16. Flashback(4)

40 9 0
                                    

Desember, 2016.

Bruk.... Dua orang gadis baru saja bertabrakan di koridor kelas sebelas.

"Maaf, aku terburu-buru hingga tidak melihatmu," ujar salah satu gadis sambil membantu merapikan buku gadis satu lagi yang berserakan.

"Tapi, omong-omong aku tak pernah melihatmu? Kau anak baru ya?" lanjutnya.

"Tidak aneh. Aku memang jarang berbaur. Namaku Karina, kau?" jawab gadis bernama Karina sambil mengulurkan tangannya.

"Aku Almira. Senang berkenalan denganmu," jawab Almira sambil meraih tangan Karina dan mereka bersalaman.

Karina segera bangkit setelah bukunya telah di genggamnya kembali.

"Aku harus pergi, permisi," ujarnya.

Almira hanya tersenyum dang mengangguk menanggapi nya.

Mereka berjalan berlawanan arah di koridor itu.

----------------------------------------------

Karina tengah berada di dalam perpustakaan tepatnya di pojok ruangan. Ia memanfaatkan wifi sekolah untuk membuka akses internet. Dan ia pun ingin membuka blog naungannya.

Ketika tengah asyik membuka tiap kode untuk masuk ke jaringan itu, Karina di kagetkan dengan tepukan ringan di bahunya.

Ia segera menoleh dan mendapatkan Almira yang kemarin baru saja berkenalan dengannya itu.

"Hai," sapa Almira.

Karina tersenyum. "Hai. Sedang apa kau disini?"

"Hahahaha." Almira tertawa pelan menanggapi ucapan Karina. "Seharus nya aku yang bertanya seperti itu."

Karina menutup laptopnya dan mempersilahkan Almira duduk di sampingnya.

"Hanya memanfaatkan fasilitas sekolah," jawabnya.

Almira mengangkat sebelah alisnya. "Dan membuka website organisasi?"

Karina sebernarnya terkejut, namun ia tidak menampakkan itu di depan Almira. "Organisasi apa maksudmu?"

"Tak perlu berbohong denganku. Black lion. Organisasi itu, aku juga ada didalamnya."

"Benarkah? Wah, akhirnya aku mempunyai teman sesama anggota organisasi itu di sekolah ini."

"Ya, aku juga. Ada satu lagi selain kita."

Karina menaikkan sebelah alisnua tanda bertanya.

"Namanya Arimbi. Pernah dengar?"

"Ya! Teman kelasku sering membicarakan nya, mereka bilang ia selalu sendiri."

"Kau pun begitu."

"Ah, tidak. Terkadang aku bersama teman kelasku."

"Oh, ya. Karina, mari kita berkenalan ulang. Namun sekarang sebagai anggota organisasi. Aku mouth." Almira mengulurkan tangannya.

Dan dengan senang hati Karina menerima uluran tangan Almira.

"Knife."

"Agen terhebat. Semua tau soal knife. Dan aku beruntung bisa satu sekolah dengannya."

"Atau, bisa menjadi teman dekat?"

Almira merangkul Karina. "Kita teman sekarang."

Dan mulai saat itu, Karina dan Almira menjadi teman hingga sekarang.

Unlimited ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang