Part 6 (Siscon)

70 15 10
                                    

Ruang Tamu...

"Pintar sekali kakak, mempermainkan ku, lihat aja nanti akan kubalas kak"batinku sambil merangkul bantal sofa sebagai pelampiasan ku.

Pikiran ku seakan-akan sudah diracuni oleh kakak ku, ya memang benar pikiranku saat ini masih saja memikirkan kakak ku yang sok ganteng itu"kakakkkkkk"lagi-lagi aku melampiaskan kekesalan ku dengan teriakan, saking kesalnya aku gak tahu kalau kakak ku ada di samping ku sedari tadi.

"Kamu tuh kenapa sih Shin, jangan mikirin yang aneh-aneh, ayo ikut kakak cari angin" pinta kakak yang membuat ku mau tak mau berdiri dari tempat duduk ku "Ma Agam sama Shina mau keluar sebentar" belum sempat jawab, ehh ternyata sudah punya keputusan, kenapa minta, kenapa tanya? Kalau kakak yang jawab sama saja kan.

"Iya, tapi jangan lama-lama" jawabannya malas, tanpa melihat lawan bicaranya sedari tadi, malah fokus tuh sama FTV.

"Mau kemana kak? Naik apa?" Ya jelas, aku masih gak mood sama kakak ku, bawaannya itu pengen ngamuk, pengen mukul tuh muka gantengnya biar tahu rasa.

"Pokoknya kita tuh jalan-jalan"sambil pasang muka layaknya orang imut "memangnya kamu punya pacar?" Hah...pacar? temen aja gue gak punya, apalagi pacar? "Cewek kayak gini aja punya pacar gak mungkin" ini-nih yang sangat aku benci dari kakak ku, yang ngasih pertanyaan siapa? Yang jawab siapa?"ayo, jangan tanya Mulu kapan berangkatnya kalau kamu tanya Mulu, kayak wartawan aja tanya Mulu" yang dari tadi ngobrol nggak ada henti-hentinya itu siapa? Kan kakak? Salah Mulu nih gue.

*****

Kafe...

Katanya mau jalan-jalan, ehh gak taunya pergi ke kafe. Aku dan kakak ku pun turun dari mobil dan berjalan masuk kafe tersebut.

Saat masuk tuh kafe, kulihat sekeliling kafe, banyak sekali orang berpasangan, ya sama kayak aku dan kakak ku, pria dan wanita, jangan berfikiran kalau aku dan kakak ku ini berpacaran, gak mungkin adik-kakak berpacarankan? Gak mungkin!! Hello hari ini gitu loh!!

"Kamu lihat, anak-anak dipojokkan sana" sambil menunjukkan jari telunjuknya ke arah meja 4 yang bertepatan dipojokan"itu teman kakak kerja, sama kayak kakak orang 2 itu sama-sama model, aku minta hari ini juga, kamu harus menuruti permintaan egoisku" sambil menunjukkan wajah mengancam "mulai hari ini dan detik ini, aku mau kamu jadi pacarku"

Hah! Pacar? Tuh kan tebakanku bener, gue harus demo sama kakak ku" Hah! Pacar? Aku gak ma-----" baru berapa kata, ehh mulut ku sudah dibungkam oleh telunjuk kakak ku.

"Aku gak butuh jawabanmu, ini cuma status ku aja, ayo kesana"sambil menarik tanganku menuju meja 4.

Meja 4...

"Sorry, gue lupa, semoga kalian-kalian ini percaya kalau aku punya pacar, perkenalkan ini pacarku yang asli"

Pacar asli?? Stress nih orang? Jelas-jelas gue adik kandungnya! Aku baru sadar kalau kakakku siscon! Ah duduk dulu aja, capek kalau lama-lama berdiri, sambil mandangin 3 cowok yang gak jelas asal-usulnya, bisa-bisa mati berdiri nih gue, Oke selama aku duduk di bangku SMA, aku gak pernah bersosialisasi, jadi gimana gue balasnya ya? "Iya nih sih Agam, selalu aja lupa" sambil melototi wajah Agam dan mencubit pelan, sebenarnya cubitan ku tadi gak pelan sih, lihat kakak ku, masih saja menggosok-gosok bekas cubitan ku tadi "dan lihatlah aku, aku belum sempat dandan, gak bawa dompet, gak bawa HP, ah gak papa, itu sudah terbayarkan dengan wajah-wajah kalian"

"Kevin, nama gue Kevin"Sambil menyombongkan tatapan wajah gantengnya, dan menyodorkan tangannya. Haduh tampan banget, tapi sayang seribu sayang aku gak tertarik, maaf ya kak, gue sudah bosan dengan namanya model, apalagi tipe-tipe pria seperti kakak ku.

"Shin----" haduh bego banget nih gue, bakal ketahuan nih penyamaran gue, kakak ku Agam, yang menyadari perkataan gue tadi, melototi aku dengan tatapan seperti singa kelaparan." Shinta" untung saja, aku pintar nyari-nyari alasan, untung juga sama teman sd ku yang namanya juga 'Shinta' "kau menyelamatkan nyawa ku Shinta, aku pinjam namamu Shinta" batinku kegirangan.

"Sora, Sora Aoki" sambil menyodorkan tangannya di hadapanku, tanpa kusadari orang berambut hitam lebat, hidung mancung, dengan senyuman manis terlihat giginya yang putih dan bersih, bak seperti artis K-Pop Korea, menyodorkan tangannya dan namanya di hadapanku, yang membuatku merasa salah tingkah.

"Shinta" sambil bersalaman dengan tangannya. Sepertinya aku sudah dihipnotis olehnya.

Sumpah, suer deh, gila nih orang tampan banget, 11-12 sama kakaku, kelihatannya cowok seperti dia, itu royal banget, dan tipe pendiam, pendiam tapi royal? Kok bisa ya?

Ehh bentar deh, telingaku yang eror, atau mulut orang itu yang eror? Orang itu benar-benar ngomong 'sora' kan? Iya kan? Iya kan! HP!!!, HP gue mana? Sambil merogoh saku, "argh gue gak bawa lagi! Bego"batinku, dan oke gue nyerah sama tuh nama.

"Tap---------i"

"Tap---------i"

Oke gue gak akan nyerah segampang itu, kutenangkan pikiranku, dan melihat sekeliling ku, kurasakan aliran darah mengalir menuju otak ku, dan mulai berfikiran positif sambil mengambil nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya sambil mengingat-ingat tentang nama itu.

Kebetulan kakak main-main HP, kuambil HP-nya, dengan secepat kilat gue mencari informasi tentang nama itu, sebenarnya gue pernah dengar nama 'sora', tapi siapa ya? Dan dimana gue mendengarnya? Entah kenapa firasat ku mengatakan sesuatu hal buruk akan menimpaku.

Jangan-jangan​...

Orang...

Itu...

The Hope Is LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang