Ardian tinggal bersama keluarga saya, ibu, ayah, dua orang kakak, dan salah satu dari kakak sering saya panggil teteh.
Sekarang dia kelas lima (SD), dia sudah besar, dia sudah bisa mandiri. Kebetulan saat itu sedang puasa Ramadhan, sejak kecil dia diajarkan untuk berpuasa.
Puasa adalah menahan lapar dari terbit sampai terbenamnya matahari. Ehhh bukan ngomongin ituu.
Triiiiing triiing..... suara suling bambu, ehh salah, suara alarm berbunyi pada jam 3 pagi pada hari Senin di rumahnya, dan hari ini adalah puasa terakhir, "Dee sahurr" sahut ibunya dari bawah, Dian pun akhirnya terbangun tapi kelihatannya di wajahnya masih penuh batu-batu Dian membasuh mukanya dengan roti ehh air dan ia teringat ini adalah hari akhir puasa dia terlihat semangat setelah itu, dia keluar dari kamar mandi lalu duduk di bangku warna coklat dengan corak kayu yang masih kosong di sebelah Utara di samping ayahnya yang telah disiapkan oleh kakak nya dan di bersihkan oleh tetehnya.
"Dee semangat ya puasa terakhirnya" tetehnya bilang sambil mencubit cubit pipinya, pikirnya puasa terakhir akan mudah karena puasa sudah sering dilakukan. Deee sekarang sekolah?" Tanya ayahnya yang sedang makan, "Iya, yahh boleh anter kan?" Jawabnya sambil mulutnya terpenuhi makanan,"Iyaa bolehh.." Dianpun senang atas jawaban ayahnya.
Pagi tlah tiba sekarang Dian berangkat ke sekolah dengan senang karena sekarang hari terakhir berpuasa, tapi bayangannya tadi terbalik dengan kenyataannya, ternyata keadaan di sekolah sangat panas, setelah sampai di sekolah Dian langsung memakai topi karena upacara akan segera dilaksanakan, Dian baris ke 4 dari belakang, barisan itu sangat terkena panas "Amanat pembina upacara" petugas upacara berbicara menggunakan mikrofon, disitu semua orang merasa kesal, disana Dian terlihat pucat sampai-sampai alisnyapun berwarna putih tiba-tiba ada seorang wanita yang disebut pacarnya berbicara kepada Dian "Dian kamu kebelakang gih, kamu keliatan pucat kamu pusing ya...?" Tanya wanita tersebut yang namanya tak disebutkan, "gak ko aku gak kenapa-kenapa?" Jawabnya "Kebelakang aja atuh bisi pingsan..." wanita tersebut sambil cemas dengan keadaan Dian. Akhirnya Dian mengalah dan duuk di belakang "ehhh... kenapa ya cuacanya panas gini, gak biasanya tuh" bicaranya dalam hati.
Yang request tentang Ardian sama pacarnya itu boleh silahkan. Tapi fiksiya trus jangan lupa vote ya.
Trus ada Part 2 nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Itu Keluarga
DiversosCerita ini diambil dari kisah hidup saya sendiri, dan cerita ini mengandung cerita fakta dan ada yang termasuk cerita fiksi Dan cerita ini untuk menyadarkan kalian untuk tetap dekat keluarga Saya yakin kalian suka novel genrenya cinta-cintaan