part5

2.5K 102 6
                                        

Tak ada yang berubah setelah kejadian kemarin. Pagi ini Prilly tetap bangun pagi membuatkan sarapan untuk Ali. Tanpa disadarinya ada sepasang mata yang melihat Prilly berkutat di dapur. Perlahan langkah kakinya mendekati Prilly.

"Ekhem...kamu siapa ?" tanya Resi saat melihat orang asing berada di dapurnya.

"Eh ... Sa...saya...saya..." ucapan Prilly terbata karena terkejut dengan seorang wanita paruh baya yang muncul di belakangnya.

"Dia istri Ali mah." suara Ali tiba-tiba terdengar membuat Resi dan Prilly menoleh ke sumber suara.

"Is...istri ??maksudnya ?" tanya Resi heran dan bingung pada Ali.

"Ya waktu mama sama papa ke luar negeri Ali nikah sama Prilly. Tepatnya satu minggu yang lalu." ucap Ali menjelaskan pada Resi.

"Tunggu.. Ini harus kita omongin li. Tunggu papahmu sama kaia di meja makan." ucap Resi kemudian berjalan keluar dari dapur dengan perasaan yang bingung.

Prilly hanya diam menatap kepergian Resi dan Ali yang masih berdiri diambang pintu dapur.

"Kayaknya bukan cuma Ali yang gak suka sama aku. Tapi keluarganya juga." gumam Prilly dalam hatinya sambil menundukkan pandangannya.

"Kamu kenapa ?" tanya Ali sambil mendekat ke arah Prilly.

"Nggak papa kok." ucap Prilly dengan senyuman tipisnya.

"Sarapannya kamu bawa ke meja makan diruang sana aja ya kita makan sama-sama." ucap Ali pada Prilly lembut. Kemudian berlalu meninggalkan Prilly.

Sikap Ali sejak kejadian itu memang berangsur-angsur membaik pada Prilly. Ia harap ini akan menjadi awal yang baik untuk kehidupan rumah tangganya bersama Ali.

"Ali papa minta penjelasan kamu." ucap Syarief tegas pada Ali.

"Oke. Jadi Prilly ini adalah istri Ali yang Ali nikahin seminggu lalu. Dan kenapa Ali gak bilang karena Ali gakmau ganggu pengobatannya kaia." ucap Ali menjelaskan sambil menatap kedua orang tuanya dan kakaknya.

"Lalu kenapa Prilly ?? Clara kemana ?" tanya Resi pada Ali dengan tatapan tajamnya.

Prilly hanya mampu menunduk tak berani memandang semua keluarga Ali. Prilly mendengar ucapan mereka dengan perasaan yang berdebar-debar.

"Hm .. Mama jangan sebut nama dia lagi. Pilihannya Ali sekarang adalah Prilly. Jadi tolong hargai pilihan Ali." ucap Ali dengan nada yang serius.Ali menggenggam tangan Prilly yang terasa sangat dingin karena gugup.

"Papa sih gak masalah siapapun pilihan kamu li papa yakin kamu tahu  apa yang terbaik buat kamu." ucap Syarief sambil mengumbar senyum ke arah Ali dan Prilly.

"Prill ??? Kok nunduk aja ? Santai aja lagi." ucap Alya mengagetkan Prilly yang sedari tadi menundukkan kepalanya.

"Eh .. I..ii..iya." ucap Prilly gugup sambil tersenyum kearah kaia.

"Maaf ya Prill mama sama papa udah buat kamu takut ya?" ucap Resi pada Prilly.

"Enggak papa kok tante." ucap Prilly ramah.

"Panggil aja mamah Pril kan sekarang kamu jadi mantu mamah." ucap Resi pada Prilly ramah.

"I.. Iya mah" ucap Prilly gugup.

"Oh .. Iya kamu ketemu Ali dimana Prill ?" tanya Syarief pada Prilly.

"Di kantor om eh pah ... Prilly sekertarisnya Ali." ucap Prilly menjelaskan.

"Kayaknya kamu rajin banget ya pagi-pagi udah buatin Ali sarapan." ucap Resi dengan senyumannya memuji Prilly.

"Enggak kok mah emang udah sering bangun pagi aja jadi cari kesibukan di dapur." ucap Prilly merendah yang memang sudah menjadi pribadinya.

Asalkan Kau BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang