Malam ini menjadi malam yang paling membahagiakan bagi pasangan EunHyuk dan DongHae. Pasalnya, setelah melakui berbagai macam rintangan dan jatuh-bangun, pasang-surut dalam percintaan, akhirnya mereka berhasil menemukan keyakinan untuk mengikatkan diri mereka, membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius. Memang belum sampai pernikahan, namun ikatan pertunangan mereka pikir cukup untuk sementara waktu, menandakan keseriusan hubungan mereka. Demi menunjukan hal itu pada seluruh dunia, mereka mengadakan pesta pertunangan yg dihadiri oleh rekan media dan saat ini pun mereka bersiap untuk melakukan konferensi pers. Kilatan lampu kamera mengabadikan senyum yang sedaritadi tengah merekah di bibir pasangan yang sedang memamerkan cincin pertunangan mereka.
Dari kejauhan, seulas senyum juga diukirkan seorang yang namja yang ikut menyaksikan hal tersebut. Bedanya, ia bukan hanya tersenyum karena bahagia. Ya, dia memang bahagia untuk pasangan tersebut, ia suka melihat salah satu dari pasangan tersebut tersenyum bahagia. Namun, dalam senyumnya juga mengandung kesedihan dan kekecewan. Andai saja ia yang menyebabkan namja manis itu tersenyum bahagia. Andai saja dia yang ada disana, bersanding dengan namja manis itu. Ah, terlalu banyak frasa "andai saja" yang muncul dalam benaknya. Merasa konyol karena bersembunyi dibalik pilar, Choi Siwon berniat untuk pergi dengan diam-diam agar tidak diketahui siapapun, apalagi pasangan yang berbahagia tersebut.
"Chukkae Hae-ya.. Haengbokage!" Siwon menggumamkan hal tersebut dan berbalik, melangkah pergi sampai sebuah pertanyaaan dari seorang wartawan membuatnya penasaran dan menunggu jawaban orang yang ditanya.
"DongHae-ssi, apakah EunHyuk-ssi adalah belahan jiwamu?" Belahan jiwa. Soulmate. Hal itu membuat DongHae tersenyum teduh sebelum menjawab dengan mantap.
"Annimida. Jangan salah sangka, aku mencintainya dan ingin menghabiskan sisa hidupku dengannya. Keundae, dia bukan soulmate-ku." Semua orang yang ada disana terkejut dengan pengakuan DongHae, tidak terkecuali Siwon dan EunHyuk.
"Yak Chagi-ya, waegeurae?" Bisik EunHyuk, tidak suka dan dibalas senyum menenangkan dari DongHae.
"Kalau begitu, apakah kami boleh tahu siapa belahan jiwamu, DongHae-ssi?" Tanya wartawan lain yang ada disana.
"Belahan jiwaku... Aku berhutang banyak hal padanya dan aku menyayanginya. Dia adalah salah satu orang yang paling penting dalam hidupku. Dia yang menolongku mengenali perasaanku yang sesungguhnya. Aku sempat ragu, kupikir dialah orang yang bersamanya aku akan menghabiskan sisa hidupku. Namun ia menyadarkanku, bahwa cintaku sepenuhnya adalah untuk namja disebelahku ini. Sayang sekali ia tidak hadir malam ini. Dia hanya mengirimkan hadiah serta menelepon kami tadi. Namun, aku yakin dia selalu mendoakan kebahagianku. Belahan jiwaku, kalian mengenalnya. Dia, Choi Siwon." Pengakuan lugu DongHae tentu saja membuat keadaan semakin ricuh. Sedangkan Siwon langsung berbalik, menatap tak percaya pada namja yang dicintainya dari jauh. Namun disisi lain, dia bahagia. Bahagia karena menjadi bagian penting dalam hidup namja itu.
"Gumawo, Hae-ya.. Gumawo karena sempat ragu dan sudah mengakuiku sebagai belahan jiwamu.." Lagi-lagi Siwon hanya bergumam dari kejauhan.
"Izinkanlah aku mengatakan sesuatu untuknya." Lanjut DongHae dan keadaan menjadi tenang teduh serta semua kamera langsung terfokus padanya.
"Siwon-ah, gumawo karena kau selalu ada untukmu. Mianhae karena tidak memilihmu. Ah, tapi kalau setelah ini, monyet yadong yang jarang mandi disebelahku ini berubah pikiran, kau masih mau menikahiku kan?"
"Yak Lee Donghae! Yang kau sebut 'monyet yadong jarang mandi' itu calon suamimu! Dan satu-satunya hal yang akan terjadi kalau aku berubah pikiran hanyalah besok akan menjadi hari pernikahan kita!" Ucap Eunhyuk sengit karena tidak terima dengan pernyataan Donghae.
"Ya aku kan hanya mengantisipasi.." Kemudian mereka larut dalam perdebatan manja mereka sendiri, melupakan para wartawan yang ada disana yang hanya bisa tertawa heran sambil tetap mengabadikan pertengkaran tersebut.
Siwon pun hanya mampu tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah polah rekan satu timnya tersebut. Dengan senyum merekah yang membuat lesung pipinya semakin nampak jelas, Siwon melangkahkan kakinya meninggalkan tempat tersebut.
"Hahaha.. Babo-ya... Hmft! Haengbokage, Lee DongHae..."
_the end_