nampak sepi. Seperti tak ada kegiatan dari orang-orang di dalam. Namun nyatanya, mereka sedang berkumpul di kamar Neera.

Ada banyak hal yang sedang mereka bahas, terutama tentang pengejaran oleh polisi semalam. Sedari malam, mereka terus membicarakan hal ini.

"Bagaimana tempat kedua itu, Fanya?" tanya Elena.

"Cukup jauh dari sini. Itu berada di daerah hutan."

"Hutan? Apakah aman?" tanya Aretta.

Fanya menghela nafas. "Tentu saja. Justru aku dan Gia sengaja memilih hutan agar tidak mudah terlacak."

"Namun, bisa saja mereka menemukan kita," ujar Geovani.

"Apakah hutannya termasuk daerah taman nasional?" tanya Nicholas.

"Tidak. Sebenarnya iya, namun aku mencari yang benar-benar tidak terjangkau. Dan sepertinya sudah diluar teritorial taman nasional," jelas Georgia.

"Bagus jika seperti itu. Kita harus segera pergi dari tempat ini," ujar Elena sambil menyesap teh nya.

Neera tampak tegang. "Teman-teman. Lihat ini!"

Semua bergerak mendekat pada Neera. Dan seketika terkejut melihat layar monitor laptop Neera. Mereka saling bertatapan. Raut wajah sama, tegang, terkejut, dan menahan amarah.

"Sejak kapan?" tanya Arlene.

Neera terlihat mengutak-atik laptop nya. "Tiga hari."

"Mereka ada di semua sisi. Bahkan sepertinya, mereka sudah hafal dengan gerak-gerik kita selama ini," lanjutnya.

"Sekarang juga!  Kita harus segera pergi dari sini!" ujar Elena.

"Tidak bisa. Maksudku, tidak bisa langsung semua. Pasti mereka akan curiga," jelas Geovani.

Georgia mengerut kan dahinya. "Lantas bagaimana?"

"Kita pergi, perlahan. Dua orang dahulu, lalu dilanjutkan yang lain dengan masing-masing dua orang juga," ujar Geovani. "Bagaimana?"

"Aku setuju. Gia dan Fanya, kalian pergi terlebih dulu. Kalian yang memiliki tempat, jadii lebih baik kalian ke sana terlebih dulu. Siapkan semuanya. Dilanjutkan dengan Arlene dan Aretta nanti siang. Lalu, aku dan kakakku di sore nya. Dan terakhir, Neera dan Geovani malam hari. Tak perlu terlalu malam, dua jam setelah aku dan Nick pergi kalian harus segera pergi. Mengerti?" jelas Elena.

"Ya!" jawab mereka serentak.

"Baiklah, aku dan Gia akan bersiap. Kami akan segera berangkat," ujar Fanya.

Mereka semua mengangguk, pertanda ya.

Elena menengok ke arah Neera. "Bagaimana?"

"Masih," jawab Neera.

"Neera, setahuku kau memasang kamera cctv di setiap jalan menuju rumah ini, benar?" tanya Nicholas.

Neera tampak berpikir sejenak. "Iya, mengapa?"

"Kau dan Geovani menjadi yang terakhir pergi, kau pantau dari kamera-kamera mu itu apakah ada yang mengikuti kita," jelas Nicholas.

"Itu rencanaku, alasan mengapa Neera menjadi yang terakhir pergi. Dan akupun sengaja menempatkan Geovani bersamanya, agar Neera aman," ujar Elena.

Nicholas mengangguk-anggukan kepalanya tanda ia mengerti.

"E," panggil Arlene.

Elena menoleh dan mendapati Arlene sedang menatapnya sayu. "Ada apa?"

Unlimited ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang