Wang Jackson
Jackson wangHanya tulisan itu yang sedari tadi Mark tulis pada notebook nya itu, lalu mencoret coretnya secara acak.
Benar.
Mark Tuan, sedang memikirkan Jackson. Ia tidak tahu apa yang sedang ia rasakan sekarang, benar-benar tidak mengerti apa apa mau hatinya sangat berbeda dengan isi otaknya.
"Shit, sapu tangan. Aku baru ingat, sialan"
Mengingat sapu tangan Mark pun mencarinya. Terakhir kali ia meletakkannya pada nakas kamarnya, namun nihil sapu tangan itu tidak ada. Sangat bodoh sekali kenapa Mark baru ingat benda itu sekarang. Mark pun tidak menyerah begitu saja, ia pun berusaha untuk menemukan benda itu bagaimanapun caranya.
**
Yugyeom calling . . .
Melihat nama itu tertara, Jackson pun langsung mengangkat panggilan itu. Sepertinya tidak bisa jika ia mengabaikan panggilan itu untuk beberapa minggu ini, ya karena memang sangat penting sekali.
"Bagaimana?" Tanya Jackson langsung.
"Tim forensik telah menemukan tanda pada sidik jari satu, dan terbukti itu sidin jari Mr.Wang dan kami akan berusaha menemukan satunya lagi."
"Bagaimana dengan hasil visum?"
Jackson benar-benar teliti. Ia sangat ingin mendiang orang tuanya tenang disana dengan mengungkap apa yang terjadi pada orang tuanya itu. Walaupun secara publik ia menutup kasus tapi tidak mudah ia melepaskan pelaku yang berbuat kejam pada orang tuanya.
"Untuk itu, ditemukan beberapa lebam pada tubuh ayahmu. Tim ku akan bekerja keras untuk ini Jack."
Jackson menghembuskan nafasnya. Ia lelah, sangat lelah.
"Terimakasih banyak Gyeom."
Sambungan terputus. Jackson mengacak rambutnya karena menerima kabar seperti ini sama saja membuat dirinya dilanda pusing kepala.
Tapi tanpa Jackson sadari Jinyoung berdiri di ambang pintu kamar Jackson. Ya, Jinyoung mendengar semua pembicaraan Jackson di telepon. Jinyoung mengetahui jika kakaknya mempunyai rencana yang dia tidak ketahui. Sebelum Jackson sadar akan kehadiran dirinya Jinyoung pun buru-buru pergi dari depan kamar Jackson.
**
"Menghubungi Jackson?" Tanya pria berambut pirang yang sedang melahap pizza lezat dihadapannya.
Pria berambut hitam pun mengangguk dan tersenyum,
"Apa kau masih lapar Bam? Jika iya aku akan memesankan lagi untukmu."
"Pesankan aku salad saja Gyeom."
Yugyeom tersenyum dan pergi menuju meja kasir untuk memesankan salad untuk seseorang gebetannya ini yang ingin salad.
Bambam, yang mendapatkan kesempatan inipun dengan cepat mengirimkan sebuah file kepada salah satu kontak di hpnya.
'Voice01_19-10-02'
Sebuah rekaman dalam beberapa menit berisi percakapan yang dimana dimulai ketika Yugyeom menghubungi Jackson.
Dengan kekuatan wifi restoran file itupun terkirim dalam waktu 5 detik saja, segera terkirim Bambam pun menghapus percakapan chat tersebut sebelum Yugyeom tiba di mejanya.
**
Seorang pria tengah menunduk, tidak lupa dengan jari tangan kiri dan kanannya saling tertaut dengan mata tertutup. Seorang pria yang tengah berdoa dalam sebuah bangunan sakral. Dalam doanya itu ia sampai menitihkan air mata, ada apa dengan doanya itu?

KAMU SEDANG MEMBACA
Deficiency
Fanfiction"Bukan tentang siapa yang memuja kelebihanmu, tapi tentang siapa yang memelukmu setelah tahu kekuranganmu" - Jaebum&Jinyoung