Fd

1.8K 247 11
                                    

"Mana Jiyong?!" teriak seorang pria bertuxedo rapi.

Security pun menghampiri pria itu.

"Maaf, Pak. Ada perlu apa?"

"Kamu tuli? aku sedang mencari Jiyong! Presdir kalian! Mana dia?!"

Security itu terus menghalangi si pria yang hendak menerobos ke dalam.

"Ada apa ribut-ribut?"

Presdir yang disebut-sebut itu baru saja tiba.

Pria itu langsung menyergap sang presdir.

"Hei! Kamu kemanakan flashdisc-ku?!"

"Bicara apa kamu, presdir Lee?"

"Jangan sok polos! Aku tahu kamu yang mengambil bukan mencuri flashdiscku"

Sang presdir menyeringai.

Dia merogoh kantongnya lalu melempar benda yang dia rogoh.

Raut wajah presdir Lee semakin memerah, amarahnya sudah berada pada tingkat maksimal.

"Kenapa? Bukankah kamu mencari flashdisc?"

Mata presdir Lee menatap nyalang.

"Apa aku tampak sedang bercanda?"

"Ayolah, kenapa sampai ribut hanya karena flashdisc? Kamu tidak malu dilihat oleh para karyawanku?"

Presdir Lee semakin menatap nyalang. Seakan matanya akan melahap orang dihadapannya.

"Kita bicara saja di dalam kantorku"

Presdir Lee menepis tangan Presdir Jiyong yang akan menuntunnya ke kantor.

"Aku tidak mau bicara lagi denganmu sampai kamu kembalikan flashdisc-ku"

Presdir Lee langsung pergi.

Sebelum membuka pintu kaca besar untuk keluar dari dalam gedung dia menoleh, "Dan satu hal lagi. Jika dalam waktu seminggu kamu tidak mengembalikannya. Siap-siap polisi akan mengunjungimu"

Presdir Jiyong memandang kepergian rekan kerjanya itu.

Presdir Jiyong tahu flashdisc apa yang sedang rekannya cari. Dia memang mencuri flashdisc itu, tapi tidak sampai ke tangannya.

Kurir yang ia bayar justru menipunya, ratusan juta won melayang barang pun tak kunjung datang.

Tak ingin semakin ambil pusing Presdir Jiyong melanjutkan jalannya menuju ruangannya sambil merapikan rambut berpomadenya yang menampilkan jidat bangsat kesukaan gadis-gadis fanatik.



Di dalam ruangan yang penuh dengan properti mewah dan megah itu presdir Jiyong memijit dahinya yang semakin terasa pusing.

Baru saja ditinggal setengah jam beberapa artikel negatif mengenai produk miliknya sudah menyebar luas.

Para kliennya pun banyak yang mengajukan tuntutan padanya. Wartawan juga sudah memenuhi pintu depan untuk mendapatkan informasi darinya.

Presdir Jiyong yang memimpin sebuah perusahaan alat dan bahan kecantikan itu harus 'berperang' dengan perusahaan medika milik presdir sipit, Lee Seunghoon.

Berkali-kali Presdir Jiyong menelepon rekannya, berkali-kali pula panggilannya tak digubris.

Tidak hanya itu, dia sudah mengirim pesan e-mail ke Nonagon juga tidak ada tanggapan.

Ingin sekali dia mengebrak meja kerjannya seperti para presdir di drama-drama jika sedang marah. Tapi dia menyayangkan tangannya yang pasti akan kesakitan serta tidak ingin menimbulkan beberapa goresan pada properti kesayangannya yang dia beli mahal-mahal di TOP Properties.

Begin (Scary iKON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang