Hari demi hari, bulan demi bilan sudah terlewati. Tidak terasa kandungan Prilly sudah semakin besar, bahkan sudah memasuki bulan ke sembilan yang artinya hanya tinggal menunggu waktunya tiba. Entah hari ini, besok atau lusa Prilly akan melahirkan."Sayang aku mau ke tempat mama sebentar yh, mau ngambil baju buat si dede yang kata mama bekas dulu aku itu lho. Masih bagus sayang kalo di buang" kata Prilly sambil mengendalikan stir mobilnya.
Iya, pasalnya saat ini Prilly sedang dijalan menyetir mobil. Padahal Ali sudah melarang, kalo Prilly jangan nyetir mobil sendiri. Mengingat sedang hamil tua begini, tapi emang semenjak Prilly hamil Ali udah nggak ngebolehin Prilly bawa mobil sendiri sh.
"Hah? Apa? Kamu dijalan, bawa mobil sendiri?"
"Iya, cuma kerumah mama ko ayy... dekat"
"Ya Allah sayang... kamu bandel banget sh, aku kn udah bilang jangan bawa mobil sendiri"
"Abis gimana dong yank pak Amin nggak ada, lagi nganterin papa. Udah nggak papa ko, rumah mama kn dekat paling beberapa meter aja dari rumah kita" Ali sama Prilly emang udah tinggal dirumah sendiri semenjak tujuh bulanan Prilly, katanya biar mandiri. Rumahnya masih dekat sama rumah orang tua Prilly cuma beda komplek aja, sengaja kalo ada apa2 biar enak kata Ali waktu itu.
"Astaghfirullah yank, kenapa nggak nunggu aku pulang aja sh?" Ali resah bukan main, masalahnya ini yang pertama kali Prilly bawa mobil selama kehamilannya. Walaupun dekat Ali khawatir, namanya orang hamil tua nyetir mobil sendiri, suami mana yang nggak khawatir coba? Suami nggak peduli istri kali yang kaya gitu mh.
"Udah ya ayyy, kamu jangan khawatir gitu ah. Aku ba..."
citttttt
Brakkkkkk
Darah segar bercucuran keluar dari pelipis, telinga dan selangkangan Prilly. Bau anyir menyeruak tercium, cuma suara riuh orang2 berlarian mendekat yang terakhir Prilly dengar.
Disebrang sana Ali mendengar suara hantaman yang dahsyat sebelum sambungan handphone Prilly putus.
"Astaghfirullahal adziiimmm... ya Allah, iii... itu suara apa?" Suara Ali terbata. Rasanya lututnya lemas, bibirnya kelu. Pikiran2 buruk pun berkeliaran diotaknya, apa yang terjadi sama Prilly? Kanapa suaranya seperti orang kecelakaan? Batin Ali
Drrrrtt drrrtttt
Gataran suara handphone membuyarakan lamunan Ali, ternyata dari nomor Prilly.
"Ha halo sayang, kamu nggak papa kn. Kamu baik2 aja kn yank, hallo?"
"Halo pak, saya dari kepolisian yang menemukan handphone ini saat terjadi kecelakaan barusan. Apa benar ini suami dari ibu yang mengalami kecelakaan?" Tanya orang yang ada disebrang.
"A...apa? Istri saya kecelakaan, astaghfirullah nggak mungkin. Anda jangan bercanda yh" balas Ali tak percaya
"Ma'af pak saya tidak bercanda, istri bapak memang mengalami kecelakaan beruntun. Istri bapak sekarang sedang dibawa kerumah sakit sama pihak kepolisian" terang polisi tersebut.
"Ya Allah Prilly... istri saya dibawa kerumah sakit apa?"
"Istri bapak dibawa kerumah sakit Ibu dan Anak, pak"
"Baik, terimaksih. Saya segera kesana" Ali buru2 menutup teleponnya lalu bergegas menuju rumah sakit.
*****
Ali POV
Lutut gue rasanya lemes banget, gemeteran nggak ada tenaga pas dapat kabar kalo Prilly mengalamai kecelakaan. Gue udah ngewanti-wanti banget dari awal kehamilan Prilly, gue tuh ngelarang keras dia buat nyetir mobil sendiri. Bukan apa, tapi ini nih yang gue takutin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Cinta
FanfictionKatanya sahabat tapi posesif, katanya sahabat tapi saling cemburuan... Ini adalah tentang cinta Ali dan Prilly. Tentang cinta sepasang sahabat yang terjebak dalam zona nyaman bernama persahabatan. Tentang cinta yang butuh status untuk pembuktian. T...