"Siapa?" tanya Albus sekali lagi, berharap dia salah dengar. Bukan hanya Albus yang berharap kalau dia salah dengar, melainkan hampir semua anggota keluarganya.
"Dad, ayolah, ini tidak lucu. Aku tahu leluconmu memang selalu lebih buruk daripada Uncle Ron, tapi ini? Anak dari Theodore Nott?" Kali ini James yang membuka suara. Laki-laki berbibir tipis yang tadinya ingin menikmati roti isi buatan ibunya itu terpaksa harus berhenti setelah mendengar ucapan ayahnya.
Harry menghela napas. Dia sudah tahu jadinya akan seperti ini. "Memangnya aku terlihat seperti sedang melucu? Aku serius dan dia akan ikut ke Peron 9 ¾ bersama kita, makanya aku menyuruh kalian semua untuk bersiap-siap lebih cepat."
"Apakah dia seusia denganku?" tanya Lily sambil menusuk daging asap dengan garpunya. Dari suaranya, jelas sekali dia terdengar antusias.
Harry tersenyum. "Ya, Lils."
Lily berseru senang, sedangkan James mengedikkan bahu. Mau tidak mau, dia harus percaya kepada ayahnya yang tampak sangat meyakinkan. "Anak itu mungkin akan masuk ke Slytherin, Lils," balas James.
Killjoy.
"Dad!" rengek Lily sambil menatap kakak tertuanya itu kesal. James membalas tatapan itu dengan tawa, sementara Albus memutar bola matanya bosan.
James tetaplah James.
"James, jangan membuat adikmu kesal!" omel Ginny yang baru saja turun dengan kemeja berkerah dan rok pensil.
Setelah Keluarga Potter selesai menyantap sarapan di pagi itu, mereka pun bergegas untuk menjemput gadis yang sudah menunggu sejak pukul tujuh pagi di rumah besarnya seorang diri. Alisha Nott.
[+]
Jujur saja, setelah melihat Alisha, dalam sekejap, timbul rasa penasaran di dalam dada Albus. Dia tidak tahu pasti kenapa, namun yang jelas, Albus penasaran.
"Oke, apa kau sudah membawa sikat gigimu, James?" tanya Ginny begitu mereka berada di Peron 9 ¾ yang sangat ramai.
Kedua mata Albus tak ada hentinya mencuri pandang ke arah Alisha. Dia tahu tidak seharusnya dia bertindak semenyeramkan ini, tapi dia tidak bisa berhenti.
Albus. Tidak. Bisa. Berhenti. Menatap. Alisha.
Gadis itu menarik. Tubuhnya kecil dan ringkih, membuat Albus heran bagaimana dia bisa menghadapi satu musim panas ini seorang diri tanpa ketakutan di rumah itu.
"Bola matamu mungkin akan keluar sebentar lagi kalau kau terus melirik-lirik tidak jelas seperti itu," ujar sebuah suara, menariknya kembali ke dunia nyata. Kedua pipi Albus memanas. Dia segera mendapati orang yang membuatnya tersadar itu—James.
Oh tidak, kalau James tahu siapa yang Albus lihat, laki-laki itu bisa mengejeknya seumur hidup.
"Ap – apa?" tanya Albus gelagapan. Dia menatap James dengan tatapan apa-sih-jangan-ganggu-aku.
"Kau melihat apa? Bukannya biasanya kau akan langsung menghilang ke dalam Hogwarts Express bersama Malfoy?" tanya James heran sambil menaik-turunkan kedua alisnya.
Tersadar, Albus langsung menggaruk tengkuknya. "Eh, uh," ujarnya bingung. Dia tidak mau memberi kesan aneh, tetapi dia juga tidak mau meninggalkan tempat itu sekarang. Maksudnya, dia tidak mau meninggalkan Alisha Nott sekarang. "Scorpius ... Aku tidak menemukannya di mana-mana."
KAMU SEDANG MEMBACA
First
أدب الهواة[After the Cursed Child; Albus Potter x OC] Albus baru saja selesai berurusan dengan segala kekacauan yang ia perbuat bersama sahabatnya. Namun setelah hubungannya dengan ayahnya membaik, setelah ia sudah kembali ke dirinya yang lama dan menjadi pem...