Ali POV
"Sayang hey, yank kamu kenapa? Bangun sayang. Buka mata kamu" gue panik banget tiba2 Prilly jatuh pingsan. Tanpa pikir panjang gue langsung gendong Prilly ke mobil dan bawa dia kerumah sakit.
Walaupun gue dokter tapi ini bukan kapasitas gue, soalnya gue lagi nggak praktek. Dan akhirnya Prilly di tangani dokter Ranti.
Cklek
"eh dok, gimana keadaan istri saya?" Tanya gue langsung ke dokter Ranti
"Selamat dokter Ali, menurut hasil diagnosa saya istri dokter sedang hamil" jawab dokter Ranti tersenyum. Hah Apaan tadi hamil?
"A...apa dokter, istri saya hamil?" Tanya gue terbata
"Iya, sekali lagi selamat yh dokter Ali" balas dokter Ranti ngucapin selamat sambil menyalami gue. Ini beneran? Ini bukan mimpi kn? Huwaaa gue hamil... eh maksudnya bini gue hamil? OMG gue senang banget alhamdulillah.
"Untuk lebih memastikan, sebaiknya dokter Ali priksakan lagi istrinya ke dokter kandungan langsung, biar sekalian di kasih vitamin sama obat pereda mual" saran dokter Ranti
"Iya iya, saya akan bawa istri saya ke dokter Eka setelah istri saya siuman" balas gue antusias
Alhamdulillah ya Allah, ternyata gue tokcer juga yak. Haha
Akhirnya gue pun mutusin buat nyamperin Prilly di ruang rawat, dia masih terbaring lemah di brangkar. Duhhh mukanya pucat amat neng, gue jadi nggak tega liatnya.
Selang beberapa menit setelah gue ngambil duduk di sampingnya Prilly mengerjapkan matanya.
"Ay, aku ada dimana" Tanyanya dengan suara pelan sambil berusaha bangun.
"Eehh ehhh, kamu mau ngapain? Udah tiduran aja, kita ada di rumah sakit yank" balas gue
"Hah, rumah sakit? Lho bukannya kita lagi di kaffe yh ay? Jangan2 itu cuma mimpi lagi, yaaaaa padahal di situ kamu romantis banget lho ay" balas Prilly dengan muka kecewa. Aihh jangan2 bini gue amnesia lagi, ko dia ngiranya itu mimpi sh.
"Yank, tadi kita emang di kaffe. Tapi tiba2 aja kamu pingsan, padahal kita belum sempet makan lho, sayang banget makanannya di tinggalin tadi. Mana udah bayar lagi"
"Oooohh jadi kamu nyesel? Jadi kamu lebih sayang sama uang kamu ketimbang bawa aku kerumah sakit. Iya?" Aduhhhh gaswattt singa bunting marah nih, mulut gue emang nggak bisa direm sh, asal jeplak aja.
"Eeehh... eng, enggak ko yank. Tadi itu cuma anu, itu lho maksudnya sayang makanannya jadi mubazir karena nggak jadi kita makan"
"Alah, bilang aja kamu nyesel ninggalin makanannya gara2 bawa aku kerumah sakit" balasnya masih ngambek dan belakangin gue.
"Hey, siapa bilang sh aku kaya gitu, nggak ada sedikitpun yh di pikiran aku nyesel. Aku malah tadi khawatir banget sama kamu, aku nggak sempat mikirin makanan2 itu, aku cuma mikirin kamu. Takut kamu kenapa napa, buat aku makanan2 itu nggak ada apa-apanya di bandingkan kamu, kamu adalah orang paling penting di hidup aku setelah keluargaku. Jadi jangan pernah punya pikiran kalo aku nggak peduli sama kamu, ngerti" jelas gue panjang lebar
Hiks hiks hiks
Lho lho lhoooo, suara apa itu ko kaya ada yang nangis.
"Lho sayang ko kamu nagis, kenapa? Ada yang sakit mana mana sini aku liat" panik gue ngebalik badannya yang ngebelakangin gue tadi
"Ma'afin aku ya sayang, aku nggak tau kenapa akhir2 ini sensian, padahal kamu udah baik banget sama aku tapi aku malah nuduh kamu yang nggak2 hiks" balas Prilly sesegukan. Kenapa jadi dia yang mewek yak padahal gue lho yang di ambekin sama dia. Ckck
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Cinta
FanfictionKatanya sahabat tapi posesif, katanya sahabat tapi saling cemburuan... Ini adalah tentang cinta Ali dan Prilly. Tentang cinta sepasang sahabat yang terjebak dalam zona nyaman bernama persahabatan. Tentang cinta yang butuh status untuk pembuktian. T...