Chapter 18 (END)

25 1 0
                                    

Sinta lanjutin deh ini, sebelum Sinta ngasik special chapternya. Oh iya, ini chap terakhir ya.

***

   Shina sudah selesai membersihkan diri dan tinggal ke bawah, untuk menerima perintah dari Akashi. Di bawah tanah Akashi sedang bermain dengan seseorang yang dia tutup dengan kain hitam di bagian wajahnya, mulutnya disumpal, tangan dan kakinya diikat dengan rantai. Ia terus memberontak dengan menggoyangkan tubuhnya di atas sana.

   "Hey, bagaimana kau masih tersenyum huh?"ucap Akashi dengan smirknya dan jangan lupa benda kesayangannya yang ia mainkan di perut orang itu.

"Ehmm ehemmmm, hemmm"pria itu terus berusaha berusaha, tapi ia membuat kesalahan yang membuat Akashi membuat sebuah kurva di sepanjang kaki jenjang orang itu.

   "Hey, kau diam saja. Nanti 'mainan' yang lain akan menemanimu kok, tunggulah" ucap Akashi terenyum seperti pshycopat, Shina turun ke bawah tanah dan menuju ruang pribadi milik Akashi disana.

Tok tok tok

    Setelah mengetuk pintu, Shina langsung masuk. Dan ia melihat sebuah 'mainan' tergantung disana, sedangkan Akashi tersenyum kearahnya.

   "Ah, ternyata ini. Gomawo onisama, kajja kita tangkap 'mainan' yang lainnya"ucap Shina seperti orang pshycopat, Akashi mengangguk setuju dan berjalan menuju lemari kesayangannya. Lain dengan Shina yang mengambil samurai kesayangannya di kotak dekat lemari Akashi,

   "Sudah siap, onisama?"ucap Shina,

   "Ne, kajja"ucap Akashi yang mengambil 3 gunting kesayangannya. Mereka berdua menembus dinginnya malam, dan mereka sampai di depan sebuah rumah yang cukup megah. Mereka berdua memunculkan smirk mereka dan masuk kedalam sana, dan ada satpam yang menghadang mereka.

   "Hey, kalian ingin bertemu siapa?"ucap satpam itu, Akashi melihat satpam itu dengan kedua mata heterekomnya.

***

   "Ingin bertemu dengan majikanmu"ucap Shina dingin, dan dengan secepat kilat ia sudah berada di belakang satpam itu dengan samurai yang bersimbah darah. Samaruai itu dimasukkan ke sarungnya dan ketika itu juga di tubuh satpam itu mengeluarkan darah yang sangat banyak karena 1 tebasan Shina.

   "Kami masuk"ucap Akashi menginjak tubuh satpam yang sudah tak bernyawa itu, Shina mengikuti Akashi disampingnya.

   Mereka telah berada di depan pintu rumah yang bisa dikatakan mewah untuk orang awam tapi bagi mereka itu pintu bagi orang jelata. Shina mengeluarkan samurainya dan menendang pintu itu.

#Shina Pov

   Aku dan Onisama sudah ada di depan pintu salah satu sang  'mainan', aku menatap remeh pintu di depanku ini.

   Cih, apa mereka tak punya yang lebih baik? Gumamku, ku keluarkan samuraiku dan menendang benda yang disebut pintu itu. Dan aku melihat semua 'mainan' ku complit disana, kami berjalan mendekati 'mainan'. Aku melihat ekspresi wajah penasaran mereka dan ku hunuskan samuraiku ke depan wajah Jungkook.

   *"Ne ne ne, onisama. Ku mulai dari mana?"ucapku seperti seorang  psycho dan jangan lupa dengan bahasa jepangku.

  *"Bagaimana, kita habiskan yang tidak penting dulu"ucap Akashi onisama ikut menggunakan bahasa Jepang, ku tatap lagi pemuda di depanku yang tak bisa berkedip satu kali pun. Aku mendecak kesal, karena tatapan Jungkook berikan.

Two Brother's P (KNB X OC X BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang