Hah!
Entahlah apa ini.
Cuma pingin update aja.. 🙏🏻😅😇Warning!
Typo!
No edit!
Random!###########
Kehilangan anggota orang-orang yang terkasih? Beberapa kali! Ayah beserta kakek dan neneknya meninggal dalam waktu bersamaan akibat suatu skandal yang bisa dikatakan mengenaskan. Selain itu, menyaksikan dua orang rekan, yang sudah lama berjuang bersama, memutuskan untuk mengundurkan diri serta dua orang rekan lainnya harus dipaksa hiatus karena suatu peristiwa; tanpa bisa berbuat apa-apa walaupun dirinya punya 'kuasa' lebih, merupakan hal yang menyakitkan hati.
Kehilangan 'kebebasan'? Pernah dan selalu! Pernah, untuk sementara waktu karena menunaikan kewajiban sebagai seorang warga negara yang baik. Selalu, tentu saja karena tuntutan profesinya yang menyebabkan ia tidak bebas melakukan segala sesuatu selalu sesuai dengan keinginannya, karena larangan perusahaan ataupun penggemar.
Kehilangan semangat dan tujuan? Beberapa kali! Ketika merasa lelah dan jenuh dengan pekerjaan, ketika pulang dan mendapati bahwa tidak ada yang menyambutnya dengan pelukan hangat, ketika ia merasa sudah cukup umur untuk menikah namun tak kunjung memiliki pasangan!
Kehilangan harapan? Berulang kali! Banyak peristiwa hidup dan berbagai tanggung jawab yang diembankan padanya,yang begitu menekan,baik dalam pekerjaan maupun keluarga. Hal tersebut selalu ia sembunyikan pada siapapun namun terus menekan batinnya sehingga tak jarang ia merasa sangat depresi.
Mungkin ini adalah sedikit gambaran dari kehidupan yang dialami oleh seorang Park JungSoo atau lebih dikenal dengan nama Leeteuk. Berat? Pasti, namun ia berhasil melewatinya. Hebat? Bisa jadi, karena tidak semua orang mampu bertahan. Tidak adil? Mungkin saja. Well, kita hanyalah manusia biasa yang tidak mampu melihat rencana indah Sang Khalik bagi setiap ciptaanNya, bukan?
Pada dasarnya, Leeteuk hanya selalu berusaha menjalani kehidupannya dengan baik dan mengambil sisi positif dari setiap kejadian yang ia alami. Namun sebagai manusia, tentu ia punya batas ketahanannya sendiri. Ada masanya semua tekanan hidup membuatnya melewati batasan itu. Seperti malam ini misalnya.
Leeteuk baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan tiba pukul dua dini hari di apartmentnya. Shimkung sempat terbangun dari tidur, menyambutnya sejenak namun sepertinya tidak berniat bermain dengannya karena hewan lucu itu langsung kembali masuk ke kandangnya dan tertidur.
Leeteuk hanya mampu menghela napas berat walau senyum tetap menghias wajahnya. Entah apa yang menjadi pemicu, namun perasaan gelisah dan putus asa kembali menghinggapinya. Jujur, dalam keadaan seperti malam ini, sebenarnya ia butuh teman untuk mengalihkan seluruh pikirannya dari perasaan tersebut. Namun, Leeteuk sendiri terlalu sungkan untuk menghubungi salah satu dari rekan-rekannya, anggota keluarganya, maupun psikolog yang biasa menjadi tempat curahan isi hatinya. Lagipula, bukankan ini sudah terlalu malam untuk 'mengganggu' seseorang?
Ia memilih berjalan ke kamarnya, merebahkan dirinya yang lelah ke atas kasur sambil memejamkan mata. Setetes airmata mengalir begitu saja entah karena apa. Ia mengambil bantal untuk menutupi wajahnya dan berteriak sekencang mungkin, namun hal itu tidak mengurasi perasaan itu.
Ia bangkit menuju lemari pendingin, mengambil sebotol soju dan mulai meminumnya, langsung dari botolnya. Ayolah! Leeteuk bukan orang yang tahan dengan alkohol. Sedikit saja ia sudah bisa mabuk. Akan tetapi, kali ini dia sengaja minum banyak agar bisa mengalihkan pikiran dan perasaannya. Sebotol soju habis dalam waktu kurang dari lima belas menit dan Leeteuk masih sadar walau agak pusing. Dengan tergopoh ia berjalan menuju ruang tamu, menghempaskan tubuhnya asal-asalan ke sofa yang ada di sana.