Bagian 4

14.3K 1.2K 25
                                    

Maafkan Untuk Typo yang sudah di usir juga tetap hadir 😧

Selamt malam minggu juga ya bagi yang merayakan 😆😆

Happy Reading! 💕

Hari demi hari telah berlalu dan Ayse harus puas masih terkurung di dalam jeruji besi yang sungguh ingin ia hancurkan. Kathab bahkan sudah berangsur-angsur pulih dari luka-lukanya, walupun mereka harus berpuas diri masih terkurung di dalam penjara Persia.

Enath kapan dirinya dan Kathab akan terbebas dari kurungan baja Persia. Ayse bahkan sudah rindu akan udara luar yang sudah berhari-hari tak ia hirup keberadaannya, samapi saat ini ia tak pernah tahu alasan kenapa ia dan Kathab masih terkurung di dalam tahanan. Seharusnya para algojo Persia sudah membunuhnya bersama Kathab di hari pertama mereka menginjakan kaki di Persia, atau bahkan saat mereka pertama kali di tangkap.

Atau jika mereka ingin mengorek informasi Turki mereka harus mengintrogasinya dengan Kathab bukan? Atau menyiksa keduanya saja agar terdengar wajar sebagai tahanan. Selama berhari-hari tinggal di Persia ia hanya akan di jadikan lawan berdebat dengan Raja gila itu sampai si Raja mesum itu puas.

Bahkan perlakuan terhadapnya berbeda dengan tahanan lainnya, seperti contoh kecilnya ia diberikan beberapa pakain ganti walupun sudah usang atau diberi makanan yang menurutnya tak wajar di makan oleh tahanan sepertinya. Bahkan lantai penjaranya diberi alas jerami walaupun dingin masih kadang terasa pada tiap jengkal tubuhnya

Ini terlalu aneh...

............................................

Matahari menyapa pagi Persia dengan hangat, dan Zaina amat menyukainya. Ia bahkan rela berdiri di depan jendela kamarnya sedari subuh menunggu Sang Surya muncul kepermukaan langit, atau ia akan duduk di dekat jendela kamarnya yang langsung berhadapan dengan taman istana ketika petang akan datang siap menyembunyikan Sang Surya dari luasnya langit.

Entahlah sedari kecil ia teramat meyukai Matahari dan teman-temannya, Bintang dan Bulan. Persis seperti mendiang ibunya yang meyukai matahari dan kawan-kawannya.

Mengigat ibunya, Zaina selalu mengingat nasehat ibunya saat ia masih kanak-kanak. Ingatannya tak sengaja bermuara pada saat ia dan ibunya masih bersama

“ibu..” panggil Zaina kecil yang melihat ibunya sedang mengamati tanah langit yang kala itu sangat cerah, awan-awan tampak indah meghias langit biru cerah dengan Mathari yang terseyum di siang hari

Perempuan yang dipanggil ibu itu menolehkan pandanganya pada seorang gadis kecil bermata bulat sepertinya sambil tersenyum bahagia. Zaina yang masih berdiri dibelakangnya segera memeluk ibunya yang balas memeluknya, Zaina begitu menyuakinya.. pelukan hangat dan nyaman milik ibunya.

Petang itu mereka masih beridam di taman kerajaan Iran sambil duduk di sebuah kursi dari batu yang memang disediakan untuk keluarga kerajaan yang jika ingin menikmati waktu laungnya di taman istana. Mereka masih saling bertukar cerita sambil sesekali tertawa bahagia.

“Ibu.. kenapa Matahari tidak keluar pada malam hari?”

“Karna pada malam hari Bulan yang akan menggantikan tugasnya”

“Kenapa pada saat Bulan muncul, Bintang pun akan menyertai?”

“Karna Bulan tak ingin sendiri, di saat manusia begitu terlelapnya tidur pada malam hari Bulan hanya sendiri di atas langit sambil menerangi bumi. Itulah tugasnya Bintang membantu menemani Bulan. Sama halnya dengan manusia yang tak bisa hidup sendiri dan kesepian, manusia pasti membutuhkan manusia lainnya untuk hidup”

DETERMINATION [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang