part 4

2.4K 108 0
                                    

Rumah Ali tampak sangat sepi hanya para pelayan yang bekerja di rumah Ali yang Prilly lihat terus berlalu lalang.

"Rumah segede gini isinya cuma pembantu doang ??" batin Prilly dalam hatinya.

Prilly mengikuti Ali sampai memasuki sebuah ruangan yang besar disana tedapat sebuah tempat tidur kingsize dengan tirai yang menjuntai diatasnya. Terdapat dua lemari besar disalah satu sisinya. Prilly menatap kamar ini takjub.

"Ini kamar apa rumah ??? Besar banget ama kontrakan gue aja besar kamar ini." gumam Prilly dalam hatinya.

" Sekarang kamu boleh istirahat kalo mau mandi kamar mandinya ada disebelah kiri dan semua keperluan kamu ada di lemari sebelah kiri."ucap Ali membuyarkan lamunan Prilly yang masih takjub dengan kamarnya.

"I..i.iini kamar aku ??" tanya Prilly ragu pada Ali.

"Iya .. Lebih tepatnya kamar kita." ucap Ali to the point pada Prilly.

Wajah Prilly tampak bersemu merah karena malu dalam hatinya merutuki dirinya sendiri bagaimana bisa ia lupa jika sekarang ia telah menjadi seorang istri.

"He.. Iya ya kamar kita." ucap Prilly pada Ali kemudian.

"Kamu suka ??? Atau kalo kamu gak suka sama tata ruang atau dekornya kamu bisa reques kok biar kamu senyaman mungkin disini." ucap Ali sambil memandang seisi kamarnya.

"Eng ...enggak kok ini udah nyaman buat aku." ucap Prilly meyakinkan Ali.

"Oke kalo gitu silahkan istirahat aku mau ke ruang kerja aku dulu kalo perlu apa-apa pencet bel yang ada di samping ranjang nanti ada pelayan yang kesini." ucap Ali menjelaskan pada Prilly. Prilly menjawab ucapan Ali dengan anggukan kepalanya. Alipun berlalu keluar dari kamar.

"Gak nyangka gue bisa punya kamar segede gini." ucap Prilly masih takjub dengan kamarnya.

Prilly berjalan kearah jendela besar yang ditutupi oleh korden hingga menutupi sinar matahari. Prilly meanarik tirainya hingga pemandangan diluarpun nampak dari dalam kamar.

"Wah ... Indah banget pemandangannya." ucap Prilly saat melihat hamparan kebun teh yang ada di belakang perumahan Ali.

"Kalo bukan karna Ali mungkin gue gak akan pernah ngerasain hidup kaya gini. Bagaimanapun sekarang dia suami gue yang harus gue hormati dan sayangi sepenuh hati." gumam Prilly dalam hatinya sambil memandang jauh keluar jendela.

Hari sudah mulai gelap tapi Ali belum juga kembali ke kamar. Prilly mulai bosan karena tak melakukan apapun. Prillypun berjalan keluar kamar mencari dapur.

"Nyonya ?? Kenapa ke dapur ?" tanya seorang pelayan pada Prilly.

"Saya mau bikinin ali susu sama makanan daritadi dia belum makan." ucap Prilly pada pelayan tersebut.

"Panggil saja saya sofi nyonya. Biar saya aja ya yang buatin." ucap Sofi pada Prilly.

"Biar saya aja nggak papa kamu kerjain yang lain aja." ucap Prilly pada Sofi, sofipun mengangguk lagu pergi meninggalkan Prilly.

Prillypun segera membuat susu hangay dan sepasang roti dengan selai coklat yang ia letakkan di piring.
Setelah selesai Prilly segera membawa makanan dan minuman Ali menggunakan nampan menuju ruang kerja Ali.

"Sofi ruang kerja Ali disebelah mana ya ?" tanya Prilly pada Sofi.

"Ada di lantai yang sama dengan kamar nyonya tapi dibagian paling ujung." ucap Sofi menjelaskan pada Prilly.

"Yasudah saya ke atas dulu." ucap Prilly kemudian berlalu sambil membawa nampan yang berisi makanan dan minuman untuk Ali.

Tok...tok..tok...!!!

Asalkan Kau BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang