Kamar Kakak...
Sekarang aku berdiri di depan pintu kamar laknat itu, tangan ku kini bergerak menuju kenop pintu, tapi aku agak ragu-ragu untuk membukanya, tapi pada akhirnya tangan ku membuka pintu itu.
Dan disinilah aku tidak melihat keberadaaan tanda-tanda makhluk hidup selain aku, melainkan benda mati, itu berarti kakak ku tidak ada di kamarnya, jadi aku bisa mensterilkan benda-benda kakak ku, tapi aku hanya tertarik dengan satu benda yaitu laptop kakak ku yang sudah menyala dari tadi.
Ya jelas, pemikiran seorang wanita, kalau melihat benda-benda seorang pria, selalu saja ingin tahu tentang benda itu, bisa dibilang kepo tingkat dewa. Contohnya aku sendiri, melihat laptop kakak ku saja, aku bayangin yang nggak nggak, padahal itu kakak ku sendiri, gimana kalau orang lain, gak kebayang kan gimana nantinya.
Oke pertama yang harus aku cek adalah riwayat browsing kakak ku, mungkin ada konten yang terkait dengan unsur-unsur pornografi, tapi saat kulihat ternyata riwayat browsingnya penuh dengan sosial media, "update juga kakak ku ternyata, ya iyalah, model gitu loh secara" gumam ku.
Untung saja riwayat browsingnya nggak aneh-aneh kan bisa berabe tuh. Oke, langsung saja ke langkah selanjutnya yaitu mengecek filenya, kalau benar-benar tidak ada mungkin, kakak ku menyembunyikannya dengan menggunakan metode klasik yaitu mengeklik 'hide'.
Haduh ternyata gak ada, video, foto-foto, dan lain sebagainya yang mengandung unsur-unsur negatif, yang hanya ada video Marvel, dan foto-fotonya, tapi gak mungkin lah, kalau seorang pria gak pernah lihat video tersebut, pokoknya aku harus cari video-video tersebut sampai ketemu, biar tahu rasa, gimana rasanya ketahuan menyembunyikan sesuatu.
Saking keponya sama tuh laptop, aku tidak tahu kalau kakak ku sudah masuk ke kamarnya sambil membawa Snack Snacknya. "Shin kamu liatin apa kok segitunya?"tanyanya sambil lihat laptopnya. "Jangan bilang kamu kepo sama laptopku yang berisi video-video porno atau apalah itu" pintanya sambil menaruh Snack Snacknya.
Haduh tertangkap basah lagi, aku hanya bisa pasrah dengan muka sok imut, sok cantik, dan pasang wajah memelas agar diberi pengampunan. "Kenapa ya, semua wanita itu kalau kepo itu ngalahin detektif saja" serunya." Di laptopku, memang gak ada video-video itu, kalau kamu nyariin sampai kiamat, tuh video gak akan ketemu" katanya sambil memukul pelan kepalaku. "Kamu pengen lihat atau pengen minta video itu" katanya sambil muka sok ganteng.
"Hah pengen lihat, pengen minta tuh video, emang kakak punya? Di laptop aja kakak gak punya"
"Punya"jawabannya singkat padat dan jelas, sampai-sampai aku malu sendiri apa yang kukatakan tadi. "Aku punya tuh video, tapi bukan di laptop tapi di HP, kamu mau"jawabannya tanpa ragu-ragu, padahal aku adik kandungnya.
"Mana mungkin aku mau tuh video, bisa-bisa aku muntah lihatnya, gak jadi deh aku ceritanya, kayaknya aku lupa ceritanya, soalnya topik pembicaraannya terlalu dewasa"pintaku sambil ngambek sama kakak.
"Gitu aja udah ngambek?Pilih mana, langsung atau santai?"
Langsung atau santai, maksudnya? Jangan-jangan kakak melakukan hal-hal yang tidak-tidak kepadaku. "maksud kakak?"
Kakak tidak merespon apa yang kukatakan tadi, melainkan membuka bajunya di hadapanku, aku sempat lihat badannya yang berotot dan perut yang sixpack membuat jantung ku semakin berdegup kencang sehingga aku tidak bisa berkata-kata lagi.
"Shin, kamu gak kepanasan?"sambil mengibaskan tangannya di hadapan wajahnya. Ya jelas panas, pendingin ruangan aja kalah sama gerak-gerik kakak yang menggoda. "Soalnya pendingin ruangannya belum aku hidupkan"terangnya kayak orang gak punya dosa.
Kukira panasnya gara-gara hawa kakak, ehh ternyata ac-nya belum nyala. Bikin salah tingkah aja nih orang, untungnya disini gak ada pisau, kalau ada gitu, tinggal nama aja nih orang. "Panas kak, panasnya itu sama kayak dioven" kesalku sambil membuka pintu dan akhirnya meninggalkan kamar laknat itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Hope Is Lost
Teen FictionWaktu takkan pernah berubah, jika kalian tidak melakukan sesuatu, ya aku ingin merubah nasib buruk ini menjadi sesuatu yang indah bagi hidupku, tapi itu semua tidak akan pernah terjadi, aku hanya berangan-angan itu semua dan berharap ini akan menjad...