Audrey sampai di depan kelas abangnya itu. Semua teman-teman kelas Rio sudah mengenal Audrey. Audrey hanya tersenyum membalas sapaan mereka. Audrey langsung masuk ke dalam kelas abangnya itu setelah disuruh teman abangnya itu.
Audrey melihat abangnya sedang mencatat sesuatu di bukunya. Audrey duduk dibangku kosong sebelah abangnya. Rio memberi tatapan bertanya kepada Audrey. Audrey mengerti maksud tatapan tetapi Audrey mengalihkan tatapannya itu kearah buku tulis abangnya itu.
"Dih itu salah bang, harusnya itu dirasionalin dulu baru bisa dikerjain."
Rio memeriksa jawabannya kembali. Menurutnya tidak perlu dirasionalkan. Itu sudah benar.
"Bang serius itu harus di rasionalin dulu biar akarnya hilang."
"Masa sih. Perasaan kek gini deh."
"Harus dirasionalin dulu."
"Adek lu bener. Itu harus dirasionalin dulu."
Suara pria itu membuat Audrey mendongakkan kepalanya. Pria itu seperti yang dilihatnya di balkon rumah tetangganya itu. Pria itu tampan. Audrey segera mengalihkan tatapannya kearah buku yang ada di depan kakaknya.
"Oh iya bener itu harus dirasionalin dulu. Gw baru inget."
Audrey menatap abangnya tak percaya. Mana mungkin dia bisa lupa dengan proses mengerjakan soal itu.
"Oh iya, ada apa dek?"
"Gw pulangnya mau nganter temen ke toko buku dulu. Lu bisa pulang duluan."
"Sama siapa?"
"Sama temen bang."
Rio memberi tatapan menyelidik kearah Audrey. Rio adalah abang yang lumayan protectif jadi Audrey memakluminya.
"Maksud gw cewek apa cowok?"
"Cowok bang. Temen kelas sebelah. Dia minta bantuan gw buat nyari buku."
"Yaudah. Jangan sore-sore."
Audrey mengangguk menyetujui abangnya. Audrey ingin bertanya kepada abangnya perihal siapa pria yang ada di depannya. Audrey tidak pernah melihat pria itu jika teman-teman abangnya datang ke rumahnya.
"Dek balik deh ke kelas, kasian temen gw kayaknya mau duduk."
Muka Audrey memerah, Audrey bukan marah karena diusir Abangnya tetapi malu ternyata orang yang berada di depannya ternyata akan duduk di tempat yang dia tempati. Audrey cepat-cepat berdiri. Audrey keluar kelas kakaknya dengan muka yang merah seperti kepiting rebus.
Audrey kembali menuju kelasnya. Banyak siswa-siswi yang menyapanya. Audrey hanya membalas dengan senyuman dan anggukan. Audrey melihat Zahra masuk ke kelas XI MIA 1. Tadinya Audrey ingin memanggil tetapi Zahra malah keburu masuk ke kelas itu. Mungkin Zahra sedang ada urusan Audrey tidak ingin mengganggu.
Audrey melanjutkan perjalanannya ke kelas. Audrey berjalan perlahan melewati kelas XI MIA 2. Audrey melihat Aldi sedang mengerjakan tugas di bukunya. Audrey tersenyum melihat itu.
Audrey duduk dibangkunya dan disambut oleh Ratu,Thalia,Putri,Salsabila, dan Larisa.
Audrey ingin bertanya ada apa mereka menyambutnya tetapi Audrey ingat bahwa mereka 1 kelompok untuk menari perwakilan kelas."Kemana aja woy, kita tungguin."
"Sorry, tadi gw ke kelas abang gw dulu."
"Kenapa gak bilang-bilang sama gw, ntarkan gw bisa anter. Nyebelin ihh"
Salsa memasang muka marah. Audrey mana tahu jika Salsa ingin mengantarnya. Lagian mau apa Salsa ikut ke kelas kakanya.
"Gw ngerti, biar Larisa jelasin. Jadi si Salsa tuh suka sama abang lu. Dia itu fans abang lu."
Audrey tertawa. Sejak kapan Rio punya fans. Salsa kok mau aja ngefans sama abangnya. Audrey mengelengkan kepalanya.
"Oh lu suka sama Abang gw? Tapi gw mau ngasih tahu kalau abang gw lagi ngedeketin cewek. Jadi kayaknya lu harus maju duluan deh. Sana deketin abang gw."
"Yah Salsa galau."
Mereka semua mengejek Salsa. Salsa hanya diam dan tertawa.
"Panggilan kepada seluruh K.M untuk berkumpul di ruang piket. Terimakasih"
Suara dari speaker kelas terdengar. Mendengar nama K.M Audrey bangkit berdiri.
"Duh sibuk sekali dirimu."
Audrey tertawa. Itulah resikonya menjadi ketua kelas. Selalu dipanggil jika ada sesuatu. Audrey tidak habis pikir ketika teman-temannya menunjuk dirinya menjadi ketua kelas.
Audrey berkumpul di ruang piket. Menunggu beberapa orang yang masih belum datang. Ketika semua sudah kumpul. Seorang guru datang menyampaikan informasi. Setelah mendapatkan informasi semua ketua kelas membubarkan diri.
Audrey antara senang dan tidak. Sekolah dipulangkan karena ada rapat. Audrey sedih karena tidak bisa belajar matematika dengan Bu Jenifer. Tetapi Audrey juga senang bisa lebih cepat bertemu Aldi dan mengantar Aldi ke toko buku.
"Temen-temen karena guru ada rapat. Kita semua boleh pulang. Dan besok belajar di rumah karena besok ada acara guru-guru dari luar sekolah kesini."
Mendengar informasi itu semua teman-teman kelas Audrey segera mengemasi barang-barangnya. Mengambil tasnya dan pergi keluar kelas dengan muka-muka senang.
"Drey jam 4 latihan nari di rumah Larisa. Jangan telat yah."
"Okay makasih Sal. Ntar gw usahain deh ngedeketin lu sama kakak gw."
Salsa menatap Audrey dengan binar bahagia.
Audrey menunggu Aldi di dalam kelas. Menatap hpnya menunggu pesan dari Aldi. Sudah 15 menit Audrey menunggu Aldi di dalam kelas tetapi Aldi tak kunjung datang. Apa Aldi lupa. Entahlah. Audrey tetap menunggu.
"Maafin gw lama yah. Tadi gw ada urusan dulu."
Audrey tersenyum kearah Aldi. Sepertinya Aldi berlari ke kelasnya karena di dahinya ada bulir-bulir keringat yang membuat Aldi semakin terlihat tampan.
"Ayo sekarang."
Audrey berjalan bersisian dengan Aldi. Audrey senang sekali.
Sesampainya di parkiran Aldi dan Audrey langsung masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil tidak ada obrolan. Aldi menatap lurus ke arah jalanan dan Audrey hanya memainkan hp.Bangyo❤ : Jangan lama-lama. Pulang yang cepet!
Bangyo❤ : Jangan macem-macem. Jaga diri baik-baik.
Audrey tersenyum membaca pesan dari abangnya itu. Abangnya itu sangat perhatian.
Sesampainya di toko buku Audrey dan Aldi berjalan ke rak-rak buku. Aldi mencari buku di rak novel. Audrey mengrenyitkan dahinya. Aldi suka baca novel? Kenapa dia malah mencari buku di rak novel.
"Al lu cari buku novel?"
"Eh enggak, gw mau cari buku Fisika yang bagus buat latihan soal. Lu taukan yang mana?"
"Oh gw tau, mau sama yang kayak buku latihan gw gak?"
"Boleh-boleh."
"Bentar gw cari dulu, eh iya Al itu bukan rak buku pelajaran tapi buku novel."
Aldi hanya menggaruk kepala. Mungkin Aldi malu.
Aldi mengikuti Audrey dari belakang. Audrey mengambil beberapa buku fisika yang sama dengannya. Aldi hanya mengangguk dan mengambil buku-buku itu dari Audrey. Aldi dan Audrey tertawa bersama. 1 jam Aldi dan Audrey mencari buku-buku fisika. Ada 6 buku yang di bawa oleh Aldi. Dan 2 buku dibawa Audrey.
Aldi dan Audrey sudah berada di depan kasir. Audrey sudah mengeluarkan uang dari dompetnya tetapi Aldi melarang Audrey untuk menggunakan uang itu. Audrey tidak mau tetapi Aldi memaksa agar dia yang membayar. Akhirnya Audrey mengalah. Audrey tidak enak dengan Aldi karena harga buku itu tidak murah.
Mereka keluar dari toko buku. Audrey melirik jam tangannya. Masih pukul 2 siang.
"Makan dulu yah Drey."
"Boleh."
Please vote and comment 😍😍
Kritik dan saran diperlukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stairway to Destiny
Teen FictionHanya menceritakan seorang gadis bernama Natasya Audrey yang sedang mengejar seseorang yang dia sukai untuk mewarnai masa-masa putih abunya. "Diselingkuhin, diphpin, Dijadiin taruhan, Dimanfaatin, ditolak. Semua itu udah pernah gw rasain." -Natasya...