Part 1 (I Wish My Freinds Died)

135 22 16
                                    

Waktu takkan pernah berubah, jika kalian tidak melakukan sesuatu, ya aku ingin merubah nasib buruk ini menjadi sesuatu yang indah bagi hidupku, tapi itu semua tidak akan pernah terjadi, aku hanya berangan-angan itu semua dan berharap ini akan menjadi kenyataan.

Hidup di duniaku sangatlah susah, dan aku pun lelah untuk terus melakukan ini semua.

Sejak aku sekolah di SMA, banyak teman-temanku mengejek tentang sifatku dan pengalaman pribadiku.Ya, saat itulah aku sangat kesal dengan sekolahku.

*****

Kamar Shina...

"Shin, cepat bangun, nanti kesiangan"

Teriakan itu membuatku terbangun dari tempat tidurku, teriakan yang biasa aku dengar setiap pagi adalah sinyal dari Mama untuk pergi ke sekolah, aku beranjak keluar dari kamarku dan bergegas mandi, makan, dan pergi ke sekolah.

Di Kelas...

Untung saja aku tadi tidak terlambat datang, tapi aku memiliki firasat buruk yang terjadi padaku dan firasat ku terbukti, baru duduk di bangku kelas, semua orang di kelas memberi hormat kepadaku, sambil bicara "pagi bitch".Saat mendengar kata-kata tersebut, aku mulai merinding dan mulai membayangkan apa yang terjadi nantinya, aku hanya terdiam tanpa membalas perkataan mereka, aku hanya ingin lari sejauh mungkin, tapi apa daya tubuhku tidak mampu berdiri lagi, jadi aku hanya berkata dengan suara yang sangat pelan.

"Aku hanya ingin temanku mati"

Ucapanku terlontar sangat jelas pada pikiranku saat ini.Aku takut menjalani hari-hari ini, ku tahan tangisan ku, betapa pedihnya rasa sakit ini, kata-kata dari mereka masih menghantui pikiran ku, aku hanya ingin berteman, tapi kenyataan membuktikan mustahil bagiku.

Andai saja, aku punya teman, aku takkan seperti ini, aku sudah lelah untuk hidup seperti ini.

Ku kuatkan seluruh tubuhku untuk segera pergi dari kelas ini, tapi takdir berkata lain, Untung saja bel berbunyi, aku sudah ancang-ancang tuk pergi keluar kelas ini, pelajaran pun dimulai.

*****

Kring kring kring kring

Jam istirahat berbunyi sangat keras di luar ruangan kelas.Aku segera beranjak keluar kelas dan menuju tempat yang biasa aku kunjungi yang tidak lain adalah taman belakang sekolah.

Taman belakang sekolah...

Tampaknya di taman tidak ada seorang pun yang datang, jadi kubuka kotak bekal ku dan mulai memakannya dengan perlahan.

Tak lama suasana yang sepi dan nyaman itu rusak oleh, segerombolan anak cewek yang berusaha mendekati ku, buat jaga-jaga, ku keluarkan iPhone ku dan mulai merekam.

Tiba tiba seorang teman kelasku datang menghampiri ku dan menjatuhkan kotak bekal ku yang kumakan tadi.

"Kau pikir kamu siapa, kamu hanyalah gadis sok cantik dan sok pintar di kalangan guru-guru dan anak pria kan"

"Haha iya kamu tuh ibarat oasis ditengah panasnya gurun pasir, jadi kami hanyalah halangan buat kamu apa !!! Dasar gak tahu malu"

"Ya iyalah namanya juga bitch"

Aku hanya termenung tidak menjawab perkataan mereka seperti biasanya, aku hanya mengumpulkan sisa-sisa makanan dari kotak bekal ku, aku tidak kuat kalau begini terus menerus menahan rasa sakit, sesaat terlintas jelas dalam pikiran ku, saatnya aku harus menjadi bad girl yang kalian ingin kan.

"Emang kenapa, kalian semua tuh syirik melihat keadaan ku begini oke, lihat saja para pecundang sejati "

Lagi-lagi ucapan dari mulutku mulai terdengar bersahutan di pikiranku, ya karena aku masih tidak terima dengan perilaku teman kelas ku.

"Hei berani sekali kau berkata seperti itu, kau pikir siapa dirimu, dasar bitch"

"Apa katamu !!!"

Dengan sekuat tenaga ku kumpulkan tenaga ku tuk menghajar teman yang mengatakan aku bitch, sambil berkata "lebih baik kalian semua mati"

Pukulan ku tepat mengenai wajah Amane, sedangkan yang lain menyaksikan langsung kejadian itu, ku ambil kotak bekal ku dan pergi meninggalkan taman.

Dalam hati aku menjerit kesakitan sambil berlarian menuju kelas. Aku tidak percaya, apa ini yang namanya bad girl ?

Sedangkan Amane dan lainnya mengejar ku, untuk balas dendam kepadaku, aku tahu kalau ini akan terjadi padaku.

The Hope Is LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang