Tepat pukul 4 pagi Prilly terbangun dari tidurnya. Mengerjapkan matanya hingga benar-benar terbuka, ia pun segera beranjak dari ranjangnya menuju kamar mandi. Prilly memang sudah terbiasa bangun pagi karena Prilly sudah lama hidup sendiri ia harus rajin dan disiplin dengan hidupnya. Selesai mandi Prilly masih melihat Ali tertidur di atas sofa. Perlahan Prilly mendekat ke arah Ali dipandangnya wajah lelaki yang kini menjadi suaminya itu.
"Kalo lagi tidur gini gantengnya makin keliatan." batin Prilly dalam hatinya sambil tersenyum menatap Ali.
Prilly beranjak dari Ali lalu membereskan tempat tidurnya yang masih berserakan. Ya... Selain mandiri Prilly juga pribadi yang rajin. Setelah dirasa rapi Prilly memencet tombol telfon yang ada di kamar ia memesan sarapan untuk dirinya dan Ali. Setelah memesan makanan Prilly berjalan menuju balkon. Di tatapnya langit luas diatas gedung-gedung pencakar langit.
"Memang benar tak ada yang tahu dengan takdir, seminggu yang lalu aku masih sekertaris Ali yang hidupnya sederhana tapi kini Allah begitu cepat membalikkan roda hingga aku menjadi istri Ali." batin Prilly dalam hatinya dengan tatapan kosong ke arah langit.
"Mungkin aku salah satu wanita beruntung yang bisa bersanding dengan Ali bahkan untuk selamanya." gumam Prilly dengan senyuman yang merekah di bibirnya.
"Kamu udah bangun ?" suara Ali tiba-tiba mengejutkan Prilly.
"Udah dari tadi." ucap Prilly sambil memandang ke arah Ali.
"Apa kamu yang memesan sarapan ?" tanya Ali pada Prilly lagi.
"Iya , apa sudah datang ?" tanya Prilly pada Ali.
"Sudah aku yang menerimanya." ucap Ali pada Prilly singkat.
"Kalo gitu kamu mandi dulu aku siapin sarapannya." ucap Prilly pada Ali kemudian berjalan masuk ke dalam kamar.
Ali mengikuti Prilly masuk ke kamar kemudian bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Sembari menanti Ali mandi , Prilly merapikan selimut dan sofa yang di pakai Ali tidur. Kemudian menanti Ali dengan menonton tv dan duduk di sofa. Makanan yang dipesan sudah siap dihidangkan Prilly di atas meja.
"Udah selesai mandinya ?" tanya Prilly saat melihat Ali keluar dari kamar mandi.
"Udah." jawab Ali singkat pada Prilly kemudian duduk disamping Prilly.
"Silahkan makan." ucap Prilly sambil menyodorkan sepiring nasi goreng pada Ali.
Ali bingung menatap Prilly , baru kali ini dia merasa diistimewakan oleh seorang gadis, bahkan selama ia pacaran dengan Clara ia tak pernah diperhatikan seperti ini dengan Clara.
"Kok bengong ?" ucap Prilly membuyarkan lamunan Ali.
"Eh .. I..iiya kamu gak makan ?" tanya Ali kemudian mengambil piring yang disodorkan Prilly.
"Ini aku juga makan, kita makan sama-sama." ucap Prilly kemudian mengambil piring miliknya kemudian melahap makanannya.
Ali memandang Prilly yang asik makam sambil menonton tv. Entah mengapa kini Ali mulai menyukai kebiasaannya memandang Prilly.
"Kamu hari ini ke kantor ?" tanya Prilly sambil menoleh pada Ali.
"Enggak masih capek , besok aja. Habis makan kita pulang ya." ucap Ali tanpa menatap Prilly.
"Pulang ?? Kemana ??" tanya Prilly bingung pada Ali.
"Kerumah akulah kemana lagi." ucap Ali cuek.
"Tapi mampir ke kontrakan aku ya , aku mau ambil baju-baju aku disana." pinta Prilly pada Ali.
"Nggak usah semua keperluan kamu dan barang kamu udah ada di rumah aku." ucap Ali sambil menatap Prilly sejenak kemudian kembali menatap televisi.
"Oh ... Ok" ucap Prilly melanjutkan makannya.
Sikap Ali pada Prilly memang masih dingin dan Prilly memang sudah terbiasa dengan itu karena sejak ia bekerja sebagai sekertaris Ali memang sudah seperti itulah sikap CEOnya itu.
"Udah selesai ??tanya Ali pada Prilly yang sedang meminum jus jeruknya.
"Udah nih." ucap Prilly dengan anggukannya.
"Yaudah kalo gitu sekarang kita pulang." ucap Ali kemudian berjalan keluar kamar mendahului Prilly. Prilly berjalan mengikuti di belakang Ali.
Sesampainya di pintu keluar mobil Ali beserta supirnya dan body guart sudah menunggu membukakan pintu untuk Ali dan Prilly. Prilly merasa bagaikan cinderella yang menikah dengan sang pangeran hidupnya berubah 180 derajat. Namun, hal ini tak lantas membuat Prilly sombong atau berbangga diri. Sepanjang perjalanan Prilly melihat keluar jendela menikmati pemandangan kota yang hiruk pikuk.
"Li rumah kamu masih jauh ya ?" tanya Prilly tanpa menatap Ali.
"Lumayan sih." ucap Ali sambil memainkan handphonenya.
Tak ada suara lagi dari Prilly , Ali menengok Prilly yang ternyata sudah tertidur. Perjalanan dari hotel menuju rumah Ali memanglah cukup jauh hampir 3 jam ditambah dengan macetnya jalanan semakin lama untuk sampai dirumah Ali. Ali memperhatikan wajah damai Prilly saat terlelap.
"Benar kata verrel dia memang cantik." gumam Ali dalam hatinya sambil tersenyum memandang Prilly.
Ali tersenyum menatap Prilly tangannya bergerak mengelus lembut pipi chubby Prilly. Prilly menggeliat kecil dan menenggelamkan kepalanya dalam bahu Ali. Ali kaget dengan tingkah Prilly namun ia hanya bisa pasrah karna tak ingin mengganggu tidur Prilly. Karena terlalu lama dalam perjalanan Alipun ikut terlelap bersama Prilly. Setelah mobil Ali memasuki halaman rumahnya ia pun terbangun mengerjapkan matanya yang silau karena lampu mobil. Dipandangnya Prilly yang masih terlelap di dalam dekapannya. Hatinya begitu damai dan tenang berada di sisi Prilly.
"Heii ... Bangun kita sudah sampai." ucap Ali pelan sambil menepuk pipi Prilly pelan.
Perlahan Prillypun mengerjapkan matanya. Matanyapun terbelalak kaget saat mendapati dirinya berada dalam dekapan Ali.
"Eh ... Maaf ya maaf aku tadi ketiduran gak tau kalo....." ucapan Prilly terpotong karena ucapan Ali.
"Gak papa" ucap Ali kemudian membuka pintu mobil dan turun memasuki rumah Prillypun mengikuti di belakang Ali.
Ayo...ayo...ayo...vote and coment kalo masih sedikit jadi gak semangat update deh ...
Kelanjutannya gimana ???
Ditunggu yaThanks yang udah mau baca cerita aku
KAMU SEDANG MEMBACA
Asalkan Kau Bahagia
AléatoireAku menikah dengannya karena ketidak sengajaan. Bahkan alasannya dia untuk menikahikupun aku tak tahu pasti. Entah adakah cinta atau tidak diantara kami. pernikahan ini tetap terjadi hingga kami resmi sebagai sepasang suami istri. Tapi apa jadinya j...