#7

2.2K 91 0
                                    

Pagi telah menjelang meski malam tlah berlalu namun udara dingin di jepang ini masih sangat terasa. Ali telah bangun lebih dulu daripada Prilly. Mungkin karena kelelahan ia jadi bangun lebih siang.

"Prilly ?? Bangun yuk udah pagi." ucap Ali lembut sambil mengelus pelan pipi Prilly.

Perlahan Prilly terbangun dan membuka matanya. Senyuman yang menenangkan jiwa terukir sempurna di bibirnya.

"Aku kesiangan ya ?" tanya Prilly pada Ali.

"Enggak kok. Yuk buruan kamu mandi habis itu kita sarapan." ucap Ali pada Prilly.

"Oke." ucap Prilly kemudian bangun dan menuju kamar mandi.

Sambil menunggu Prilly , Ali berfoto di balkon kamar yang menampilkan pemandangan gunung fuji. Setelah mandi Prillypun mengenakan kimono handuk yang berada di kamar mandi dengan rambut di kuncir ke atas sehingha menampilkan lehernya yang jenjang. Prilly tak melihat Ali yang terkejut melihat Prilly keluar dari kamar mandi dengan begitu anggun dan seksinya. Ali terpaku memandang Prilly.

"Kemana aja lo li istri lo secantik dan seseksi itu tapi lo baru liat sekarang." gumam Ali dalam hatinya. Jantung Ali berdebar kencang ada sesuatu yang berdesir disana.

Perlahan kaki Ali melangkah mendekati Prilly yang tengah memilih baju di lemari. Tangan kekar Ali spontan merengkuh pinggang Prilly. Leher jenjang Prilly yang masih setengah basah menarik Ali untuk menghirupnya. Prilly yang kaget tak mampu berbuat apa-apa karena cengkraman Ali yang kuat. Prilly memejamkan matanya merasakan hembusan nafas Ali ditengkuknya.

"Kamu cantik sayang." ucap Ali pada Prilly dengan suara yang terdengar seksi.

Perlahan tangan Ali memutar badan Prilly untuk menghadap ke arahnya. Mata Ali dan Prilly saling bertemu. Prilly menemukan pancaran cinta disana. Perlahan wajah Ali mendekat ke wajah Prilly. Langkah Prilly semakin mundur tapi ia lupa bahwa ada lemari pakaian di belakangnya. Hingga langkahnya tertahan oleh lemari. Semakin dekat wajah Ali pada Prilly hingga Prilly dapat merasakan nafas Ali yang menggebu menyapu wajahnya. Mata Ali tertuju pada bibir ranum nan tipis Prilly. Perlahan sesuatu yang lembab mengenai bibir Prilly. Ya .....bibir Ali mencium lembut bibir Prilly. Prilly hanya pasrah dengan apa yang dilakukan oleh suaminya karena ini sudah menjadi sebagian dari kewajibannya. Karena tak ada perlawanan dari Prilly , Ali semakin melumat bibir Prilly hingga nafas Prilly terasa semakin sesak. Ali perlahan melepaskan ciumannya. Dahinya menempel pada dahi Prilly sangat terasa nafas mereka yang terengah-engah dengan mata Prilly yang masih terpejam.

"Maaf." bisik Ali ditelinga Prilly.

Prillypun membuka matanya memandang Ali.

"Kenapa harus minta maaf ?" ucap Prilly dengan nafasnya yang masih terengah-engah.

"Aku lancang tanpa meminta persetujuan kamu dulu." ucap Ali dengan menundukkan pandangannya ia takut jika Prilly akan marah padanya.

"Nggak papa sayang itu udah jadi kewajiban aku sebagai istri kamu. Kamu berhak atas diriku." ucap Prilly tulus pada Ali.

"Kamu nggak marah ?" tanya Ali pada Prilly.

"Enggaklah ." ucap Prilly sambil tersenyum.

"Kalo gitu boleh lanjut ??" ucap Ali dengan senyuman menggodanya.

"Ih .. Apaan sih li katanya mau ke fuji." ucap Prilly sambil menahan malu.

Prillypun kembali membuka lemarinya dan memilih baju untuk ia kenakan. Hampir 1 jam Ali menunggu Prilly bersiap-siap dan akhirnya Prillypun selesai. Lagi-lagi Ali terpaku dengan bidadarinya yang mampu membuat jantungnya selalu berdetak cepat dan merasakan desiran yang aneh di aliran darahnya.

Asalkan Kau BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang