Bagian 8

11.2K 933 31
                                    

“Kucoba” balasnya sedikit berbisik, wajahnya berubah serius. Ia semakin mendekat dan dengan gerakan cepat dirinya berhasil membungkam mulut Ayse, menciumnya dengan pelan dan tidak terkesan menuntut. Dengan tujuan hanya ingin memastikan perempuan yang sedang di lumatnya sekarang.

****

Altan menghentikan ciumannya, tapi tak berniat menjauh dari wajah perempuan di hadapannya sehingga hembusan nafas yang sedikit memburu masih bisa ia rasakan pada wajahnya.

“Benarkan”

Untuk sesaat mereka masih diam saling berpandangan, belum ingin menjauh satu sama lain. Ayse perempuan itu kemudian menunduk melepas pandangan mereka. Perlahan tangan Altan mengusap pipi Ayse dengan lembut hingga ke sudut bibir yang sedikit memerah dan membengkak

“Perasaanku tak pernah salah”

Gadis itu mendongak, kembali membalas tatapan Altan yang masih menatapnya lembut. Ada perasaan aneh yang dirasakan Ayse di satu sisi dirinya ingin menolak, tapi sisi lain berkata tak ingin berakhir.

Ia tak menegerti dengan kerja jantungnya yang mulai berdebar dan rasa aneh bertebaran pada perutnya seperti ribuan kupu-kupu terbang dari sana.

Ayse menutup mantanya merasakan kembali sentuhan Altan pada kepala dan pipinya, rasa nyaman tiba-tiba menyeruak dalam dirinya. Ia ingin terus seperti ini

“Ay, kurasa aku sudah kalah padamu” Altan berbisik lembut sebelum menciumnya lagi, dan Ayse membalasnya.

Ciuman itu begitu lembut dan dalam, Altan mengerang tertahan ketika berhasil menemukan lidah Ayse. Ia memeluk pinggang itu lebih dalam dan erat, dan Ayse membalasnya dengan lingkaran tangan di sekitar lehernya

Altan melepaskan ciuman itu, mereka kembali saling bertatapan dalam diam. Atan terseyum kemudian dengan cepat dirinya memeluk Ayse dengan erat meyandarkan kepala gadisnya pada dada bidang nya.

“Jangan pernah berfikir untuk pergi atau beusaha kabur Ay, karan kuarasa aku mulai mencintaimu”

.....................

Zaina membekap mulutnya tak percaya pada pemadangan di depannya, Altan perhatian pada perempuan saja sudah membuat dirinya terbakar tapi sekarang Altan malah berciuman dengan perempuan lain. Altan berhasil membuatnya kembali hancur

Buliran air dari kedua matanya hadir tanpa diminta, Zaina tak pernah mengerti dengan perasaan dan dirinya yang bodoh. Padahal dirinya sudah tau berusaha membuat Altan jatuh padanya adalah suatu kemustahilan, berharap Altan membalas cinta nya hanya bualan

Sampai disini saja, dirinya sungguh ingin berhenti mencintai pria berengsek yang sudah mematahkan hatinya. Mecintai si Raja Persia itu beresiko tinggi dan Zaina sudah menerima resikonya, dan ia berjanji pada diri dan hatinya ia akan menyerah dan berhenti sampai di sini.

“Yang Mulia Ratu, anda baik-baik saja?”

“Panglima Thabit, boleh aku minta bantuan mu?”

Thabit mengernyit heran, tapi kemudian dirinya mengangguk. “Temani aku ke Susa”

“Susa? Apa anda sudah meminta izin pada Yang Mulia Raja?”

“Tentu saja, ayo”

Dan Thabit hanya mengekor saja di belakang majikan nya. Tibalah mereka di Susa, walaupun Susa tak jauh dari Istana Persia tapi tetap saja berjalan kaki membuat tumit dan lutut pegal dan Thabit meraskannya.

Biasanya dirinya sering bepergian naik Zhan kuda putih kesayangannya tapi sekarang dirinya harus rela berjalan kaki demi perintah Ratunya.

“Panglima Thabit, makanan apa saja yang enak di Persia?”

“Roti yang di masukan pada kuah burung Yang Mulia”

“Benarkah?, aku ingin mencobanya”

“Silahkan yang Mulia”

“Beri aku dua keping daric

Dan mereka terus berjalan memutari Susa hingga petang menjelang. Zaina tak berhenti terseyum begitu juga dengan Thabit yang setia melangkah di belakangnya.

.......................

Turki

“Yang Mulia”

Seorang pria senja tampak menghela nafas di atas singasananya, usianya memang tak muda lagi tapi dirinya masih mampu memimpin ribun rakyat selama puluhan tahun.
Rakyat mencintainya dan kemakmuran selalu menyertai mereka, tapi kali ini dirinya harus meyerah pada takhta yang selama ini ia jaga. Mereka telah kalah oleh pasukan anak muda, Turki kalah oleh Persia.

Panggilan dari orang-orang kepercayaannya ia abaikan, dirinya hanya ingin menenangkan diri atas kekalahannya pada pemimpin Persia. Dirinya hanya tak menyangka akan semudah itu Turki kalah dan mau tidak mau dirinya sekarang harus mengabdi pada Persia dan bersumpah menjadi bagain Persia

“Hormat hamba Yang Mulia”

“Jallen, berita apa yang kau bawa?”

“Kathab sudah tiba Yang Mulia”

“Syukurlah mereka selamat”

Jallen berusaha menenagkan nada bicaranya, dirinya hanya bingung harus menyampaikan bagaimana, kenyataan Ayse tak pulang bersama Kathab sudah membuatnya tersentak kaget.

Menurut Kathab Ayse masih jadi tahanan di Persia dan bahakan sekarang Ayse sudah menjadi pelayan Raja, Altan terkenal dengan puluhan gundiknya dan dirinya khawatir pada Ayse

“Kathab pulang seorang diri Yang Mulia”

“Apa maksudmu? Bagimana dengan Ayse, putriku?”

“Mohon ampun Yang Mulia, Putri Ayse masih menjadi tahan Persia”

Mereka terdiam sejenak, helaan nafas terdengar dari pria senja yang sekarang mulai berdiri dari sigasananya. “kirimkan surat pada Persia, untuk bertemu”

“Baik Yang Mulia”

........................................

Persia

“Hormat hamba Yang Mulia”

“Laporan apa Thabit?”

“Mengenai alasan Sparta tidak bisa mengalahkan Turki, ternyata diam-diam Sparta telah berkhianat Yang Mulia. Mereka sekarang dikabarkan telah bersekutu dengan Yunani”

“Yunani?”

“Benar Yang Mulia, pemimpin mereka yang baru berambisi utuk lepas dari Persia dan ingin membuat negara baru”

Altan memukul meja kerajanya dengan keras, rahangnya mengetat marah. Dirinya benar-benar sudah di bodohi oleh Sparta, seorang Altan tak pernah kalah dan dirinya harus segera bertindak pada sekerumunan orang Yunani itu.

"Siapa pemimpin baru mereka Thabit?”

Alexandria

“Kita bangsa Akhemenid tak pernah kalah terutama dalam perang, aku Altan bersumpah atas nama leluhur Achaemenes akan meumpas semua bangas Yunani. Thabit amankan Turki dan yang lainnya jangan sampai terpengaruh oleh para Sparta dan Yunani, siapkan juga para Imortals sepertinya dalam waktu dekat kita kan berperang”

“Bale, Yang Mulia”

.

.

.

TBC

Sorry for Typo 😆
Maafkan pula bila kurang memuaskan

Beautiful cover from raadheya
Thank you kaka cantik 😘

DETERMINATION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang