Proses

160 16 3
                                    

Audrey sudah masuk sekolah kembali, rasa sakit di perutnya hanya terasa pada saat hari pertama tamunya datang saja.
Audrey melangkahkan kakinya menuju kelas dengan berlari, tadi Audrey setelah diantar bareng Rio oleh Bundanya langsung ngacir karena takut abangnya itu menyuruh Audrey untuk memberi surat kepada Zahra. Audrey ingin Rio sendirilah yang memberikannya bukan orang lain.

Audrey menatap seseorang yang berdiri di depan koridor kelasnya, itu Gilang. Audrey melewati Gilang begitu saja tanpa menolehkan kepalanya sama sekali.

Gilang menatap sedih ke arah Audrey. Gadis itu sangat benci kepadanya. Gilang ingin hubungan Audrey dan dia seperti dulu lagi. Gilang menyesal pernah meninggalkan Audrey. Gilang ingin memulai hal baru dengan Audrey. Tapi Audrey malah menjauhinya, bagaikan Gilang adalah bayangan yang tak terlihat sama sekali. Gilang melangkahkan kakinya meninggalkan koridor kelas XI MIA 3. Baginya melihat Audrey ada saja sudah cukup untuk mengobati rasa rindunya.

Audrey memasuki kelasnya dan langsung duduk begitu saja di tempatnya. Memperhatikan teman-teman kelasnya yang menatap ke arah seseorang yang melewati kelasnya.

"Drey tadi ada anak baru ganteng banget. Tapi bukan Gilang sih. Tapi Gilang juga ganteng kok."

Ratu memulai memberikan info kepada Audrey. Audrey hanya memdengarkan atau berbicara secukupnya. Tanpa berlebihan merespon Ratu.

Sebenarnya Audrey penasaran dengan anak baru sekolahnya karena semua teman-temannya membicarakan dia. Seganteng apa sih lelaki itu sampai-sampai satu sekolah booming.

AldiFarez_1 : istirahat bisa ketemu?

Audrey membaca sebaris pesan yang dia terima tak percaya. Aldi nge-line dia. Demi apa? Gila ini gila mau apa Aldi mengajak Audrey bertemu? Audrey tidak memiliki masalah ataupun yang lainnya. Tidak peduli dengan apapun Audrey merasa tetap senang. Senyum di bibir Audrey tidak hilang selama membalas pesan kepada Aldi. Ratu yang melihat itu was-was. Takut kalau Audrey tiba-tiba kerasukan atau apapun.

Nathdrey : ngapain? Dimana?

Sesudah membalas Audrey menunggu balasan dari Aldi, tetapi Aldi tidak membalasnya. Membacanyapun tidak. Audrey tidak mau berfikir buruk. Audrey percaya mungkin Aldi sedang mengerjakan tugas atau bermain bersama teman-teman kelasnya sehingga tidak tahu jika Audrey membalas pesannya.

Guru pelajaran Biologi masuk ke dalam kelas. Suasana menjadi hening. Bukan karena mereka takut tetapi karena mereka ingin mendengar apa yang diucapkan guru itu. Pak Danang namanya guru biologi dengan tingkat kecepatan bicara diatas normal. Sekalinya berisik tidak akan ada pengulangan sampai 3 kali.

Pak Danang membagikan nilai ulangan minggu kemarin. Satu persatu murid maju ke depan untuk mengambil lembar hasil ulangannya. Ketika nama Audrey dipanggil Audrey maju ke depan. Mengambil lembar hasil ulangan. Audrey menatap nilai yang tertera dalam kertas itu dan tersenyum bangga. Usahanya tidak sia-sia. Audrey mendapatkan nilai sempurna. Audrey sangat senang dengan nilai sempurna. Itu tandanya Ayah dan Bundanya akan senang dan bangga. Audrey senang melihat mereka bahagia.

Setelah pelajaran selesai. Audrey menatap layar hpnya. Ada 1 buah pesan line dari Aldi.

AldiFarez_1 : gw mau minta bantuan. Kita ketemu di taman belakang sekolah. Gw tunggu istirahat.

AldiFarez_1 : Dimana Drey? Gw udah di taman belakang.

AldiFarez_1 : Inget gwkan?

Audrey tertawa geli membaca pesan-pesan yang diterimanya. Audrey memasukan alat tulisnya dengan cepat karena tidak ingin membuat Aldi menunggu lama.
Jari-jari Audrey mengetikan sesuatu dilayar tipis yang dia pegang itu. Audrey berlari menuju taman belakang sekolah. Mencari sosok pria tinggi putih berkacamata itu. Setelah mengedarkan ke seluruh penjuru taman Audrey menemukan Aldi. Audrey berjalan mendekati Aldi.

"Sorry, nunggu lama yah? Tadi gurunya gak inget jam. Jadi malah terus nerangin."

Audrey mengatur napasnya perlahan.
Degupan jantungnya tidak terkendali. Rasanya ada sesuatu yang ingin meledak pada diri Audrey.

Aldi hanya diam. Menyodorkan sebuah sapu tangan. Dan membuat isyarat kepada Audrey untuk melap mukanya dengan sapu tangan itu. Audrey yang mulanya ragu akhirnya menerima juga sapu tangan itu.

"Di, sapu tangan yang waktu itu aja belom gw balikin sekarang lu malah ngasih sapu tangan baru. Kalau stok lu habis gmna?"

Aldi menatap tidak percaya kepada Audrey. Sapu tangan Aldi sudah sangat banyak. Meminjamkan satu atau dua tidak maslah baginya.

"Gpp kalem aja."

"Tapi gw malu lah."

"Yaudah jangan malu."

"Terserah, oh iya ada apaan?"

Aldi menatap manik mata Audrey. Tatapan Aldi begitu teduh membuat Audrey nyaman dengan tatapan itu.

"Gw mau lu temenin gw beli buku tentang pelajaran. Gw lagi butuh banget. Gw gak tau harus beli yang mana. Gw bahkan gak berteman sama buku maka dari itu gw gak tau dan gak kenal."

Aldi memasang muka memelas membuat Audrey ingin tertawa. Tetapi niat tertawanya itu dia batalkan. Itu tidak sopan menurut Audrey.

"Hmm okay. Ntar gw izin bang Rio dulu."

" Ntar gw tunggu di loby yah."

"Siap Al"

Aldi berdiri dari duduknya menepuk puncak kepala Audrey dan pergi begitu saja.
Audrey tersenyum. Tadi Aldi memegang puncak kepalanya sangat sosweet.

Audrey pergi ke kelas kakaknya untuk memberitahukan bahwa Audrey tidak akan pulang dengannya. Audrey tadi sudah menelpon tetapi Rio abangnya tidak menjawab. Sebagai adik yang baik Audrey harus berbicara langsung dengan abangnya itu. Audrey tidak mau membuat abangnya menunggu.

Vote and comment ya

Stairway to DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang