News hari ini;
Masih belum terdengar jelas tentang kecelakaan yang di alami pengusaha terkenal Korea-Hongkong, Mr.Wang. Kabarnya anak sulung Mr.Wang telah mencoba menutupi kasus ini, tapi-
Klik.
Jinyoung menajamkan pendengarannya, ia yakin bahwa seseroang telah mematikan televisi yang sedang ia tonton hari ini. Ah ralat, hanya mendengarnya saja.
"Hyung apa itu kau?" Jinyoung mencoba membuka suara,
"Apa kau tidak ke rumah sakit hari ini?"
Ternyata benar itu adalah Jackson.
"Kenapa kau mematikan televisinya?" Jinyoung mengalihkan pembicaraan, yang semula Jackson alihkan.
Jackson menghela napasnya,
"Sudah tidak penting. Sudah satu minggu berlalu."
Jinyoung tersenyum, ia tahu bahwa hyungnya itu mencoba untuk terlihat kuat walaupun sebenarnya ia masih belum ikhlas dengan kehilangan orang tuanya.
"Kau tidak bekerja?" Tanya Jinyoung.
"Untuk apa? Aku adalah bosnya, jika satu perusahaan bangkrut itu tidak akan membuat kita bangkrut juga."
Jinyoung tertawa, ia tahu Jackson sedang membuat lelucon meskipun tidak lucu.
"Jin apa kau tidak bosan?"
"Tidak, ada apa?"
"Bagaimana jika kita ke mall hari ini?"
Jinyoung menganggukan kepalanya mantap. Sudah lama sekali ia tidak jalan jalan keluar, apalagi bersama Jackson.
***
"Tidak! Aku tidak mau makan! Kalau bukan Paman Jinyoung yang menyuapiku."
"Raena kesehatanmu akan menurun nanti."
"Aku tidak peduli."
Suster Jung hanya menghela napasnya, ia menyerah. Raena sangat keras kepala, sekali ia ingin A ia akan tetap A dan tidak akan merubahnya menjadi B.
"Raena."
Raena menoleh dan mendapati ayahnya sedang berdiri membawa sebuah boneka beruang berukuran sedang,
"Daddy!!"
Raena langsung memeluk pria yang ia panggil Daddy nya itu.
"Tuan Je, aku permisi." Pamit suster Jung.
Tuan Je menatap Raena, dan makanan yang berada diatas meja secara bergantian.
"Mogok makan lagi?"
Raena hanya mengangguk lemas,
"Ayo daddy suapi, kau tidak akan makan jika terus menunggu paman Jinyoung."
Tuan Je sangat tau jika anaknya menyayangi seseroang yang bernama Jinyoung, sampai sampai anaknya begitu rela menunggu hanya untuk di suapi.
Saat sedang menyuapi anaknya Tuan Je mendapat panggilan, dan terteralah sebuah nama yang membuatnya menjauh untuk mengangkat panggilan tersebut.
"Raena tunggu sebentar."
Raena hanya mengangguk tanpa ada rasa curiga terhadap ayahnya.
"Ada apa lagi?"
"Bisakah kau memberitahu kado apa yang cocok untuk seorang wanita?"
"Apa kau sedang jatuh cinta?"
"Aku tidak membutuhkan pertanyaanmu."
Tuttt.

KAMU SEDANG MEMBACA
Deficiency
Fanfiction"Bukan tentang siapa yang memuja kelebihanmu, tapi tentang siapa yang memelukmu setelah tahu kekuranganmu" - Jaebum&Jinyoung