11. Unexpected

46 9 0
                                    

Sepulang dari Festival Seni, pukul setengah enam sore mereka sampai di rumah. Mereka masing-masing masuk ke dalam kamar untuk membersihkan diri dan berganti pakaian. Semua sibuk dengan kepentingan masing-masing, hingga Nicholas mengajak untuk makan malam bersama di luar.

"Tumben sekali, ada apa?" tanya Arlene.

Nicholas tersenyum dan berjalan mengambil kunci mobil, "Aku kasihan padamu dan Fanya, setiap hari membuatkan makan untuk kita semua."

"Tidak apa, aku senang," balas Fanya

"Sudahlah, Nick sedang berbaik hati malam ini. Nikmatilah!" ujar Elena.

Semuanya pun langsung masuk ke mobil. Seperti biasa, dibagi menjadi dua mobil.

"Kita mau ke mana?" tanya Aretta

Nicholas melirik ke arah Aretta, "Makan malam."

Sedangkan Georgia sedari masuk ke dalam mobil, ia terus saja melamun. Fanya mengetahui hal itu, namun ia tak urung untuk bertanya pada Gia mengapa.
Akhirnya, Nicholas yang sedang mengemudi meperhatikan gerak-gerik Georgia.

"Gia?" panggilnya.

"Gia?" panggilnya lagi.

"Georgia Eve Ottilie!" Nicholas memanggil dengan nada tinggi.

Georgia akhirnya tersadar dari lamunannya, "Ada apa?"

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Nicholas kemudian.

"Uhm, tidak ada."

"Tidak ada? Jika begitu, mengapa sejak tadi Nicholas memanggil mu namun kau masih diam?" balas Aretta.

Fanya mengelus punggung Georgia pelan, dan berbisik "Aku tau ada yang sedang kau pikirkan. Kenapa, Gia?"

"Perasaanku tidak enak, Fanya," jawabnya sambil berbisik ke Fanya.

"Aku pun begitu."

Georgia menolehkan penuh kepalanya ke arah Fanya, "Sungguh?"

Fanya mengangguk kecil, dalam hati Georgia berdoa agar apa yang firasatnya katakan tidak menjadi kenyataan. Georgia takut, begitupun Fanya. Ada perasaan tidak enak yang merangsek masuk ke dalam hati keduanya.

Fanya dan Georgia tetap diam hingga akhirnya mereka sampai di pusat perbelanjaan di tengah kota. Nicholas bilang, di sana ada tempat makan yang enak. Jadi, mereka semua menyetujui nya. Dengan kata lain selagi ditraktir, mereka akan menurut.

"Ini restoran Jepang?" tanya Geovani

Elena memukul kepalanya pelan, "Kau tadi sudah baca papan nama di depan bukan? Kenapa masih terus bertanya?"

"Aw!"Geovani meringis, "Aku hanya ingin memastikan lebih lanjut."

Elena diam tidak menggubris pernyataan dari Geovani. Tidak lama, pelayan datang dan  menanyakan pesanan. Setelah semua pesanan telah dicatat, pelayanpun langsung bergegas pergi.

Tidak lama, lima belas menit kemudian makanan sudah di antar ke meja mereka. Dengan santai, mereka menyantap hidangan makan malam itu. Tidak ada yang berbicara selama makan semua fokus pada makanan masing-masing. Setelah selesai makan dan membayar, kedelapan orang itu beranjak pergi. Mereka memang hanya ingin makan di situ, tidak dengan bersantai atau melakukan hal tidak penting di sana. Maka dari itu, mereka langsung keluar restoran.

Ketika sedang berjalan menuju baseman, Elena bersenggolan dengan seorang pria. Sontak, Elena langsung menengok pada pria itu begitupun dengan si pria yang menyenggolnya tadi.
Mata pria itu terbelalak kaget, sedangkan tubuh Elena seketika menegang. Namun baiknya, Elena langsung menormalkan kondisi tubuhnya itu. Pria di hadapan Elena masih terkejut, begitupun dengan temannya yang seketika menatap Elena dan kawan-kawan nya.

Unlimited ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang