Sekilas Tentang Kematian

45 2 0
                                    

Kalau berbicara kematian, biasanya reaksi kita macam-macam, tapi yang paling banyak adalah reaksi takut atau ngeri. Padahal kematian itu sesuatu yang pasti. Siapapun kita : selebritis atau petani miskin, presiden atau pegawai rendahan, konglomerat atau pengemis, orang suci atau penjahat, dll, kita semua pasti mati. Tidak ada doa, mantram, yajna, yoga atau apapun juga yang bisa menghentikan kematian. Jangankan orang biasa seperti kita, para yogi, maha-siddha, jivan-mukta atau maharsi-pun tidak bisa menghentikan kematian.

Kita tidak pernah tahu kapan kita akan mati. Bisa 7 jam lagi, 7 hari lagi, 7 bulan lagi, 7 tahun lagi, 70 tahun lagi ? Kita tidak tahu. Walaupun demikian, kematian jangan dilihat sebagai ancaman menakutkan, tapi sebagai kesempatan yang sangat baik untuk memasuki wilayah kehidupan baru yang terang dan indah. Kematian datang bukan karena sakit, kematian datang bukan karena kesengajaan [dibunuh] orang lain, kematian datang bukan karena kecelakaan, dll, tapi kematian datang semata-mata karena WAKTUNYA SUDAH TIBA.

Karena kematian tidak bisa dihentikan oleh apapun, kita hanya punya satu pilihan : mempersiapkan kematian sejak jauh-jauh hari. Sebelum kita “pergi pulang ke tanah wayah” secara kacau, lebih baik kita siapkan sejak sekarang. Anda dan saya beruntung, karena sebelum “pergi pulang ke tanah wayah”, sudah dapat ilmunya, sudah dapat rahasianya.

RAHASIA ALAM KEMATIAN

Faktor kunci di alam kematian adalah : kecenderungan bathin kita sendiri [vasana]. Alam kematian adalah lapisan-lapisan alam yang mayoritas dibentuk oleh mental. Kecenderungan bathin yang negatif akan membawa kita menuju wilayah-wilayah yang juga negatif, kecenderungan bathin yang positif akan membawa kita menuju wilayah-wilayah yang juga positif dan bathin yang sudah terbebaskan [jivan-mukti] akan membawa kita menuju moksha [pembebasan sempurna]. Mengapa demikian ? Karena tubuh dan lingkungan kita di alam kematian dibentuk oleh bahan-bahan divine energy yang sama dengan yang membentuk pikiran kita. Sehingga kita kemudian akan tinggal di salah satu lapisan-lapisan alam halus yang paling sesuai dengan kualitas dan kecenderungan pikiran kita sendiri.

Dan faktor paling menentukan dalam menyambut kematian adalah : bagaimana keadaan bathin kita di menit-menit dan detik-detik terakhir ketika kehidupan kita akan berakhir, itu yang akan sangat menentukan kita akan pergi kemana. Mereka yang takut, ragu, bingung, melawan, penuh keterikatan duniawi, apalagi dalam sifat kejam [tanpa welas asih], dalam kemarahan-kebencian, sangat mungkin nantinya pada prosesnya akan memasuki lapisan alam semesta bawah [bhur loka]. Menjadi bhuta kala, ashura, preta, setan, dll. Sebaliknya, kalau di menit-menit dan detik-detik terakhir ketika kehidupan berakhir, kita mengalami paramashanti [kedamaian sempurna], sangat mungkin setelah kematian kita langsung bergerak setidaknya sampai di lapisan alam semesta atas [svah loka] – boleh menyebutnya alam surga-. Lebih baik lagi kita bisa jadi dewa di tingkatan luhur [kesadaran kosmik]. Dan yang terbaik [kalau memungkinkan] kita bisa amor ring acintya, menyatu dengan “yang mahasuci yang maha tidak terpikirkan” [moksha].

Karena itu sangat penting diinformasikan kepada orang-orang yang akan meninggal, di menit-menit dan detik-detik terakhir ketika kehidupan akan berakhir, sangat penting mengalami menit-menit dan detik-detik terakhir yang shanti [damai].

MEMPERSIAPKAN KEMATIAN SEJAK JAUH-JAUH HARI

Secara garis besar ada tiga jenis manusia di depan kematian :

1. Manusia yang semasa hidup banyak karma buruk-nya [ke-aku-annya besar dan berat].-

Kalau kita banyak melakukan banyak karma buruk dalam hidup, realisasi shanti [damai] kita saat menjelang kematian sangat mungkin akan sangat berat. Karena ketika kita mati, semua memory kehidupan kita akan loss tanpa hambatan, karena tidak ada lagi tubuh fisik yang menjadi tempat penyimpanan. Kita akan dikejar-kejar oleh bayangan karma buruk kita sendiri. Dan juga sangat mungkin akan banyak menghambat perjalanan-perjalanan kita berikutnya di alam kematian.

Berbagai Kisah Buddhis dan lain-lain (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang