Sehabis mengantar Jinyoung ke rumah sakit Jackson berniat untuk pulang ke rumah, tapi sebuah dering panggilan dari Changsub mengurungkan niatnya pulang ke rumah menjadi ke kantor polisi.
Dan disinilah ia sekarang sedang duduk berhadapan dengan polisi yang sangat ia percayakan untuk memecahkan kasus ini. Meskipun Jackson telah berbicara pada media bahwa ia telah menutup kasus ini tapi itu tidak benar, ia tidak akan mudah melepaskan masalah ini. Apalagi menyangkut kedua orang tuanya.
"Kau yakin?"
"Aku yakin Jack, ini murni kecelakaan."
Jackson membuang nafasnya kasar, jawaban dari temannya Yugyeom -yang berprofesi sebagai polisi itu membuatnya sedikit tidak puas. Bahkan ia tidak percaya.
"Rasanya tidak mungkin jika ayahku seteledor itu sampai ia bisa membahayakan nyawanya."
"Tapi itu yang aku terima dari anak buahku Jack, mereka telah melacak segala apapun dekat tkp."
Jackson mengacak rambutnya, mau tidak mau ia hanya menganggukan kepalanya walaupun ia 'sedikit' tidak yakin.
"Baiklah. Ku mohon untuk terus pecahkan kasus ini, sampai aku sendiri yang memutuskan untuk menutupnya."
Jackson dan Changsub -yang sedari tadi duduk disebelah Jackson- pun berdiri. Mereka berdua pamit pada Yugyeom, kepala polisi dengan jabatan tertinggi juga tentunya dan orang kepercayaan Jackson.
"Terima kasih Gyeom."
Merekapun bersalaman ala ala cowok. Dan keduanya pamit.
***
Setelah seharian berada dirumah sakit, ah lebih tepatnya dalam kamar Raena akhirnya Jinyoung memutuskan untuk pulang ketika waktu hampir malam. Ia pun mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Jackson jika ia ingin pulang. Tapi sebuah tangan lebih dulu menahannya,
"Aku yang akan mengantarkanmu." Ucap Jaebum,
Jinyoung pun mau tidak mau mengangguk.
Keduanya berjalan menuju parkiran rumah sakit, Jaebum memaklumi jalan Jinyoung yang lama. Tapi ia akan merasa bosan jika menunggu jalan Jinyoung, ingin rasanya ia berjalan duluan tapi ada sedikit rasa tidak enak. Jadi ia memutuskan untuk,
"Aku tidak ingin kau pulang kemalaman." Ucapnya seraya mengandeng tangan Jinyoung dengan sabar,
Jinyoung sedikit terkejut. Kemudian sebuah senyuman terangkat di bibirnya,
"Terima kasih Jaebum." Jaebum hanya mengangguk, walaupun Jinyoung tidak bisa melihatnya tapi ia merasakannya.
"Apa kau lapar?" Tanya Jaebum ketika sudah berada didalam mobilnya,
"Sedikit, ada apa?"
"Bagaimana jika kita makan terlebih dahulu?" Tanya Jaebum lagi saat mobilnya meninggalkan perkarangan rumah sakit,
Jinyoung terdiam. Kata 'kita' yang Jaebum ucapkan terdengar ambigu baginya.
"Jinyoung kau baik baik saja? Kau ingin makan apa?"
Jinyoung merasakan pipinya memanas saat Jaebum dengan santainya memegang tangannya yang berada di atas pahanya.
"A..aku baik tentu saja." Jaebum mengangguk,
"Jadi bagaimana? Apa kau ingin makan dulu?" Tanya Jaebum sekali lagi, dan Jinyoung hanya mengangguk untuk mewakili jawabannya.
**
Jackson memainkan ponselnya, ia menunggu kabar dari Jinyoung. Kenapa Jinyoung belum menghubunginya untuk meminta jemput padanya? Apa ia harus kerumah sakit? Tapi ia juga harus menunggu, ia tidak tahu Jinyoung benar masih dirumah sakit apa sudah pulang, atau jangan jangan...

KAMU SEDANG MEMBACA
Deficiency
Fanfic"Bukan tentang siapa yang memuja kelebihanmu, tapi tentang siapa yang memelukmu setelah tahu kekuranganmu" - Jaebum&Jinyoung