Speechless. Kata yang tepat, cocok dan pas untuk mewakili keadaanku saat itu. Aku benar-benar tidak tahu harus berkata apa. Apakah aku salah dengar ? Atau aku sedang bermimpi ? Ah entahlah, yang jelas saat itu aku sangat bingung.
Ku perhatikan wajah Lolita yang seolah-olah menunggu jawabanku.
"Serius ?". Hanya kata itu yang keluar dari mulutku.
"Ya. Setelah aku pikirkan dengan matang, aku membulatkan tekad untuk masuk Islam. Jadi gimana, kamu mau bantu aku kan ?".
Aku hanya diam mendengar jawaban dari Lolita, tanpa berkata apa-apa.
"Mungkin ini agak mendadak, pasti kamu kaget kan ? Aku bisa liat itu dari ekspresi kamu. Aku percaya kalo kamu orang yang baik, karena itu aku minta bantuan sama kamu".
Ya, yang dikatakan Lolita benar. Aku kaget, sangat kaget.
"Kenapa kamu milih Islam ?". Itulah pertanyaan yang ingin aku tanyakan dari tadi.
"Karena menurutku Islam adalah agama yang sempurna".
"Terus gimana sama keluarga kamu ?". Tanyaku dengan sedikit khawatir.
"Sebenernya aku agak takut, tapi aku yakin pada akhirnya mereka akan nerima keputusan aku"
Setelah aku berbicara banyak dengan Lolita mengenai keputusannya masuk Islam, aku memutuskan untuk membantunya.
"Pertanyaan terakhir, kenapa kamu pilih aku ? Maksudnya dari sekian banyak orang kenapa kamu pilih aku buat bantuin kamu masuk Islam, padahal kan kita baru kenal". Akhirnya aku pun menyakan pertanyaan yang terus menerus ada di pikiranku.
"Ga tau!". Singkat, padat dan yang pastinya kurang jelas, itulah jawaban dari Lolita.
Bagaimana bisa dia menjawab pertanyaan yang terus menerus berada di pikiranku dengan sebegitu entengnya ? Atau ekspetasiku terhadap jawabannya terlalu tinggi ? Sehingga aku merasa sangat tak dihargai saat mendengar jawabannya.
"Oke, cukup berbincang-bincangnya. Sekarang kamu mau aku gimana ?". Tanyaku yang sudah putus asa.
"Udah jelas dari awal juga kalo aku mau kamu bantu aku masuk Islam, kalo bisa hari ini juga".
"Apa ? Hari ini ? Sekarang udah sore, udah jam setengah lima".
"Ya gapapa, aku tau kok".
Kawan, entah kenapa tapi aku merasa bahwa Lolita itu sedikit menyebalkan. Mungkin diantara kalian ada yang sependapat denganku.
Karena keinginan Lolita yang kuat untuk masuk Islam, aku memutuskan untuk menghubungi Meyla. Seperti yang pernah aku katakan bahwa Meyla adalah wanita sholehah, itu tak lain dan tak bukan karena faktor keluarganya yang sangat religius, salah satunya adalah ayahnya yang seorang kyai. Oleh karena itu aku meminta Meyla untuk berbicara kepada ayahnya untuk membantu Lolita menjadi mualaf.
Setelah aku menghubungi Meyla via chatting, kami memutuskan terlebih dahulu untuk sholat Maghrib berjamaah di masjid Al-Ikhlas yang berada di dusun kami. Ya, aku dan Meyla satu dusun hanya saja berbeda RT. Ba'da sholat Maghrib kami berencana untuk membantu Lolita menjadi mualaf di hadapan jamaah masjid.
Setelah Lolita mendengar rencanaku dan Meyla, dia pun setuju. Aku dan Lolita memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing dan barulah nanti sekitar pukul 18.20 kami akan bertemu di masjid al-Ikhlas.
...
Jangan lupa vote dan comment ya 😊

KAMU SEDANG MEMBACA
Be Better
Kısa Hikaye"Bantu aku, aku ingin menjadi seorang Muslimah". Kata Lolita dengan mantap, tanpa ada keraguan sedikit pun. Aku yang sedang minum sontak kaget dengan apa yang dikatakannya. Bagaimana mungkin seseorang yang baru ku temui hari itu, bahkan aku bel...