Aurora

1.4K 222 15
                                    

Ditengah-tengah jalanan yang padat dengan orang-orang yang baru pulang bekerja terdapat sepasang kekasih yang bercanda gurau. Menikmati kencan mereka yang tak terhitung jumlahnya. Meski umur hubungan mereka sudah bisa dihitung tahun tapi rasanya seperti baru pertama kali. Masih hangat dan romantis.

Tapi dengan hitungan detik, jeritan dari si wanita memekak telinga orang-orang sekitarnya.

Tangannya yang memeluk boneka hasil pancingan di kotak kaca kini meremat kuat rambutnya.

Tubuhnya sudah geleyotan di tanah seperti cacing kepanasan.

Si pria yang kaget hampir ikut menjerit karena panik.

"Panggil ambulans!" teriak salah seorang pejalan di sana.

"Jangan panggil ambulans!" cegahnya dengan urat. "Aku sendiri yang memanggil bantuan"

Semua mata memandang aneh pada pria itu. Niat baik yang diberikan oleh pejalan itu justru mendapat semprotan.

"HYUNG, CEPAT KESINI!"

Setelah meminta bantuan, si pria merengkuh pujaannya sambil terus meminta si gadis sedikit lebih bersabar.

Tidak sampai 15 menit sebuah SUV putih merapat ke gerumulan. Lalu orang-orang berbaju putih yang keluar dari mobil itu langsung menyingkirkan orang-orang untuk memberi jalan mereka untuk bebas menyelamatkan si wanita.

-

"Hyung, ada apa dengannya? Kenapa dia seperti itu? Sebelumnya kan tidak pernah terjadi"

Yang ditanyai hanya menggigiti kuku jarinya. Dia juga memikirkan pertanyaan yang sama.

Ini adalah kejadian pertama Jennie seperti orang sekarat.

"Hyung," Jaewon masih saja merengek.

"Diamlah! Aku juga sedang memikirkannya!"

Mendapat bentakan, Jaewon menunduk terdiam.

Jiyong memasuki ruangan yang berisi para perawat dan Jennie yang masih meraung kesakitan dibagian kepalanya.

"Maaf, pak. Kami rasa ini efek samping dari obat itu. Lagipula nona ini sudah mengkonsumsinya bertahun-tahun"

"SHUT THE F*** UP! Kamu tahu apa HAH?!"

Perawat yang dengan baik hati menjelaskan kondisi Jennie justru mendapat makian.

Jiyong benar-benar marah, bahkan urat didahinya tampak.

Pria maskulin itu menatap Jennie sinis. Tangannya yang mengepal ingin sekali memukul si gadis agar menghentikan jeritannya yang tertahan karena kehabisan suara.

"Bagaimanapun caranya, buatlah dia diam dulu. Jika masih tidak bisa diam, jahit saja mulutnya!" perintah Jiyong dengan sarkastik.

Baru saja keluar dari ruangan, Jaewon yang menunggu di luar langsung melontarkan banyak pertanyaan mengenai kondisi Jennie.

Jiyong menghela nafas. Dia tidak mau membentak lagi adik kesayangannya.

Meski lahir dirahim yang berbeda, Jiyong sangat menyayangi adiknya. Ayahnya yang telah membuang Jaewon karena tidak menginginkan anak laki-laki lagi membuat Jiyong merasa iba. Ya, Jaewon telah dibuang dan Jiyong sendiri yang merawat karena ibu Jaewon telah bunuh diri karena tidak tahan dengan perlakuan suaminya - Ayah dari keduanya.

"Hyung, mianhaeyo" lirihnya saat tubuh Jiyong mulai menghilang dari lorong.

-

Begin (Scary iKON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang