2. Ngidam Ngalor Ngidul

162 15 23
                                    

Hari ini kesialan memang menimpa keluarga Babeh. Pertama, gara-gara nyebur ke empang, Babeh gagal menjual telor-telornya. Kedua, Raras terpaksa tidak masuk sekolah hari ini karena seragamnya penuh dengan kotoran dan segala tetek bengek empang. Dan ketiga, tentunya Enyak galau karena gagal beli panci idamannya di tukang parabotan keliling. Lengkap sudah ....

"Settdah yak, panci gambar kucing cebol yang Enyak pengen mahal bat dah ah!" Gerutu Enyak seraya memperlihatkan katalog perabotan rumah tangga langganannya.

"Itu gambar hello kitty, Nyak, bukan kucing cebol." Koreksi Raras.

"Iya dah kitti-kitti apaan kek itu namanya." Kata Enyak dengan mata yang masih fokus pada lembaran katalog.

"Nah, yang ntuh bagus, Nyak!" Kata Raras sambil menunjuk gambar mangkok. Mangkok itu bergambar ayam jago yang gagah. Raras langsung jatuh cinta dengan mangkok tersebut--sebenarnya bukan dengan mangkoknya, tetapi gambar ayam jagonya.

"Yailah apaan si, yang beginian mah banyak di abang-abang tukang baso!" Komentar Enyak. Raras pun cemberut karena sarannya tidak ditanggapi dengan baik. "Uweek ... uweek." Tiba-tiba Enyak menutup mulutnya--seperti mual. Segera Enyak berlari ke kamar mandi, diikuti Raras yang mendadak panik melihatnya. Dan benar saja, Enyak memuntahkan isi sarapan paginya.

"Keluarin semuanya, Nyak." Kata Raras sambil memijat-mijat tengkuk Enyak. Setelah tiga kali muntahan, Enyak pun terkulai lemas. Raras menuntun Enyak ke kamar dan membaringkannya di kasur.

"Duuhh .. Ya Alloh, gusti .. Puyeng bener ni pala." Rintih Enyak sambil memegangi kepalanya.

"Nyak salah makan kalii tadi pagi ..," Kata Raras sambil memijat kaki Enyak.

"Ah masa? Biasanye makan semur jengkol sebaskom juga Enyak kagak ngape-ngape." Sahut Enyak. Raras hanya geleng-geleng kepala, ia paham betul Enyak cinta mati sama Jengkol, entah cintanya mengalahkan cintanya kepada Babeh atau tidak.

Tanpa disadari, ternyata Babeh sudah berdiri di ambang pintu kamar. Dengan cengiran nya yang sulit diartikan, ia mengelus perut buncitnya. Raras menautkan alis tanda tak mengerti. Namun Enyak sepertinya paham apa maksud Babeh, tapi entahlah, mereka seperti saling bermain kode.

"Alhamdulillah .. Ya Alloh .. Doa hamba terkabul ..," Tiba-tiba Babeh sujud syukur.

"Beh ada apaan sih? Enyak lagi sakit kok malah sujud syukur!?" Tanya Raras heran. Kemudian Babeh membisikkan sesuatu.

"Dikit lagi Raras punya dedek bayi." Bisik Babeh.

🐥🐥🐥

Hari ini mungkin tak sepenuhnya membawa kesialan bagi keluarga Babeh. Terbukti, usahanya dan Enyak memberikan adik untuk Raras mulai menunjukkan titik terang. Sedari pagi, Enyak merasa mual dan hanya berbaring di kasur.

Kabar ini sudah tersiar di telinga komplotan emak-emak rumpi--yang terdiri dari Mpok Minah, Bu Togar dan Yu Lastri. Mereka langsung mendatangi Enyak dengan antusias. Saking antuasiasnya, Mpok Minah sampai lupa menutup warungnya, alhasil ayam-ayam Babeh sukses menyelinap dan meninggalkan kotoran berbau sedap di dalam warungnya.

"Selamat tho, Nyak, wis mau punya momongan lagi." Kata Yu Lastri dengan logat jawanya yang kental.

"Tak kusangka usulku itu manjur juga! Ah, jadi pingin punya anak." Ujar Bu Togar yang membuat semuanya terbelalak. "Hoho, masalahnya aku tak tahu membuatnya dengan siapa." Katanya sambil tertawa.

"Duhilehh .. Aye mah ogah nambah anak lagi! Udeh dapet 6 biji aje dah cukup! Gini aje udeh keblinger ama biaye makan sehari-hari ame sekolah!" Curhat Mpok Minah.

Perawan AyamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang